CHAPTER 22

6.3K 537 65
                                    

Cowok kalo ngambek atau marah, peluk aja. Pasti luluh.

Tapi kalo modelan kek Gala, mundur njir... Serem...

🤣🤣

-
-
-

"Semua dugaan gue benar, mereka emang ada hubungan khusus. Naya, Nino, Izza, tulip ungu, Bandung, kebun bunga. Tapi apa?" Sial!! Apa sih sebenarnya?"

Sejak kemaren Gala terus memikirkan hal itu, dia juga menuliskannya di buku dan mencoba mengaitkan semua dengan ingatannya.

Bahkan ucapan Naya yang terdengar asing dan yang familiar, semua dia tulis secara rinci tetapi tidak juga menemukan jawabannya.

tring

Ponsel Gala berbunyi, dia segera mengeceknya tetapi kemudian mendengus kesal. Sebuah notif pengingat yang selalu muncul di layar ponselnya, tepat jam 10 malam dan jam 7 pagi.

10 days

"Apa sih! Ini lagi."

tring

Biasanya Gala akan menghapus pengingat itu tetapi kali ini dia mengabaikannya karena ada satu lagi notif pesan masuk yang sejak tadi dia tunggu.

Video pembullyan Naya yang dikirimkan Bian sebagai bukti jika cowok itu melakukannya sesuai perintah.

Video berdurasi 22 menit itu menampilakan bagaimana Naya di bully habis-habisan oleh geng Bian. Tangisan dan jeritan kesakitan yang Naya ucapkan membuat dada Gala merasa sakit.

Tetapi dengan keegoisan dan pemikirannya, Gala berusaha menepis semua itu.

"Dia benaran hamil? Kenapa kayak nggak hamil sih?" Gala bergumam mengomentari video dimana Naya didorong kuat beberapa kali hingga tersungkur dan terhempas di lantai.

Jika pada umumnya itu terjadi pada perempuan yang hamil muda, sudah pasti mereka mengalami pendarahan hebat. Tetapi Naya hanya sedikit meringis dan menangis.

"Sialan! Gue pusing." umpat Gala,

Lagi-lagi kepala Gala terasa sakit dan berdenyut hingga keringat dingin keluar begitu banyak di keningnya.

Ponsel Gala kembali berbunyi, telpon masuk dari Bian segera Gala angkat meski nafasnya mulai terasa sesak.

"Gimana?"

"Nanti sore, pulang sekolah bawa dia ke belakang. Gue bakal liat sendiri hal menarik itu." Gala menyeringai licik penuh rencana, dendam itu membutakan mata hati dan menghilangkan rasa cintanya.

"Dendam banget lo sama dia, bukannya kalian dulu akrab?"

"Nggak usah banyak tanya! Beres, bayaran gue tambah." ketus Gala karena ucapan Bian sedikit menggangunya.

Semua orang tau mereka dulu berpacaran, tetapi Bian mengatakam mereka hanya akrab.

"Yang penting aman dari pihak sekolah."

"Deal!"

-
-
-

"Permisi." cicit Naya takut-takut ketika dihadang oleh Bian dan teman-temannya saat pulang sekolah.

Bian menyeringai, "Bawa." titahnya.

Bian tidak takut diketehui murid lain atau guru karena mereka semua sudah pulang sejak 10 menit yang lalu. Koridor yang sepi memudahkan mereka membawa Naya dengan paksa.

"Lepas!" berontak Naya.

brak

Sesampainya di belakang sekolah, mereka mendorong Naya hingga tubuhnya menabrak tembok. Gadis itu tampak meringis kesakitan, dia menatap takut sembari mengusap pundaknya.

14 DAYS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang