Pertandingan Konyol

185 18 19
                                    

Apa sudah ada yang membuktikan "Cinta pada Pandangan Pertama"? Sebagian dari mereka tidak mempercayai pernyataan tersebut. Mereka mengatakan "Cinta Hadir Karena Terbiasa Bersama"

Suasana kelas saat ini memang tidak begitu ramai. Tersisa beberapa murid perempuan yang malas ke kantin karena sudah menitipkan makanan yang ingin dibeli kepada murid lainnya yang memang ingin pergi ke kantin. Ada juga yang memilih tidur siang dengan waktu yang lumayan, yaitu satu jam. Ada juga yang asik bergosip ria. Itulah yang biasa dilakukan perempuan.

Di kelas XI-IPS-3 yang tidak begitu ramai ini dikarenakan sebagian besar siswa melaksanakan shalat Jumat wajib bagi seorang muslim. Sebagian besar siswi lainnya yang memilih shalat Dzuhur di kelas karena malas turun dari lantai empat. Lebih tepatnya malas saat naik lagi ke lantai empat. Termasuk juga bagi seorang siswi yang bernama Karra Melisha Putri. Namun lebih akrab dipanggil Arra.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucapnya sambil menoleh ke kanan dan dilanjutkan menoleh ke kiri. Diangkatnya kedua tangan sejajar dengan dadanya sambil mengangkat sedikit kepalanya dan mulai berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Didirikannya tubuh yang sedari tadi duduk dengan posisi tahiyat akhir setelah mengusapkan kedua telapak tangannya ke wajahnya.

Kemudian tangannya sibuk melipat mukena berwarna mint yang dipinjam dari salah seorang temannya yang lebih dulu memakai mukena tersebut. Diletakannya mukena milik temannya itu di sisi tempat duduk si pemilik mukena tersebut sambil berkata "Makasi, ya, Risha...." dengan nada agak panjang di akhir nama temannya itu. Dijawabnya dengan satu kata agak gaul "Yoiii", "Sini, Ra" lanjutnya seolah mengajaknya duduk memakai sepatu tanpa lambaian tangan.

Tangannya mengambil sepatu miliknya tapat di samping tenpat duduknya yang berada di dekat jendela bagian pinggir. Berjalan menghampiri si pemilik mukena berwarna mint yang tengah duduk di depan kelas sambil membenarkan sepatu yang akan dipakainya. Didudukan tubuhnya untuk memakai sepatu sambil berkata "Loh yang Jumat-an udah selesai" dengan kepala yang menoleh diikuti kepala Risha yang juga menoleh kearah teman laki-lakinya di luar kelas.

***

Setelah memanjatkan doa selepas Shalat Jumat, matanya melihat ke arah pintu keluar Masjid di sekolahnya. Posisi duduk yang berada di tengah membuat laki-laki berkulit sawo matang ini sulit untuk keluar dari Masjid. Siswa bernama Melviano Arkharino yang lebih akrab dipanggil Arkha kini masih menunggu siswa-siawa yang sibuk meloloskan diri dari kerumunan jamaah shalat Jumat.

Setelah sudah beberapa manusia di Masjid ini keluar, Arkha memutuskan untuk meninggalkan tempatnya shalat. Berjalan menghampiri pintu keluar yang sudah tidak terlalu ramai seperti beberapa menit yang lalu. Tanpa mencari sepasang sepatu miliknya seperti siswa lainnya karena memang sudah melepas sepatunya dan meninggalkan sepatu itu di kelas. Arkha terus berjalan mengarahkan dirinya sendiri untuk keluar dari area Masjid menuju kantin sekolah yang tidak jauh dari tempatnya shalat.

Langkah demi langkah ia lalui untuk sampai di tempat yang tidak kalah ramai dengan yang di Masjid tadi. Bedanya adalah di kantin tidak hanya dipenuhi oleh para siswa tapi juga oleh para siswi yang mayoritas adalah senior-senior yang kerjaannya tebar pesona seperti baru merasakan memiliki adik kelas. Salah satu adik kelas itu adalah Arkha yang memang masih duduk di kelas XI, lebih tepatnya kelas XI-IPA-1.

Dihampiri jajaran makanan ringan yang kebanyakan adalah makanan pedas, dimana makanan pedas memang banyak digemari murid-murid di SMA Pancasila ini. Tangannya mencoba meraih salah satu makanan pedas melalui sela-sela kerumunan pembeli yang juga ingin membeli disini.

My Last Point (REFISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang