4.🍀

66.1K 6.6K 80
                                    

[ S E L A M A T M E M B A C A ]

•••

Bisa di katakan Axiella ini sabar, sangat sabar menghadapi Kakak kelas semacam Xavier ini, sudah tiga hari setelah pertemuan dan menjadi saksi di depan lift itu, Xavier selalu menyapa atau mengajak ngobrol Axiella meskipun yang didapat cuma acuhan.

Seperti sekarang.

"Kamu bolos Dek?" tanya Xavier basa-basi, ya karna dirinya juga tengah membolos dan tak sengaja melihat Axiella yang duduk memandangi jejalanan di atas rooftop.

Axiella tak menjawab, toh orang bego juga tau dirinya tengah membolos karena ini masih di jam pelajaran.

Xavier duduk disisi Axiella, ia juga diam menatap kedepan, "Dek kamu percaya transmigrasi?"

"Percaya," singkat memang tapi sukses membuat Xavier menoleh dengan binar cerah di matanya.

"Kamu percaya gak kalo dunia ini tuh novel?" Axiella sontak menoleh dengan alis mengerut.

Sudah ku duga. Batinnya, yaa selama tiga hari ia direcoki oleh Kakel aneh ini, ia sudah mulai curiga akan gerak geriknya yang menatap Laria penuh jijik dan menatap Areta biasa saja.

"Kamu bodoh atau tolol? jelas ini dunia nyata!" jawabnya dengan nada jengkel membuat Xavier mengangguk lesu.

"Yah, tak ada yang percaya. Tapi begitulah ..." lirihnya, memang ia senang saat Axiella mempercayai Transmigrasi, tapi ia tak menyangkal jika Axiella tak percaya ini dunia novel sebab di sini juga hidup seperti dunia nyata.

"Tapi percaya atau tidak, ini memang dunia novel, aku salah satu orang yang masuk kesini setelah membaca buku milik Adikku karna bosan," katanya mulai bercerita.

Sekarang Xavier tak peduli mau gadis di sisinya percaya atau menganggapnya gila, ia sudah percaya jika gadis dingin ini pendengar dan penjaga rahasia yang baik.

Entahlah, sejak ia masuk seminggu lalu, dirinya mulai tertarik dengan sikap Adik Antagonis ini. Karena selain sikapnya yang tanpa emosi dia juga salah satu orang yang tak peduli pada sekitar

Sangat cocok dengan jiwanya dan tujuannya yang tak ingin ikut campur kedalam alur novel, bagaimanapun ia seorang CEO muda jenius jika di dunia aslinya dulu.

Jadi sangat malas terlibat hal-hal kekanak-kanakan ini, ia juga menyesali dirinya sendiri yang membaca novel klise itu. Jika saja ia tak membaca novel itu mungkinkah dirinya tak akan terdampar di sini?

Ia sudah malas menjadi pelajar, tapi malah harus mengulang kembali pelajaran yang membosankan ini, terlebih nasibnya yang di gariskan akan mati membuatnya pusing.

Tapi sekarang ia sudah memutuskan akan memilih menjauh dari alur agar dirinya hidup aman damai di sini, toh jika ia tak mengejar Laria hidupnya bakal panjangkan?

"Kau siapa?" setelah mendengar keluhan Xavier, Axiella bertanya.

"Aku? Kau percaya?!!" serunya menatap haru Axiella.

"Aku Gabriel sky Baskara seorang CEO dari dunia asli, aku masih lajang sama kaya di sini," jelasnya memperkenalkan diri.

Baskara. Ahh dunia memang sempit, Baskara dan Reoul adalah rekan bisnis di dunia nyata, ayah Axella pernah memberi tahunya tentang kerja sama yang sudah terjalin tiga tahun lamanya.

Katanya perusahaan Sky-Company sudah berganti CEO, CEO itu dingin dan kaku dia anak tertua Baskara. Gabriel Sky Baskara  adalah CEO baru yang rumornya jenius dan tak tersentuh itu ternyata si sialan yang selalu menyapanya dengan wajah bodoh ini?

Aih rumor memang rumor, nyatanya CEO dingin nan tak tersentuh ini CEO bodoh dan kuker(kurang kerjaan) yang selalu menempelinya di sini.

"Oh, jika ini novel lalu seperti apa endingnya?" tanya Axiella, ia tak akan memberi tahukan identitas miliknya sebelum semua selesai.

"Sangat buruk," kata Xavier muram, "Aku dan Kakakmu akan mati ditangan Arsen"

"Lalu aku?" Xavier menatap Axiella, lalu menggeleng.

"Kau ... Kau hanya figuran tak penting, jadi mungkin saja ending mu masih terselamatkan." Axiella mengangguk ngerti.

"Lalu, kau mau mati?"

"Tentu saja tidak mau bodoh! siapa yang mau mati dua kali?!" sewotnya menoyor jidat Axiella.

"Ooh, terus bagaimana?" Axiella mencoba tak menanggapi rasa, meski dalam hati ia sudah menahan hasrat ingin memotong tangan kiri Xavier yang sudah berani menoyornya.

"Aku berpikir akan keluar dari alur aslinya, bagaimanapun ini kehidupan nyata. Yah meski masih ada campur tangan author sedikit,"

"Yaa benar, bagimu ini dunia novel. Tapi bagi kami ini nyata," Xavier mengangguk setuju, "Tapi kau yakin tak ingin memastikan sesuatu?"

"Memastikan sesuatu?" Axiella mengangguk, "Sesuatu apa?" saat akan bertanya tiba-tiba pintu rooftop dibuka kasar.

"KALIAN MEMBOLOS LAGI!!" suara nyaring memekikkan telinga keduanya.

Di sana seorang Gadis cantik tengah berkacak pinggang dengan name tag Dara Alviski   yang tak lain adalah wakil ketua osis di sini.

Dara berjalan dengan hidung kembang kempis karena emosi, "SEKARANG KALIAN DIHUKUM!"

•••

Areta diam dengan buku catatan yang selama seminggu ia tulis saat berada di dunia ini.

Awalnya ia hanya terpeleset di kamar mandi, tapi tak disangka dirinya pingsan dan malah masuk kedalam novel yang ia sukai.

Namun naasnya ia malah masuk ke tubuh Antagonis yang akan berakhir mati, Areta Dev Girion  Antagonis malang yang terobsesi pada Arseneld sang tokoh utama.

Padahal ia hanya seorang pelajar, Naina Pradipta adalah nama aslinya, ia berusia 18 tahun yang dimana ia sudah berada ditingkat akhir pelajar dan akan masuk ke universitas impiannya.

Namun sayang ia malah masuk kesini dan balik kembali menduduki kelas 11 SMA.

"Dosa apa gue sampe masuk kesini, kalo kedatangan gue cuma buat ngubah nasib si antagonis mungkin setelah selesai di ch- akhir gue bisa balik lagi 'kan?" gumamnya menatap kearah kolam renang yang kosong.

Bulan malam ini begitu terang, dan hanya bulan bintang lah yang setia menemani kesunyian di dunia kelam ini.

Jujur saja ia di sini sangat kesepian, ia tak memiliki teman bahkan di mansion sebesar ini ia merasa sendirian. Karena sang adik yang bersikap dingin dan tak pedulian.

Bahkan dirinya berfikir, Axiella ini tak peduli mau dirinya hidup atau mati mengingat pas Areta asli meninggal saja Axiella masih acuh tak acuh, bahkan tak menangis sama sekali.

[ T E R I M A K A S I H U D A H B A C A ]

🍀🖤🍀

Terkadang orang yang acuh tak acuh itu orang yang paling tersakiti, cuek bukan berarti tak peduli. Hanya saja orang cuek memiliki sikapnya tersendiri, orang cuek cenderung lebih peduli dan sensitif pada hal sekitar.

I'M ANTAGONISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang