"Pesta Teh"
Kini ketiga wanita dari keluarga Grand Duke Michelles tengah mengantar kedua lelaki mereka yang akan kembali ke markas militer barat. Kali ini Tuan astorn dan myungsoo hanya akan pergi sementara sesuai yang di ucapkan Tuan astorn kemarin pada naeun. Memberi beberapa arahan dan tugas lalu mengecek segala ke amanan di markas lalu kembali ke kediaman Grand Duke untuk mempersiapkan pernikahan milik Tuan Muda Michelles satu.
"Jaga diri kalian baik-baik yaa. Untuk naeun dan luna, jika ada sesuatu yang kalian inginkan bisa langsung katakan pada ibunda kalian. Kami akan segera kembali."tutur Tuan astorn dengan senyum di wajah tegas itu.
"Baik ayahanda." balas naeun dan luna bersamaan.
Naeun perlahan mendekati sang kakak lalu dengan hangat memeluk tubuh tegap itu, "kakak el hati-hati yaa. Walau ini hanya pergi untuk sementara tapi tetap jaga diri."
Myungsoo tersenyum dan membalas pelukan adik kandungnya itu, berbicara dengan lembutnya, "nanti jika ada lamaran untukmu sebelum kami pulang, tolak saja langsung."
Naeun tertawa pelan, nada suara myungsoo terdengar lucu di telinganya. Seperti kakak laki-laki yang tidak ingin kehilangan adik perempuannya, terdengar manis dan lucu. "Baiklah, lagipula aku tidak ada niatan menikah di waktu dekat."
Naeun melepas pelukannya lalu beralih ke Tuan astorn, "ayahanda jangan lupa beristirahat sesampainya disana. Perjalanan menuju perbatasan barat itu lima hari dan pasti melelahkan, jadi ayahanda jangan memaksakan diri jika telah lelah, beristirahat dan jangan lupa makan."
Tuan astorn tersenyum hangat, dengan penuh sayang beliau mencium kening putrinya itu. "Baiklah akan ayahanda laksanakan. Kamu juga nikmatilah waktumu sebaik mungkin sebelum menerima lamaran seseorang."
Naeun tersenyum lalu kembali ke tempatnya semula, disisi Nyonya daisy. Mereka mengantar dua lelaki beda usia itu dengan lambaian tangan dan senyum di wajah.
"Bagaimana jika kita menikmati teh dan kue kering bersama?."tanya Nyonya daisy setelah rombongan Grand Duke Michelles tidak terlihat lagi.
Naeun dan luna saling melempar tatapan sebelum menatap Nyonya daisy dengan senang, "tentu saja ibunda."jawab luna lembut. Naeun hanya menjawab melalui senyumannya.
Mereka segera beranjak menuju samping rumah dimana kolam ikan dan kursi santai tersedia. Duduk bertiga dengan teh melati dan beberapa macam kue kering sebagai cemilannya.
"Tidak terasa kini kalian berdua telah menjadi wanita dewasa, rasanya ibunda banyak sekali melewati waktu kalian." ucap Nyonya daisy sebagai pembuka obrolan. menatap dengan lembut kedua putri dari kediaman Grand Duke Michelles itu, "setelah ini apa rencana kaian? luna?"
Luna menatap hangat sang ibunda sebelum menjawab pertanyaan itu, "diri ini masih bingung ibunda. Setelah lulus dari akademi saya fikir akan menjadi seorang istri saja, namun jika di fikirkan lagi saya masih belum siap untuk melakukan itu."
Naeun diam dengan menahan senyum sinis miliknya. Belum siap atau belum menerima surat lamaran yang di harapkan?. Naeun sangat yakin jika kini luna dan adella tengah mengharapkan datangnya surat dari kerajaan, lebih tepatnya surat lamaran dari pangeran sehun.
"Mengapa belum siap? Menjadi seorang istri bangsawan itu tidaklah melelahkan, kamu juga sudah di didik sewaktu kecil bukan?. Cobalah untuk memilih dari beberapa surat yang kamu dapatkan, ibunda lihat mereka semua anak dari para bangsawan berpangkat tinggi."
Luna terlihat melempar senyum yang naeun yakini adalah senyum paksaan.
"Lalu naeun? Ibunda telah mendengar dari ayahandamu kemarin, ibunda masih belum percaya jika gadis kecil ini telah memiliki rencana sematang itu. ibunda bangga padamu nak."puji Nyonya daisy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Start Over Again [End]
Fiksi Penggemar(Reinkarnasi #2) Palsu, sakit, bodoh dan.... dendam Itu yang naeun rasakan saat ini. naeun harap, jika boleh mengulang semuanya dari awal maka dia akan mengubah alur cerita miliknya. dia tak ingin menjadi gadis bodoh yang buta akan cinta. kriet. m...