CHAPTER 06

8.3K 584 35
                                    

-
-
-

Naya berjalan di koridor sembari menampilkan senyum tipis di bibir indahnya. Naya senang karena Nino sudah pulang dan akan kembali bersekolah.

Semalam Nino menemuinya, membawa oleh-oleh coklat spesial dari LN. Coklat kesukaan Naya yang sering dia makan sebelum keluarganya bangkrut.

Naya, putri satu-satunya dari perusahan estafet harus menjalani kehidupan terbalik setelah kedua orang tuanyaa bangkrut dan meninggal dunia karena kecelakaan.

Hal itu hanya beberapa orang saja yang tau karena Naya menutup rapat jati dirinya.

Semua orang hanya mengenal Naya sebagai gadis yatim piatu yang tinggal bersama sang nenek dan mendapat beasiswa untuk bersekolah di SMA Garuda yang elit.

Termaksud mantan kekasihnya, Gala.

Langkah Naya terhenti, senyum itu memudar karena Gala menghadang di depannya dan memberi tatapan mengintimidasi.

"Ada yang seneng kayaknya." ucap Gala dengan nada mengejek.

Naya berusaha mengabaikan Gala, menjauh dari sana lebih baik dari pada menanggapi ucapan Gala tetapi cowok itu menariknya dengan kasar, mendorong ke tembok lalu mengukungnya.

"Ternyata lo beneran jalang ya." ucap Gala.

Naya hanya diam, menatap datar Gala yang sedang menghinanya.

Tangan Gala menarik pinggang Naya, wajahnya dia dekatkan ke telinga Naya lalu menyeringai sebelum berbisik karena respon Naya yang sangat kaku dengan sentuhannya.

"Murahan." ucap Gala membuat Naya memejamkan mata. Hatinya sangat sakit mendengar itu tetapi lagi-lagi Naya memilih diam dan menerima semua hinaan itu.

"Berapa tarif lo?" tanya Gala.

"10 juta buat ngelayanin gue 2 jam gimana? Itu udah mahal buat lo yang murah." ejek Gala.

Cukup, Naya sudah tidak tahan dengan hinaan itu. Dia mendorong tubuh Gala, mengusap kasar air matanya yang jatuh kemudian berlalu dengan perasaan hancur.

"Semua emang salah gue. Tapi tolong jangan hina gue terus." Naya menjerit dalam hati, merutuki nasibnya.

"Naya!"

Nino datang dengan senyum manis tetapi Naya tidak peduli dan melewatinya begitu saja. Nino mengernyit bingung tetapi ketika melihat Gala tersenyum puas tidak jauh dari sana, barulah dia paham apa yang terjadi.

"Jangan sakiti Naya terus. Kalo emang rasa cinta lo udah hilang, lepasin dia."

Setelah mengucapkan itu pada Gala, Nino pergi menyusul Naya yang pergi entah ke mana.

Sedangkan Gala terdiam karena merasa dejavu dengan kalimat itu, kepalanya mendadak sakit dan jantungnya berdebar sangat kencang.

"Gala! Lo kenapa?" Bara menepuk pundak Gala dan sontak saja cowok itu berbalik lalu rasa sakit yang tiba-tiba itu juga menghilang.

"Gue, nggak apa-apa."

-
-
-

Jam istirahat semua murid berhamburan ke kanti tetapi tidak dengan Naya. Bagi seseorang yang tidak memiliki teman, dia lebih suka duduk menyendiri di taman belakang atau rooftop sekolah.

Seperti saat ini, Nana duduk di bangku taman belakang sembari memegang buku pelajaran dan membacanya dengan teliti.

Hal yang Naya lalukan setiap hari ketika istirahat tiba karena di kelas yang berisik itu Naya tidak bisa berkonsentrasi.

Tetapi ketenangan itu sepertinya akan tergangu karena kehadiran seseorang,  Izza datang dengan tatapan sinis siap membully-nya kembali.

"Mau apa lo?!" ketus Naya.

14 DAYS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang