Bagaikan rumah yang dilahap si jago merah. Bercak hitam pasti akan membekas pada dinding rumahnya. Namun, masih ada kesempatan untuk memperbaikinya. Sebelum rumah tersebut rapuh.
Satu minggu lagi, hanya tinggal satu minggu lagi. Acara yang dibuat bersamaan oleh dua ektra kurikuler akan segera dilaksanakan. Dua ektra kurikuler yang terkenal dengan keributannya saat bersama. Tapi, kini mereka berhasil membuat sebuah acara perlombaan bersama.Berbagai keperluan telah mereka persiapkan. Acara pembukaaan, panggung perlombaan, makanan untuk peserta lomba, area bermain futsal, stan-stan penjualan, beberapa sponsor, hadiah dan penghargaan, dan yang lainya.
Ekskul saman akan memperlihatkan hasil mereka berlatih selama satu bulan pada acara pembukaan nanti. Acara pembukaan yang akan dilaksanakan pada Jumat nanti. Hampir setiap hari mereka berlatih.
Seperti yang sedang mereka lakukan saat ini. Berlatih diluar jam ekskul mereka. Saat istirahat ataupun mencuri-curi saat jam pelajaran berlangsung. Tentu saja saat guru sedang tidak menjelaskan sesuatu. Bahkan menyewa tempat latihan diwaktu akhir pekan.
***
Tibalah saatnya untuk mereka melakukan gladi bersih. Urutan penampilannya adalah marchingband, kemudian saman, dan yang terakhir adalah penampilan band dari SMA Pancasila.
"Maaf, sebelumnya, Kak. Habis marchingband, saman tampil, ya!", seru salah satu anggota OSIS pada ketua saman.
"Oh, iya", lanjut si ketua saman seolah menyetujui.
Mereka bersiap di tepi lapangan membentuk barisan dari dua sisi. Bersiap untuk memasuki area mereka untuk menampilkan tariannya. Memasuki area tersebut membentuk sebuah barisan panjang. Mengubah posisi menyebar. Untuk mengukur seberapa panjang dan seberapa lebar karpet yang mereka butuhkan.
Semuanya telah selesai. Segala hal yang mereka butuhkan telah tersedia. Hanya tinggal menunggu waktu. Bagi mereka penampilan kali ini sedikit mengguncang jantung mereka. Jika penampilan mereka buruk, maka akan sangat memalukan untuk mengadakan sebuah perlombaan. Karena si pembuat perlombaan akan terlihat lebih buruk dibandingkan para pesertanya.
"Ra!", seru seseorang di balik punggungnya dengan tangan yang merangkul pundaknya otomatis membuat Arra menoleh ke arah pangkal lengan yang merangkulnya.
"Dirga?!", serunya terkejut. "Kok, lo, disini?", lanjutnya bertanya.
"Besok, kan, gue yang jadi vokalis-nya", ucapnya memberitahu Arra.
"Oh, pantas, si Risha ga ada disini", lanjut Arra.
"Pulang bareng gue, yuk", ajak Dirga sambil melepaskan rangkulannya.
"Ayo!", seru Arra meng-iya-kan.
Dirga merupakan salah satu teman sekelas Arra yang terbilang dekat dengannya. Sejak awal masuk sekolah, Dirga-lah yang paling dekat dengan Arra dibandingkan teman-teman cowok dikelasnya. Seseorang yang mempunyai suara khas yang berat nan lembut. Salah satu vokalis band di SMA Pancasila.
Dirga adalah salah satu cowok yang beruntung karena tidak merasakan sikap galak Arra. Padahal Arra terbilang cukup galak dan misterius dimata laki-laki. Entah apa yang membuat Arra tidak bersikap galak, padahal Dirga seorang laki-laki. Mungkin, karena Dirga selalu bersikap baik terhadap Arra.
Mereka berjalan menuju area parkir. Menuju ke arah motor sport berwarna merah. Tangannya mengambil helm full face berwarna hitam. Mengenakannya ke kepalanya. Kemudian ia mengambil helm lainnya berwarna merah yang tergantung di sisi jok motornya. memberikan helm tersebut pada Arra. Dan Arra telah mengenakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Last Point (REFISI)
Teen FictionCerita ini terinspirasi dari beberapa kisah nyata yang berbeda dan dikemas menjadi satu tokoh. Melalui pertemuan konyol, Arra menjadi jengkel terhadap Arkha. Pertemuan berikutnya justru membuat Arra jatuh hati karena sikap Arkha yang tiba-tiba berub...