"Debaran Yang Menyenangkan"
Kini mereka telah kembali ke paviliun belakang dengan hasil yang cukup memuaskan, walau sedikit kesal karena tidak bisa langsung menangkap si pelaku.
Keadaan Permaisuri masih kritis, jika itu menurut kehidupan sebelumnya maka besok pagi kerajaan Delsen ini akan menerima sebuah kabar duka. Racun itu Naeun tidak tahu jenis racun apa, karena di kehidupan sebelumnya dia tidak ingin mencari tahunya dan begitupun di kehidupan ini, untuk apa? Karena dia memang tidak berniat menolong Permaisuri jahat itu.
"Mijoo, bagaimana mungkin kau tidak terintimidasi dengan tatapan Pangeran Sehun? Apakah kau tidak takut?" tanya Putri Mahkota dengan penasaran.
Mijoo tersenyum singkat lalu membalas, "sejujurnya dulu saya takut dengan Pangeran Sehun, namun sejak mendengar cerita Naeun perasaan marah saya lebih besar dari pada takut. Saya fikir, untuk apa saya takut dengan seseorang itu? Lagi pula masih ada orang lain yang lebih saya takuti," Mijoo melirik Jongin sejenak.
Putri Mahkota tertawa pelan, "Jongin memang memiliki aura yang tajam, tapi dia lelaki yang baik." Dan Mijoo bisa melihat tatapan tulus penuh kasih sayang di mata biru itu.
Mijoo tersenyum tipis lalu melirik Naeun sejenak, memikirkan jika dua tahun lalu ia memutuskan untuk tidak penasaran dengan Naeun, apakah dia bisa merasakan yang namanya pertemanan tulus? Apakah bisa dia memikirkan untuk menjalin ikatan dengan orang lain? Sepertinya itu tidak jika bukan dengan Naeun. Karena ia yang tidak mudah mempercayai orang lain dengan kedudukan keluarganya yang lumayan di pandang, membuat dia tidak ingin menjalin ikatan, namun entah bagaimana Naeun bisa membuatnya tertarik dua tahun lalu dan berakhir dengan ia yang terlalu mempercayai Naeun seperti keluarganya sendiri. Namun Mijoo tidak menyesalinya, ia sangat bersyukur karena mengenal Naeun.
"Kau memikirkan apa?"
Naeun yang sedari tadi diam karena dugaan-dugaan yang menghantui kepalanya, menatap kearah Jongin yang bertanya dan menjawab dengan lirih, "aku tidak tahu untuk kedepannya, apakah akan tetap sama seperti sebelumnya atau berubah karena kita merubahnya, itu... membuatku takut."
Mijoo dan Putri Mahkota yang juga masih mendengar suara Naeun itu pun terdiam, mereka jadi ikut memikirkannya.
Jongin malah mendengus pelan lalu menyibakkan rambut hitamnya kebelakang lalu menatap datar ke arah tiga perempuan di dekatnya itu dan berucap dengan yakin, "apapun itu kita pasti menang, kalian harus yakin itu."
"Bahkan jika kita berperang sekalipun?" tanya Naeun.
"Bahkan jika kita berperang sekalipun, kita pasti menang." Bukan, itu bukan Jongin yang menjawab melainkan Putra Mahkota yang baru datang bersama Baekhyun.
Naeun dan Mijoo segera beranjak dan ingin memberi salam namun Putra Mahkota telah mengangkat sebelah tangannya tanda untuk kedua nona muda itu untuk tidak perlu menyapanya secara formal.
"Tidak perlu terlalu formal, kalian bisa memanggilku kakak saja seperti Jongin," tuturnya ramah.
Naeun mengetahui sifat hangat Putra Mahkota namun jika harus bersikap akrab dia masih belum bisa tapi pada akhirnya kedua nona muda itu hanya bisa mengangguk dengan pasrah dan kikuk.
"Dan kalian juga bisa memanggilku kakak, kak Baekhyun~" suara ceria dengan senyum menawan itu menambah kadar ke canggungan yang berada di kedua nona muda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Start Over Again [End]
Fanfiction(Reinkarnasi #2) Palsu, sakit, bodoh dan.... dendam Itu yang naeun rasakan saat ini. naeun harap, jika boleh mengulang semuanya dari awal maka dia akan mengubah alur cerita miliknya. dia tak ingin menjadi gadis bodoh yang buta akan cinta. kriet. m...