-
-
-Malam itu Gala akan bertemu dengan Brian, menanyakan perihal keaslian obat yang kemaren dia beli. Celana sobek-sobek ala anak remaja dan hodie hitam bergambar tengkorak, Gala dengan gaya watadosnya memasuki sebuah Cafe yang lumayan rame pengunjung.
"Sialan! Lo ngasih gue barang palsu!" Gala yang baru sampai langsung saja berbicara ketus pada Brian yang sedang santai menyeruput kopi hitamnya.
"Apanya?" tanya Brian tak mengerti.
"Obat yang lo kasih kemaren palsu!" sungut Gala, dia sudah duduk di kursi depan Brian dan menatapnya nyalang.
"Enak aja palsu! Itu original 100 persen ya!" jawab Brian, kesal.
"Original apa? Vitamin nafsu makan?!"
Brian semakin mendengus, dia sangat paham dengan sifat Gala yang tidak akan percaya apapun jika tidak ada bukti di depan matanya, "Lo beneran nggak percaya?!" tanya Brian.
"Nggak!" jawab Gala santai, dia duduk bersandar sembari bersidekap dada menatap tajam ke arah Brian.
Menghela nafas, akhirnya Brian mengeluarkan ponselnya, menunjukkan beberapa chat pesan dan bukti barcode tentang keaslian barang yang dia jual.
Brian tidak terima, karena selama ini baru Gala yang mengatakan palsu. "Nih, udah banyak testimoninya juga." ucap Brian.
Gala berdecak, "Kayak seles MLM lo!"
Brian kembali menyimpan ponselnya lalu menatap Gala, "Gimana? Manjur?" tanya Brian penasaran.
"Manjur tai lo! Dia biasa aja padahal minum 4 sekaligus." kesal Gala ketika mengingat tidak terjadi apapun pada Naya setelah meminum obat itu.
Hal itu sontak saja membuat mata Brian membola karen kaget, "Apa?! Lo gila!"
Gala tersenyum sinis, "Gue waras, dia yang gila. Gue nggak nyuruh kok." ucap Gala tanpa rasa bersalah.
"Bisa mati anak orang, Gal!" ucap Brian frustasi, bagaimanapun jika hal itu terjadi dia juga akan terseret dan bisnis haramnya akan terbongkar.
"Buktinya dia baik-baik aja, Yan. Masih sehat!" sungut Gala.
"Seriusan?" tanya Brian tidak percaya karena satu kapsul dosis obat itu, biasanya sudah bisa membuat pendarahan hebat jika peminumnya memiliki inunitas lemah.
Gala menghela nafas kasar, "Jadi gimana lo mau tanggung jawab?" tanya Gala.
"Amazing, Gal. Kayaknya dia nggak hamil deh." ucap Brian mengira-ngira.
"Gue udah cek." jawab Gala cepat.
"Terus?"
"Hamil, tapi obat palsu lo nggak mempan." sungut Gala.
Brian diam, dia ikut berpikir seperti Gala apa yang sebenarnya terjadi dan mengira-ngira jika obatnya memang palsu.
"Besok gue bawain obat sisa cewek gue deh." putus Brian.
"Terserah lo! Tapi kalo gagal, balikin duit gue." ketus Gala.
"Duit lo banyak elah, rugi gue." protes Brian.
"Bodo amat!" Lalu tatapan Gala beralih pada seseorang yang yang berjalan pelan membawa minuman smooth berry.
"Dia masih kerja di sini?" tanya Gala dalam hati.
Naya dengan seragam pelayan cafe, menghampiri pelanggan dengan senyum ramah sembari membawa pesanan.
Naya sudah lama bekerja di cafe sebagai pelayan. Meski sekolahnya gratis, hidupnya tidak gratis. Itulah alasan Naya bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
14 DAYS
Teen Fiction"Hanya kamu yang aku mau di dalam hidupku." -14DAYS Naya mengaku hamil pada Gala, pacarnya. Tetapi Gala merasa tidak pernah menyentuhnya dan memutuskan Naya dengan kejam. Lalu seiring berjalannya waktu Gala mengetahui hal yang selama ini tidak dia k...