"Bagaimana kabarmu? Apa syutingmu lancar?" wanita itu menyesap aroma hot Americano nya. Tatapan matanya terpaku pada satu objek manusia berwajah tampan dengan kacamata hitam yang masih bertengger di wajahnya.
"Noona mencuri pertanyaanku, seharusnya akulah yang bertanya demikian. Apa noona baik-baik saja? Aku sudah mendengarnya meskipun terlambat" tatapan mata dari segala penjuru tertuju padanya begitu ia melepaskan kacamata hitamnya.
"Jin-ah..kehilangan seseorang bukan hal yang akan membuatmu baik-baik saja" tukas Irene frontal, namun kenyataannya memang demikian. Irene sedang tidak baik-baik saja meski ia terlihat tegar, namun sebenarnya jauh di dalam sana perasaannya hancur lembur, tentu saja akan seperti itu karena ia masih dalam keadaan berkabung. Pakaiannya bahkan masih bernuansa gelap beberapa hari ini dan pita kecil berwarna putih belum juga enyah dari rambutnya.
"Maaf, seharusnya aku tidak bertanya dan menghiburmu" wajahnya tampak menyesal usai membuat Irene berwajah murung. Wajah wanita itu tampak pucat, sepertinya berat badannya menurun drastis dari sejak terkhir kali Seok Jin bertemu dengannya.
"Tak perlu meminta maaf. Aku hanya ingin memberitahumu bahwa mungkin sekarang aku sedang tidak baik-baik saja. Tapi tak ada yang patut di khawatirkan, seiring berjalannya waktu aku akan melupakannya dan hidup seperti yang biasa aku lakukan." Ia tersenyum kecut, bagaimana bisa wajah pucat itu masih terlihat sangat indah dan bersinar.
"Andai aku tahu lebih dulu, aku bisa menghibur noona dengan lebih baik" lagi-lagi tatapannya merasa bersalah. Ia merasa bahwa ia seharusnya lebih memperhatikan Irene yang sekarang sudah menjadi anggota keluarganya.
"Jin-ah... tak perlu merasa tak enak. Hyung-mu sudah melakukan segala yang ia bisa untuk menghiburku, dan itu sudah cukup. Ibu dan ayah mertua juga melakukan bagiannya, mereka tak meninggalkanku sedikitpun hingga aku mengantar ayah ke peristirahatan terakhirnya dengan baik, karena itulah kau tak perlu merasa tak enak" Irene memberi tepukan pelan pada bahu Seok Jin.
"Syukurlah mereka tak membuatmu merasa kesepian dihari seperti itu, aku hanya bisa berharap bahwa hari-hari noona setelah hari ini akan terus dipenuhi kebahagiaan yang bahkan tak bisa dibayangkan" Seok Jin tersenyum lembut, ada ketulusan dalam senyumnya.
Irene mungkin menganggap bahwa senyuman itu hanyalah sebuah bentuk ketulusan dari adik iparnya, namun bagi Seok Jin senyumannya saat ini adalah bentuk perasaannya yang semakin nyata dan berharap bahwa wanita yang ia cintai itu hidup dipenuhi dengan hal-hal yang membahagiakan.
Tak ada yang pernah menyangka bahwa Seok Jin akan bertemu cinta pertamanya saat ia masih dibangku sekolah menengah dengan cara sekonyol dan sepayah ini. Ia menyadari bahwa Irene adalah cinta pertamanya setelah ia bertemu Irene untuk pertama kalinya saat ia mengadakan rapat untuk drama terbarunya.
Namun harapannya luluh lantak saat itu juga, karena ia tahu bahwa wanita itu adalah milik Kim Junmyeon, saudara yang begitu ia kagumi. Dan tentu saja ia tak boleh menaruh perasaannya lebih lama lagi, bagaimapun ia harus bisa melupakan Irene demi kebahagiaan wanita itu.
"Oh iya, aku dengar noona diangkat sebagai pimpinan Bae Corp yang baru, selamat" Seok Jin mengulurkan tangannya untuk memberi selamat atas kenaikan jabatan Irene. Wanita itu tersenyum kecil, ia berpikir bahwa adik iparnya itu lebih perhatian daripada apa yang ia pikirkan selama ini. Seok Jin masih sempat menemuinya untuk menyampaikan belasungkawa serta memberi Irene ucapan selamat atas kenaikan jabatannya meski
"Itu belum resmi, tepi terimakasih. Orang lain pasti merasa iri karena seorang aktor papan atas memberiku ucapan selamat secara pribadi" ucapnya tertawa kecil, bahkan tanpa menoleh kanan kiri pun Irene sudah cukup tahu bahwa ada banyak pasang mata yang kini menatap iri ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT'S WRONG WITH MY HUSBAND ? 💍
FanficKu pikir dia adalah laki-laki yang aku cari, tapi suatu hari sesuatu tentangnya mengusikku. What's Wrong with my husband?? ©️2020 REDROSE