2

4 0 0
                                    

Arkha melangkahkan kakinya menaiki anak tangga untuk mencapai kelasnya di lantai empat. Arkha memasuki kelasnya dan memakai sepatunya yang sejak sebelum shalat Jumat sudah tidak dikenakannya lagi. Ia memutuskan untuk keluar kelas karena di dalam kelasnya terasa agak panas. Entah karena memang tidak ada udara atau karena tubuhnya memanas akibat menaiki anak tangga.

Melihat ada keseruan di depan salah satu kelas, Arkha merasa penasaran. Apalagi disana terlihat ada beberapa teman futsalnya. Arkha berjalan menghampiri teman-teman satu ekstra kurikulernya. Dimana dua orang teman ekstra kurikulernya itu sedang asik menggocek lawannya yang merupakan dua orang perempuan.

Entah pikiran anak futsal memang sama atau bagaimana. Tapi, yang terlintas di kelpala Arkha bukan untuk menemui teman-temannya melainkan mengikuti jejak Virzha dan Niko untuk bergabung dalam pertandingan konyol tersebut.

Arkha memang menyapa beberapa teman lainnya yang duduk di kursi balkon. Tapi, setelah itu ia ikut menggocek memainkan sepatu milik Risha. Saking sibuknya memperebutkan sepatu tersebut, Arra dan Risha bahkan tidak menyadari kehadiran sosok tak dikenal.

Arra dan Risha terlalu sibuk memperebutkan sepatu itu. Sedikit saja mereka lengah, sepatu yang sudah ada di kakinya akan cepat berpindah. Jelas saja, karena lawan mereka memang benar-benar pemain futsal. Otak mereka sudah mulai mendidih ditambah lagi suhu tubuh mereka yang sudah memanas.

"Eh, udah dong, balikin sepatunya", pinta Arra

"Bilang dulu, 'Aa Niko, balikin sepatunya, dong' hahaha", ejek Arbi yang merupakan anak dari kelas XI-IPA-2.

Sayangnya Arra bukan perempuan gampangan yang mau disuruh mengatakan kalimat menjijikan baginya. Mau tidak mau mereka harus bisa merebut sepatu itu kembali. Kali ini, karena tingkat lelahnya menghadapi cowok-cowok ini, semangat Arra semakin menggebu-gebu untuk mendapatkan sepatu milik teman dekatnya tersebut.

Akhirnya didapatinya sepatu Risha dari tangan anak-anak futsal itu. Risha pergi menyimpan sepatu miliknya, takut-takut sepatunya akan diambil kembali. Tapi, justru kali ini sepatu milik Arra lah yang menjadi incaran cowok-cowok pemain futsal tersebut. Dilepasnya langsung secara paksa dari kaki Arra dan menjadikannya bola futsal yang baru sebagai penganti bola sebelumnya.

Karena merasa tidak enak berlarian mengejar sepatu miliknya, Arra melepaskan sepatu miliknya yang masih  ia kenakan. Ia masuk ke dalam kelas untuk menyimpan sepatu miliknya di bawah meja.

Kali ini Arkha yang lebih sering maju menggocek Arra. Tanpa Arra ketahui siapa cowok bertubuh tinggi berkulit sawo matang serta proporsi bentuk tubuh yang tidak gemuk tapi juga tidak kurus ini. Arra memang tidak mengenali Arkha, bahkan melihatnya saja baru saat ini.

Arra semakin kesal mengejar cowok ini. Kakinya yang panjang membuat Arra tidak dapat mengejarnya. Belum lagi harus dihalang-halangi oleh Virzha dan Niko. Tentu saja masih dibantu oleh Risha. Bayangkan saja, mereka harus berlari hingga ke depan kelas Arkha.

"Mau kemana sih, dia?", tanya Arra.

"Kayanya dia mau ke ujung sana deh", jawab Risha.

Arra dan Risha terus mengejar Arkha hingga hampir ke ujung kelas. Akhirnya Arkha memberhentikan larinya diikuti hentian Arra dan Risha. Mereka mengambil napas sejenak. Belum juga puas mengambil napas, Arkha mencoba untuk menggocek lagi. Tentu saja Arra dan Risha mencoba untuk mencegahnya. Padahal mereka berdua melawan satu orang. Tetap saja kalah gesit.

My Last Point (REFISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang