🍁. Epilog

356 37 1
                                    

"Akhir Cerita"











Suara hentakan kaki kuda terdengar dan hal itu membuat dua sosok bertubuh kecil yang sebelumnya tengah asik bermain segera berlari menuju asal suara.

"Keylo !! Keyla !! jangan berlari," dan di susul oleh suara seorang wanita dewasa yang sedari tadi mengawasi kedua makhluk mungil itu.

"Maaf mama !!" balas keduanya.

Dua sosok kecil itu tersenyum senang saat kedua mata hitam mereka menangkap sosok tinggi yang baru saja turun dari kudanya. "Kakek !!" panggil mereka riang.

Sosok yang di panggil kakek segera merundukkan tubuh tinggi tegapnya lalu merentangkan kedua tangan panjangnya, siap menerima serangan pelukan yang diberikan oleh kedua cucu kesayangannya.

"Haha kedua kesayangan kakek ini mengapa terlihat senang?"

"Keyla rindu kakek," ucap salah satunya dengan mimik sedih yang ia buat.

"Keylo juga !! Keylo juga rindu kakek Bence," tutur si kecil lainnya yang tak mau kalah.

Tuan Bence atau yang sering di sebut Grand Duke Bence itu tampak menghujani kecupan gemas kepada wajah dua cucu kembar lucunya itu, "padahal kita hanya berpisah selama dua hari."

"Itu karena tidak ada yang mau menjadi kuda untuk kami, kakek."

Tuan Bence tertawa saat mendengar ucapan polos dari cucu perempuannya itu.

"Ayah mertua sudah pulang? Ayah pasti lelah, biar saya yang membawa Keyla dan Keylo."

Suara lembut itu mengalihkan atensi ketiganya, Tuan Bence tersenyum kepada menantunya sambil menggeleng pelan. "Tidak perlu Naeun, ayah senang bersama kedua cucu ayah."

Naeun tersenyum lalu mengajak ayah mertuanya yang tengah menggendong kedua anak kembarnya itu untuk masuk ke dalam rumah.

"Bagaimana dengan perjalanan ayah mertua?" tanya Naeun sambil menuangkan teh melati.

"Menyenangkan, walau si tua Albern itu senang sekali mengeluh lelah."

Naeun tertawa pelan, ia bisa membayangkan suasana perjalanan ayah mertuanya yang penuh dengan keluhan Tuan Albern. Lalu pasti ayah mertua dan ayahandanya akan mengomeli Tuan Albern dan ada Tuan Ferldick yang hanya akan mengawasi saja.

"Menantu, setelah Jongin kembali ajaklah untuk mengunjungi ayahmu, di sepanjang jalan ia membuat telingaku panas karena terus mengomeliku yang katanya menculik putrinya. Kasihan sekali telinga tua ini karena harus mendengar suara jelek seorang kakek tua."

Mendengar keluhan lucu sang mertua tak bisa membuat Naeun menahan tawa. Ini bukan pertama kalinya mertua tunggalnya ini mengeluh akan kecerewetan Ayahandanya tentang dirinya. Ia sudah tinggal bersama Grand Duke Bence lima tahun lamanya dan selama itulah kedua kakek itu saling ribut. Namun interaksi keduanya jauh lebih manis di bandingkan sebelum kejadian tujuh tahun lalu.

Tidak terasa usia pernikahannya dengan Jenderal muda dari kediaman Bence telah berjalan lima tahun. Dari pernikahan itu lahirlah anak kembar beda jenis kelamin yang saat ini telah berusia empat tahun, keduanya lahir sehat dengan wajah yang hampir sama, yang membedakan di antara keduanya hanya warna rambut saja.

Start Over Again [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang