Ia tak menjawab, justru tangan kekarnya itu mengelus pelan puncak kepala gadis itu. "Ini malam-malam keluar gak pake jaket, gak dingin apa, hum?"
Syakila menurun tangan Nathaniel dari kepalanya, ia tau cowok itu berusaha mengalihkan pertanyaannya. "Jangan ngalihin Nath, lo suka gue?"
Cowok itu semakin mengembangkan senyumannya, "ya, gue suka sama lo, gue jatuh hati sama lo."
"Sejak kapan?"
"Sejak gue mata-matain lo," sambil menjawil hidung mancung gadis itu dengan gemas. "Tapi lo gak perlu khawatir apalagi merasa gak enak sama gue. Mau lo jawab atau gak ya bukan masalah kok, yang paling utama itu lo harus bahagia, gue juga ikut bahagia. Ayok senyumnya mana, cantik?"
Gadis itu menunduk dan memilih memeluk lelaki jangkung itu. "Gue sahabat yang jahat buat lo, kenapa gak lo jauhi gue aja? Kenapa lo malah suka gue, yang padahal gue suka sama sepupu lo? Kenapa?"
Nathaniel membalas pelukan Syakila, ia pun menjawab pertanyaan gadis itu dengan tulus dan hangat, "Peran gue sama seperti Keanu, memantau dan menjaga lo agar selalu aman dan nyaman."
****
Minggu berikutnya, Syakila masih setia menunggu kabar dari Samudra. Dirinya sudah bertanya pada Nathaniel, tetapi lelaki itu juga tidak tau kemana perginya kabar Samudra.
Nathaniel menghembuskan napasnya, melihat wajah muram Syakila membuat hatinya terbelenggu oleh rasa bersalah. Sejak pagi gadis itu terus bertanya tentang sepupunya itu, sempat ragu dengan jawabannya yang selalu sama sebelum akhirnya gadis itu lebih memilih diam tak bersuara lagi.
Lamanya hening menyelimuti keduanya, Nathaniel sendiri sampai bingung untuk mencari cara apalagi supaya gadis itu tidak bersedih lagi seperti ini. Dari jam pulang sekolah hingga saat ini hanya menyetir motornya pelan dan berjalan tanpa mempunyai arah tujuan.
Syakila masih nyaman menyenderkan kepalanya di punggung Nathaniel. Hatinya selalu merasa tidak nyaman dan gelisah, pikirannya tentang Samudra masih melekat.
Apa kabarnya kekasihnya itu sekarang?
Apa dia baik-baik saja?
Apa dia tengah bersedih?
Apa yang sedang dia lakukan saat ini?
Ah, Syakila tidak bisa menyingkirkan keresahan hatinya. Begitu banyaknya pertanyaan yang terus menodong dirinya.
"Angkala gak akan kenapa-napa, Lala yakin itu," gumam Syakila pelan. Nathaniel masih dapat menangkap suara kecil Syakila, hatinya semakin tergores mendengar itu, 'maaf Sya...,' batinnya.
Lelaki itu pun memberhentikan motornya di sebuah Cafe miliknya, dengan pelan juga Syakila melepaskan dekapannya dan turun dari motor besar itu. "Kita nyemil bentar kuy, di dalam kita cerita lagi tentang hari ini, oke cantik?" Lelaki itu langsung menggenggam tangan Syakila dan masuk berbarengan tanpa menunggu jawaban dari Syakila.
"Hai guys, gimana hari ini?"
"Baik!!" Seru karyawannya. "Good, tolong ya antarkan menu serba coklat buat bestie gue ini," ujarnya menoleh ke Syakila sekilas membuat gadis itu juga menatapnya, lalu ia kembali menatap karyawannya, "jangan lupa kopi favorit gue ke ruangan atas. Gue mau ada urusan sama bidadari cantik ini."
"Siap Pak!"
Pffttt..
Sial, hampir saja Syakila tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
【𝑾𝒊𝒍𝒍 𝑩𝒆 𝑴𝒊𝒏𝒆?】
أدب الهواة》FOLLOW SEBELUM MEMBACA^^ ─────────────────── Syakila Auries, gadis yang sejak kecilnya sudah lebih dulu merasakan ketakutan dan mimpi buruk yang menghantui di setiap tidur nyenyak-nya. Seiring waktu berjalan dalam proses penyembuhannya, ia dipertem...