CHAPTER 04

8.9K 583 63
                                    

-
-
-

Naya jalan tertatih, menahan rasa sakit di lutut dan perutnya. Tidak peduli dengan tatapan sinis semua orang karena penampilannya yang kacau, Naya tetap berjalan di koridor menuju kelas.

"Lo kenapa Nay?" tanya Bara saat berpapasan dengan Naya, dia mengernyit melihat kondisi Naya yang meringis menahan sakit.

"Eh lutut lo berdarah." kaget Bara ketika dia melihat darah mengalir dari lutut Naya.

Gue nggak apa. jawab Naya, dia mengabaikan Bara dan terus saja berjalan.

Bara menghela nafas, sepertinya dia tau apa yang sudah terjadi pada Naya. Bara mengejar Naya dan meraih tangannya, membantu Naya yang sedang berjalan dengan tertatih, "Ayo ke UKS." ajak Bara.

"Gue bisa sendiri." Naya menyentak tangan Bara dengan pelan, semua orang menatapnya semangkin sinis karena interaksinya dengan Bara yang bisa di bilang cowok famous setelah Gala dan Nino.

Apa lagi saat ini Bara sudah memliki kekasih, Naya tidak ingin di sebut sebagai perempuan gatal yang suka menggoda cowok orang.

"Nggak, ayo gue temenin." keukeuh Bara.

Melodi kebetulan lewat, dia menatap heran interaksi Bara dan Naya. Melodi berjalan mendekat, menghampiri mereka yang sedang berdebat.

"Bara."

Merasa terpanggil Bara menoleh, dia tersenyum melihat Melodi berdiri tidak jauh darinya lalu melepaskan tangan Naya karena gadis itu langsung menariknya,

"Beb sini." panggil Bara.

"Naya kenapa?" tanya Melodi.

"Lututnya berdarah." jawab Bara.

Tepat setelah itu, tubuh Naya ambruk. Untung saja Bara dengan sigap menahannya sebelum jatuh ke lantai.

"Astaga Naya." pekik Melodi karena kaget, suaranya membuat semua orang di sana mengalihkan perhatian mereka pada Naya.

"Gendong beb, bawa ke UKS." ucap Melodi.

Bara menggendong Naya, dia dan Melodi berjalan dengan cepat menuju UKS, raut wajah mereka saat itu terlihat sangat panik karena wajah Naya sangat pucat dan tubuh gadis itu panas. Keningnya juga banyak mengeluarkan keringat.

"Naya pucat banget." gumam Bara.

Di sisi lain, Gala sedang duduk di anak tangga, memperhatikan Naya sedari tadi. Tangan Gala mengepal melihat Bara menggendong tubuh Naya menuju UKS, rasa cemburu karana cintanya masih ada membuat nafas Gala memburu.

Gala berdecak lalu bangkit dari duduknya, "Dasar murahan." kesal Gala, dia berjalan mengikuti kemana Bara dan Melodi membawa Naya.

-
-
-

"Badannya panas." ucap Melodi, punggung tangannya menyentuh kening Naya untuk memastikan lagi suhu tubuh gadis itu ketika Bara sudah merebahkannya di atas ranjang brankar.

"Bu Sintia mana sih." ucap Bara, mereka sudah menunggu 5 menit tetapi guru yang bertugas di sana tidak ada di tempat.

"Di kantor kali. Panggil sana beb, aku tungguin di sini." ucap Melodi.

Bara mengangguk, "Ya." ucap Bara lalu dia segera pergi dari sana untuk memanggil bu Sintia yang biasanya suka berkumpul di kantor dengan guru lain saat jam istirahat.

Tak lama kemudian, pintu kembali terbuka, Melodi kira Bara sudah kembali bersama bu Sintia ternyata yang Gala datang dengan tatapan datar dan dingin.

"Gala, ngapain lo ke sini?" sinis Melodi, dia tidak suka Gala berada di sana jika hanya untuk menghina dan membully Naya.

14 DAYS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang