31

502 66 38
                                    

WARNING! cerita ini mungkin mengandung konten yang tidak pantas untuk usia dibawah 17 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARNING! cerita ini mungkin mengandung konten yang tidak pantas untuk usia dibawah 17 tahun.

-----------------------------------------

"Apa yang tengah kau pikirkan? Wajahmu tampak gelisah" Eunwoo terbangun dan menghampiri Junmyeon dan lantas memeluk pria itu dari belakang. Wajah tampannya terlihat gelisah, tatapan matanya lurus ke arah luar jendela yang kini sedikit tertutup salju yang menemani di penghujung tahun. Pikirannya sudah sangat gelisah sejak ia meninggalkan Seoul satu hari yang lalu

"Kau terbangun?" sapanya, sorot matanya masih menatap lurus ke depan. Ia mencoba menepis semua hal yang kini ada di pikirannya.

"Perlu ku buatkan kopi?" ucapnya menawarkan.

"Tidurlah, aku sedang ingin sendiri. Aku akan membangunkanmu saat waktu makan malam tiba" ucapnya meminta Eunwoo untuk kembali tidur, karena mereka akan menghabiskan malam pergantian tahun dengan makan malam romatis di lounge. Pria itu lantas kembali untuk tidur tanpa berkata apapun meski sebenarnya ia sedikit kecewa karena ini pertama kalinya Junmyeon bersikap dingin padanya.

Entah mengapa Junmyeon teringat pada Irene yang mungkin saat ini sedang lembur. Lantas ia meraih ponselnya lalu keluar menuju balkon dan mulai menghubungi Irene, namun tak ada jawaban dari wanita itu, ponselnya tidak aktif dan membuat Junmyeon semakin gelisah. Ia sendiri tak mengerti dengan apa yang sedang ia rasakan, sejak kapan ia merasa bersalah karena membohongi Irene.

Ia lalu kembali masuk ke dalam setelah panggilan teleponnya tak terjawab karena ponsel wanita itu mati. Ia menatap Eunwoo intens, ia bertanya-tanya sejak kapan ia tak lagi merasa menyenangkan saat bersama pria itu, bahkan beberapa minggu lalu mereka masih bersenang-senang seperti biasa. Apa ini hanya rasa bosan sesaat atau memang hatinya sudah mulai goyah oleh sesuatu yang lain.

"Jangan pergi" Eunwoo merancau dalam tidurnya, mungkin ia tengah bermimpi buruk. Junmyeon menghela napas lalu berbaring disebelah pria itu dan menarik Eunwoo ke dalam pelukannya.

"Bagaimana mungkin aku pergi disaat kau masih membutuhkanku" gumamnya, ia usap puncak kepala pria rupawan itu dengan lembut, meski begitu hatinya kini terdampar jauh ditempat lain.

Junmyeon berusaha untuk memejamkan matanya, mencoba mengingat beberapa hari romantis yang ia lalui bersama Eunwo, Namun sekeras apapun ia berusaha untuk kembali terlelap dan menepis pikirannya tentang Irene, pada nyatanya wanita itu terus saja memenuhi ruang pikirnya. Ia bahkan mengingat dengan jelas malam dimana mereka menyatu untuk pertama kalinya.

Lantas, ia raih benda pipih yang ia letakkan di atas nakas dan dengan cepat mencari penerbangan tercepat ke Seoul yang akan berangkat satu jam lagi. Dengan sigap ia membereskan koper serta barang-barangnya.

"Maafkan aku" gumamnya, lalu mengecup kening Eunwoo lantas melenggang keluar dari kamar hotel mereka. Sepanjang perjalanan menuju bandara pikirannya hanya tertuju pada Irene, namun disaat bersamaan ia merasa bersalah karena meninggalkan Eunwoo sendirian, pria itu pasti akan kecewa dan marah padanya karena pergi dengan begitu tiba-tiba.

WHAT'S WRONG WITH MY HUSBAND ? 💍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang