8

474 67 19
                                    

IRENE (아이린)

IRENE (아이린)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀🥀

Aku terkesiap. Aku tahu dia memang tampan. Namun tetap saja, dia selalu memberi efek kejut pada jantungku setiap kali menatapnya.

Masih bersikap penuh kharisma. Pun, aku pandai menyembunyikan ekspresi wajahku.

Meski sebenarnya didalam sana aku tak henti memujanya. Alih-alih kuperlihatkan, aku menyembunyikannya serapat mungkin. Hingga tak ada celah sedikitpun untuk dirinya mengetahui bahwa aku kini tengah mengagumi pesonanya.

"Selamat datang Tuan dan Nyonya Kim" ucap ayahku menyambut keluarga pria itu dengan sangat sopan.

Pria itu-Junmyeon- melirik ke arahku dengan tatapannya yang tak bisa aku artikan. Yang pada akhirnya hanya ku balas dengan senyuman seramah mungkin.

Aku sempat bingung, suasana malam ini sedikit canggung antara aku dan pria itu.

Ku terka, mungkin saja karena lamarannya tempo hari. Hingga membuatku sedikit nervous saat bertemu dengannya hari ini.

Ayah berjalan beriringan dengan Tuan Kim, berjalan menuju meja makan yang telah terhidang berbagai macam hidangan yang disiapkan koki andalan keluarga kami, diikuti Nyonya Kim sedikit mengekor di belakang suaminya.

Sedangkan aku lebih memilih menjaga jarak dari pria itu. Aku juga tidak paham, mengapa aku memilih menjaga jarak dengannya.

"Hari ini aku tak melihat Seok Jin." Bisikku pelan namun masih dapat ia dengar.

"Kau mencari pria lain disaat calon suami mu tepat di hadapanmu nona Bae. Bukankah sedikit aneh?" Ia mencebik, tatapannya itu seakan sedang meledekku.

"Hanya ingin tahu, alasan apa hingga calon adik 'iparku' tidak hadir diacara sepenting ini" aku mencibir ke arahnya.

Dia hanya membalas dengan kekehan kecil yang membuat kerja jantungku semakin cepat.

Bodoh! Jantungku sepertinya bekerja terlalu extra akhir-akhir ini sejak ia melayangkan lamaran mengejutkan itu.

"Aku sudah mendengarnya dari Joohyun. Dan Aku senang karena pada akhirnya putriku jatuh ditangan yang tepat" dapat kulihat, senyum lega diwajahnya.

Tentu saja kelegaan itu sudah seharusnya tergambar disana. Selama ini yang aku lakukan tiap kali ayah mengatur perjodohan untukku hanyalah menapik semua pria yang ayah sodorkan.

Bukan tanpa alasan. Aku tahu pasti tipe pria seperti apa mereka. Tak ada satupun pria yang aku temui selain mereka akan langsung melamarku dipertemuan pertama tanpa memberiku kesempatan untuk mengajak mereka berkencan.

WHAT'S WRONG WITH MY HUSBAND ? 💍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang