[ S E L A M A T M E M B A C A ]
•••
Prang!
AKH!!
Suara pecahan di tengah kantin membuat fokus mereka teralih pada satu gadis yang terduduk di lantai dan satu gadis yang berdiri dengan rok yang sudah kotor oleh jus Alpukat.
"Lariaa!" geram Areta yang terkena tumpahan jus alpukat dari Protagonis letoy di depannya.
"Ma-maaf, hikss ... Ak-aku gak sengaja," tangisnya mulai pecah, tubuhnya bergetar takut karena aura Areta yang menggelap.
"Lo itu tolol apa gimana sih? Lo kurang makan hah? Sampe jatoh dan numpahin makanan kebaju gue hampir setiap hari? Lo tau, beli baju di koprasi itu pake duit Laria pake duit!" sungut Areta yang selama empat hari terkena jus atau apalah dari Protagonis sialan di depannya.
Laria tak menjawab dia malah menangis dan semakin bergetar ketakutan.
"Senin kuah bakso, selasa jus mangga, rabu sup pedas, kamis teh manis, LALU SEKARANG?! JUS ALPUKAT!! LO ITU SENGAJA BUKAN SIH BANGSAT!! KENAPA KEGUE MULU NYIRAMNYA SETAN, PADAHAL GUE UDAH DIEM DAN GAK BULLY LO!!" teriak Areta, semua siswa/i mulai memikirkan ucapan Areta.
Ucapan Areta ada benarnya juga, terlebih di setiap kejadian begini pasti diawali dari Laria duluan.
Ahh jika mereka yang ada di posisi Areta juga pasti akan sama marahnya.
- Ck kenapa dia lagi sih!
- Tadi nyari gara-gara sama xielku!!
- Lama-lama sikap polsonya sangat amat diragukan.
Dll..
Laria yang mendengar itu mencengkram roknya dalam diam, ia emosi! Sungguh emosi! Bukan ekspresi ini yang ia mau!
Ayo jambak dan tampar aku sialan! Batin Laria menatap Areta dengan penuh kasihan, berharap Areta akan jijik dan memukulnya.
Karena dengan Areta main tangan padanya maka semua orang akan berpihak padanya lagi.
Sedangkan Axiella masih tak peduli bahkan ia masih asik makan tanpa menoleh kekanan dan kekiri.
Hingga ia merasakan seseorang duduk di kursi sisinya membuatnya mau tak mau menoleh.
"Hai manis, ketemu lagi kita. Gimana? Suka gak sama drama didepan?" tanyanya dengan senyuman manis yang tak pernah luntur.
Axiella menatap datar Kakak kelasnya, Xavier yah Xavier lagi-lagi dia.
"Eh, kamu suka makan bakso? Haha kita punya selera yang sa–
"Gak!" potong Axiella cepat.
"Gak? Gak apa?" bingungnya namun Axiella berhenti memakan baksonya lalu beranjak dari duduknya akan pergi tapi dengan segera Xavier meraih pergelangan tangan Axiella, "Mau kemana? Baksonya masih banyak tuh,"
Axiella tak menjawab, tapi matanya menatap lengannya yang digenggam Xavier, namun fokusnya bukan di situ melainkan dirasanya.
Apa ini tubuh yang berbeda? Batinnya ketika ia tak merasakan jijik saat bersentuhan dengan kulit orang lain.
Baguslah, jadi tak perlu membunuh orang lagi. Lirihnya dalam hati lalu menepis tangan Xavier dan pergi dari kantin.
"DEK!!" panggilan Xavier yang tak digubris Axiella membuatnya menghentakkan kaki kesal, "Ck! Dingin banget sih, batu es aja masih bisa gua makan!" cetusnya memasukan bakso kemulutnya dengan kesal.
***
Sorenya Axiella sudah siap akan pulang, ia akan masuk kedalam mobil namun lagi-lagi tangannya di cekal seseorang.
"Dek, ternyata kamu bisa main basket juga ya?" lagi dan lagi Xavier yang mencegatnya.
Dengan penuh kesabaran, Axiella menoleh kebelakang, ia sangat kesal sungguh.
Dia sangat cape setelah berlatih basket tadi, ingin pulang dan mandi lalu makan tapi Kakel setannya ini selalu saja mengganggunya!
Ingin rasanya Axiella berteriak 'JANGAN GANGGU GUE SIALAN!' tapi sayang tak bisa.
Dengan senyuman manisnya yang membuat horor dan bulu kuduk Xavier berdiri seketika, Axiella berucap, "Ada apa kah Kakak kelas ku yang budiman?" oh catat ini kaliamat terpanjang yang ia katakan saat dirinya menjadi Axiella.
"Hehe i-itu se-senyum mu manis," gagap Xavier, jika ini bukan Axella mungkin tak akan ada yang sadar jika pujian ini sebaliknya.
"Kau menyukainya?" ingin rasanya Xavier berteriak 'TIDAK!' tapi mana bisa, nyawanya lebih penting sekarang.
"Y-ya ssss-sus-suka!" Axiella semakin tersenyum lebar yang membuat Xavier kaku, bukan kaku terpesona tapi lebih kesemakin ngeri.
"Ba-baiklah Dek manis, Kakel tampan ini akan pulang duluan. Hati-hati di jalan dan sampai jumpa besok!" teriaknya berlari kearah mobilnya, jika berlama-lama menatap senyuman horor Axiella. Takutnya ia akan pingsan.
Axiella kembali mendatarkan ekspresinya lalu ia masuk kedalam mobil jemputannya dan pergi dari area sekolah.
Untuk alur?
Ia tak peduli jika alurnya berubah atau tidak, karena dari awal ia malas memikirkannya.
Tapi sepertinya alur mulai berubah dan sialnya dirinya malah ikut terseret kedalamnya.
"Xavier sialan," gumam Axiella menatap jejalanan.
Pikirannya tertuju pada Areta, gadis malang itu sudah berjuang keras untuk mengubah alurnya, membuatnya sedikit merasa iba.
"Menjadi orang baik sedikit, tidak buruk juga," lirih Axiella menghela nafas berat.
[ T E R I M A K A S I H U D A H B A C A ]
🍀🖤🍀
Axella ini memang dingin minim ekspresi tapi hatinya tidak sedingin itu, ia masih memiliki simpati walapun cuma sedikit:)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M ANTAGONIS
FantasyIni cerita tentang Axella si diam-diam menghanyutkan Bertransmigrasi ketubuh Axiella sang figuran novel. _________________________________________ START :07/22. END : 12/22 Maret