"Dugaan"
Hawa di sekitar terasa mencekam dan menyesakkan namun bagi mereka yang menginginkan ke adilan itu bukanlah sebuah halangan. Putra Mahkota dan Putri Mahkota, di kehidupan sebelumnya tidak ada yang memberikan keadilan bagi mereka, bahkan hingga akhir kisah Son Naeun Michelles sekalipun, keadilan masih tertimbun.
Dan di kehidupan saat ini, Naeun ingin memastikan ke tidak adilan itu tidak terulang kembali agar dirinya bisa hidup dengan berbeda dari sebelumnya. Yang paling Naeun inginkan adalah terlepas takdir dari sosok Pangeran kedua di kerajaan Delsen ini.
Laki-laki muda yang memiliki bola mata abu ciri khas keluarga kerajaan Delsen itu berjalan dengan berat, mendekat kearah Naeun dengan sorot mata yang terasa dingin dan menusuk.
Ketika keduanya telah berhadapan, Naeun tetap berdiri dengan tegap dan menatap penuh keberanian, tidak ada sorot ketakutan atau malu-malu dari mata coklatnya karena kebenciannya telah ia perlihatkan tanpa ragu.
"Lady Son Naeun Michelles, apa yang telah Anda rencanakan?" pertanyaan itu terdengar amat lirih namun penuh dengan penekanan. Naeun kira sepertinya hanya dirinyalah yang bisa mendengar pertanyaan itu.
Naeun menatap Jongin disisi kanannya lalu beralih ke Mijoo yang menatapnya dengan tidak mengerti. Kembali menatap wajah rupawan yang dulu sangat ia puja, sebelum berucap dengan dinginnya, "Saya tidak sedang merencanakan apapun Yang Mulia, memangnya apa yang bisa di lakukan oleh nona muda yang memiliki rumor bodoh ini? Maafkan saya jika saya menyinggung anda Yang Mulia, saya hanya tidak ingin melihat ketidak adilan yang nyata."
Naeun melempar senyum tipis kepada Pangeran Sehun dikala mata coklatnya menangkap kilatan tajam dari mata abu itu. Sorot mata itu, Naeun tidak takut lagi karena di kehidupan sebelumnya dia sudah sering mendapatkannya dan itu membuatnya tidak merasakan takutnya.
"Lady Michelles, mengapa anda berbeda? Seharusnya bukan seperti ini, anda tidak seharusnya bertingkah seperti ini."
Sesaat Naeun merasa tubuhnya memaku, suara desisan Pangeran Sehun itu terdengar aneh di telinganya. Mengapa ia merasa jika penggunaan kalimat tanya itu terdengar seperti sebuah rahasia?
Naeun berusaha untuk tetap tenang lalu bertanya dengan bingung. "apa maksut anda Yang Mulia? Lady ini tidak mengerti."
Dengan jantung yang berdegup kencang Naeun menunggu.
Pangeran Sehun dengan mata abu yang menyorot tajam lebih mendekatkan wajahnya lalu mendesis dengan geram, seperti ia telah hilang kendali. "Mengapa bisa kau mengenal Putra Mahkota? Ini bukan yang harusnya terjadi. Alih-alih menerima lamaranku kau malah menjauh dengan pedang yang kau hunuskan, mengapa kau berbeda dari dirimu yang sebelumnya?"
Walau Naeun sudah terbiasa dengan mata tajam itu namun tubuhnya tetap tidak bisa berbohong, dia masih bisa terintimidasi. Rasa takut dan gugup hampir mengambil alih tubuhnya sebelum Mijoo dengan cepat menarik tangannya dan membawa tubuhnya di belakang tubuh nona muda itu. Mata biru milik nona muda dari kediaman Duke Ferldick menatap dengan tanpa rasa takut pada Pangeran kedua kerajaan Delsen ini.
"Maaf atas kelancangan saya Yang Mulia, tapi menurut saya anda tidak memiliki hak untuk menyudutkan saudari saya. Disini ada saya dan tuan muda Bence yang juga memberikan kesaksian atas Yang Mulia Putri Mahkota lalu mengapa hanya Lady Naeun yang anda pertanyakan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Start Over Again [End]
Fanfiction(Reinkarnasi #2) Palsu, sakit, bodoh dan.... dendam Itu yang naeun rasakan saat ini. naeun harap, jika boleh mengulang semuanya dari awal maka dia akan mengubah alur cerita miliknya. dia tak ingin menjadi gadis bodoh yang buta akan cinta. kriet. m...