"Bagaimanapun, foto ini mengangguku. Apa foto- foto ini hanya editan untuk merusak hubunganku dengan Oppa?" Irene terus menatap lekat foto-foto yang dikirimkan untuknya beberapa hari lalu.
Pikirannya sudah terlalu bercabang, mencari pelaku asli di balik kematian ayahnya saja sudah melelahkan, ditambah masalah perusahaan yang datang bertubi-tubi karena rumor yang masih belum jelas kebenarannya itu, dan sekarang Irene harus dibuat pusing oleh identitas seksual suaminya.
Ia bukanlah tipe yang akan langsung mempercayai sesuatu yang belum ia pastikan secara langsung. Namun foto-foto yang menampilkan kemesraan suaminya dengan seorang pria itu jelas menganggu pikirannya dan mencuri fokusnya secara penuh. Ia bahkan tak menoleh tumpukan berkas-berkas di atas mejanya, matanya hanya menatap lurus ke arah foto itu.
Ia berpikir bahwa ia tak boleh mengabaikan masalah ini, karena ini berhubungan dangan pernikahan mereka dan juga perusahaan. Jika kabar itu benar adanya, baik pernikahan ataupun perusahaannya akan sama-sama berada di ambang kehancuran.
"Tak ada yang dapat aku percaya, aku harus memastikan hal ini secara pribadi" gumamnya.
Ia segera membereskan foto-foto tersebut, menoleh ke arah jam tangannya dan bersiap untuk pulang ke rumahnya karena waktu sudah semakin larut.
Tak butuh waktu lama, ia sampai di rumah dan tak menemukan keberadaan Junmyeon disana. Lantas ia mengeluarkan ponselnya lalu mencoba menghubungi sekretaris pribadi Junmyeon.
"Apa Presdir sedang di kantor?"
"Tidak Nyonya, Presdir pulang lebih cepat hari ini"
"Bukankah dia biasanya lembur?"
"Beberapa hari ini belum pulang kantor lebih cepat"
"Apa kau tahu alasannya?"
"Beliau hanya bilang bahwa sedang tidak enak badan"
"Baiklah, terimakasih"
Irene menutup panggilan teleponnya, lantas mulai berpikir tentang kemana tujuan suaminya jika tidak kembali ke rumah mereka.
Ia lalu mencari nama kontak di ponselnya, yang ternyata kepala rumah tangga di kediaman mertuanya.
"Nyonya Han? apa suamiku pulang ke rumah orang tuanya?"
"Tidak Nyonya, apa ada masalah dengan Pak Direktur?"
"Tentu saja tidak, aku hanya bertanya karena kukira dia mengunjungi ibu dan ayah tanpa mengajakku" ia berbohong dengan lihai.
"Tidak nyonya, apa anda dan tuan berencana kemari? Saya akan mempersiapkan kamar untuk anda berdua"
"Aku akan mengabari anda lagi jika kami berniat berkunjung. Kalau begitu selamat malam nyonya Han"
Ia lalu menutup telepon kembali. Bayangan tentang foto-foto menjijikan yang ia dapatkan beberapa hari lalu itu kembali menggerogoti pikirannya. Ia benci karena harus berpikir buruk tentang pria yang tinggal bersamanya itu, pria itu bahkan bukan orang lain melainkan suaminya sendiri.
Tut..tut... suara -tombol passcode yang dipencet-
"Aku Pulang" Suara Junmyeon yang lantas membuyarkan lamunan Irene.
"Hai Oppa" Irene berusaha menyapa suaminya se alami mungkin dan tidak terlihat canggung.
"Hai" kecupan singkat mendarat di dahi Irene, terlampau cepat hingga membuatnya tak bisa menghindar.
"Sudah berapa lama kau tiba di rumah?" Ia menuntun Irene untuk duduk di sofa.
"Tidak lama setelah Oppa tiba" Jawabnya singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT'S WRONG WITH MY HUSBAND ? 💍
FanfictionKu pikir dia adalah laki-laki yang aku cari, tapi suatu hari sesuatu tentangnya mengusikku. What's Wrong with my husband?? ©️2020 REDROSE