CHAPTER 17

6.7K 522 32
                                    

-
-
-

"Dia nggak terlihat kayak kemarin." Gala mengernyit bingung, lebam di wajah Naya hilang dan sudut bibirnya tidak terluka sedikitpun. Naya kembali seperti semula, sebelum kejadian Gala tidak sengaja melayangkan tinjuan ke wajahnya.

"Apa itu make-up." Gala kembali menggeleng, itu terlihat sempurna jika hanya ditutup dengan sebuah riasan.

"Sial! Kenapa semua jadi kayak misteri sih." gerutu Gala, dia mengusap wajahnya frustasi.

Semalam setelah bermimpi tentang masa lalunya, Gala tidak bisa tidur lagi. Dia baru bisa terlelap ketika pagi menjelang hingga membuatnya kesiangan.

Hampir jam 10 ketika semua orang akan beristirahat, Gala baru datang ke sekolah tanpa peduli hukuman yang sedang menunggu. Nyatanya, Gala selalu lolos dari kejaran BK yang sering berpatroli.

"Gala, lo kenapa?" Reva datang menghampiri Gala yang sedang duduk di anak tangga sembari memperhatikan Naya dari jauh.

Gala menggeleng, "Nggak."

Lalu Gala mengalihkan pandangannya pada Reva yang sedang bergelayut manja. Gala memperhatikan Reva dengan intens, memikirkan apa yang terjadi pada gadis itu kenapa sampai menjauhi Naya dan memusuhinya padahal dulu Reva selalu membela Naya di depan semua orang.

"Mau ke kantin nggak?" tanya Reva.

Gala mengangguk kemudian berjalan di koridor menuju kantin sembari merangkul Reva. Sesampainya di sana, setelah memesan makanan, mereka duduk di pojokan.

"Tadi kenapa lo nggak masuk kelas? Bu suci nyariin." ucap Reva.

"Mau apa?" tanya Gala, dia duduk bersama Reva tetapi matanya memperhatikan Naya yang kebetulan lewat.

"Biasa." Merasa diabaikan, Reva mengikuti arah pandang Gala membuatnya mendengus kesal.

"Kenapa merhatiin dia terus?"

"First love susah dilupain." Celetukan Bara terdengar seperti sedang mengejek Gala.

"Apaan sih Bar."

Bara ingin menaruh mangkuk makanannya di meja, hendak duduk di sana tetapi urung karena Reva mencubitnya pelan.

"Nggak usah megang gue! Genit lo." dengus Bara, dia akhirnya menarik Melodi berpindah ke meja lain.

"Bacot lo pada!" Gala kesal, apa lagi saat ini Naya sedang bersama Nino berjalan menjauhi kantin.

"Gala mau ke mana?" tanya Reva, ketika Gala beranjak pergi tetapi Gala tidak menjawab.

"Eh bro! Lo dipanggil bu Suci." teriak Bara, dia baru ingat jika tadi menghampiri Gala karena hal itu.

"Bodo amat!"

"Sekarang Gala! Kalo bolos, lo nggak bakal lulus."

Gala teringat kembali ancaman ayahnya. Jika tidak lulus maka dia akan terkekang selamanya dan tidak akan merasakan kebebasan lagi seperti sekarang.

"Sialan!" Gala menggeram frustasi, langkah yang ingin dia bawa ke rooftop kini berbalik arah menuju ruangan bu Suci.

"Gala udah belajar maximal kok bu." Sampai di depan pintu ruangan bu Suci, Gala mendengar suara Naya di dalam sana membuat niatnya untuk masuk urung.

"Jangan bohong Naya, Gala jangan dibelain terus."

Bukannya senang, Gala semakin kesal dengan Naya. Dari dulu dia tidak suka dibela oleh siapapun karena Gala merasa hal itu akan menjatuhkan harga dirinya.

"Penjilat." gumam Gala lalu dia membuka pintu dengan kasar tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

brak

14 DAYS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang