[ S E L A M A T M E M B A C A ]
•••
"XIEL-KU!! SEMANGATT!!" teriakan Xavier menggema di sudut ruangan latihan basket.
Axiella tak memperdulikannya.
"XIELL BOLANYA!!"
"XIELL AMBIL CEPAT!! MASUKAN AKHH!!"
"XIEL DI BELAKANGMU!!"
"XIEL AYOK LEMPAR BOLANYA!! YAA SEPERTI ITU!!"
"HUWAAA XIELKU SAYANG MEMANG HEBATTT!!"
"XIEL AYOOO SEK–
Dugh~
Satu bola mendarat tepat kekepala Xavier yang tengah berteriak, seketika Xavier ambruk di sana dan suasana lapangan hening.
Para siswa/i diam menganga tak percaya, di sana Xavier yang pingsan dengan benjol di jidatnya lalu Axiella yang diam menatap datar itu seolah bukan hal yang panik.
"Bawa dia," titah Axiella pada teman seperlatihannya.
"Ke- kemana?" gagap salah satu siswa.
"Uks," singkatnya pergi mengambil sebotol air dingin dan bergegas keluar diikuti dua siswa yang membopong tubuh lunglai Xavier.
Dalam benak mereka berteriak. 'BAGAIMANA BISA DIA BEGITU BERANI PADA XAVIER SIDINGIN TAK TERSENTUH INI? MESKIPUN MEREKA TAU BAHWA AKHIR-AKHIR INI DEKELNYA DEKAT TAPI TAK MEREKA SANGKA BISA SEDEKAT INI! SAMPAI BERANI MELEMPAR BOLA SECARA SENGAJA KEKEPALA XAVIER SI HOLKAY DAN DINGIN!'
Dan mereka sudah mengerti mengapa Axiella begitu dikagumi oleh siswi seantero sekolahan ini.
Gadis dingin ini begitu tak berperasaan tapi mengagumkan di waktu yang bersamaan.
•••
Tiga jam berlalu, di ruangan yang hening kini mulai ada tanda-tanda kehidupan.
"A-arkhh," ringis pemuda yang terdapat memar di jidat putihnya.
Iris merah darahnya mulai terbuka dan berkedip lalu menyusuri ruangan serba putih itu hingga terhenti pada gadis dingin yang tengah menatapnya datar.
"Ka-kau siapa? I-INI DIMAN–Akhhh!!" Xavier meringis kala Axiella menjitak benjolannya.
"Jangan drama!" sinis Axiella.
Axiella menemani Xavier di UKS, sebenarnya tadi itu ia sengaja melempar bola kearah Xavier agar pemuda cerewet itu diam.
Tapi tak ia sangka pemuda ini begitu lemah sampai pingsan selama tiga jam.
"Ck! Sakit tau jahat banget, aku gak suka!" ketusnya tak berani lagi untuk ngedrama, tadinya ia ingin pura-pura amnesia agar Axiella merasa bersalah tapi taunya🗿
Axiella memutar bola mata malas, tangan rampingnya meraih botol mineral, "Minum,"
Xavier mengerinyit bingung namun ia tetap mengambil dan minumannya bagaimanapun ia haus.
"Pokonya kamu udah keterlaluan! kamu pikir aku ini ro–
"Makan!" potong Axiella menyodorkan sesendok nasi goreng.
"Gak ma–ammm!!" belum selesai ia mengomel Axiella segera menyumpal mulutnya dengan nasi goreng sehingga mau tak mau Xavier menerima dan mengunyahnya terlebih dahulu.
Seakan tak memberi kesempatan untuk Xavier berceramah Axiella dengan tak berperasaan menyumpal kembali dengan nasi goreng setiap kali ia akan membuka mulut.
Sampai nasi goreng itu tandas tak tersisa, "Eukk~ kenyang, kamu tau aja kalo aku lap– Tidak!! Aku ... Aku pingsan berapa lama?!" paniknya lalu melirik kearah jendela yang sudah gelap.
"Ini jam berapa! setahuku kamu latihan itu jam empat?" tanyanya menoleh kiri kanan mencari jam, "JAM TUJUH!!"
"Yah, merepotkan." Axiella bergumam tapi masih bisa didengar Xavier.
"YAKK! INI JUGA SALAHMU!!" teriaknya mengalihkan jantungnya yang berdegup kencang, bu-bukan berdegup karna jatuh cinta melainkan karena takut.
Jujur saja dirinya itu paling anti dengan kegelapan, apa lagi ini masih di area sekolah di lantai tiga! Ia tau UKS ini ada di lantai tiga.
"Aku masih sabar menunggumu di sini, kita impas," acuh Axiella berdiri menatap Xavier yang menatap kiri kanan dengan takut, "Kau takut?" tanyanya yang seketika membuat Xavier gelagapan.
"Ti-tidak! mana ada aku takut!" elaknya gugup dengan keringat dingin yang senantiasa mengucur di pelipisnya.
"Baiklah, aku akan pulang," pamit Axiella akan pergi namun ditahan oleh Xavier.
Axiella bisa merasakan tangan Xavier yang bergetar dan dingin.
"Jangan pergi dulu! Kau masih memiliki hutang, aku tak akan memaafkan mu jika kau meninggalkan ku dalam selangkah pun!" tekannya penuh ancaman.
"Bilang saja kau takut," cibir Axiella malas.
"Hey!! Mana ad–
Brughh!
"HUWAA!!" Xavier berjengit kaget refleks ia bangkit dari duduknya lalu memeluk Axiella erat kala suara barang jatuh terdengar di luar pintu UKS.
Dan Axiella lagi-lagi merasakan tubuh Xavier yang bergetar dengan nafas tersengal.
"Lepaskan bodoh!"
"E-engga! Itu diluar a-ada hantu!"
Mata Xavier terpejam rapat, wajahnya ia sembunyikan di cruk leher Axiella, jantungnya berdegup kencang karna takut.
Axiella yang tak ingin membuang waktu di sekolahan ini pun dengan lembut menggenggam tangan Xavier dan mendorong bahunya membuat sang empu melepaskan dekapannya.
"Aku ada disini," katanya lembut lalu menarik Xavier keluar dari ruangan UKS.
Beruntunglah lima langkah dari UKS ada lift, Axiella menghela nafas pelan lalu memencet tombol satu yang di mana langsung tertuju ketempat parkiran.
"Kau membawa apa?"
"Mo-mobil," gagap Xavier masih menutup rapat matanya, Axiella yang melihat itu menghela nafas berat.
Cool dari mananya?. Tanya Axiella dalam hati melihat Xavier yang kaya bocah lima tahun ini.
[ T E R I M A K A S I H U D A H B A C A ]
🍀🖤🍀
haha ucul banget sih mereka^^
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M ANTAGONIS
FantasyIni cerita tentang Axella si diam-diam menghanyutkan Bertransmigrasi ketubuh Axiella sang figuran novel. _________________________________________ START :07/22. END : 12/22 Maret