part 2

2.9K 167 1
                                    

Ara menatap binar gedung sekolah SMA Garuda didepannya ini, "Besar banget sekolahnya Bun, kaya kantor ayah Stev"

"Iyaa, besar dan ramai kan?"

"Iyaaaa, Ara mau masuk Bun"

"Ayok masuk, jangan lewat sini tapi" ajak Zeya, menuntun tangan mungil itu menuju pintu belakang sekolah.

Sesampainya dibelakang sekolah, tempat dimana awal mereka bertemu kemarin. Zeya masuk ke dalam sekolah lewat celah itu dan tak lupa Ara di genggamannya.

Mereka masuk mengendap-endap takut ada guru yang lewat walau agak mustahil.

"Kenapa lewat sini Bun?" Tanya Ara saat mereka sudah di area gudang sekolah.

"Nanti ada guru yang liat Ra, gw belum mau dihukum pagi-pagi gini. Jadi lewat sini aja, okee?"

Ara mengangguk paham, "oke Bun" katanya dengan mengacungkan jempol.

Zeya terkekeh dibuatnya, lucu sekali tingkah bocah satu ini.

"Zeyana?! Kamu bawa siapa?!" seseorang datang dari arah belakang.

"Mampus pak Setya" -batin Zeya

Gadis itu belum berani berbalik, apalagi jika berhadapan dengan guru killer satu ini.

Ayara menyenggol lengan Zeya, "bunda dipanggil tuh"

Membuat Zeya membelakak seketika, shit ia terperangkap di kandang singa sekarang.

"ZEYANA!!" Panggil pak Setya ulang.

Zeya berbalik dan menunduk takut, "i-iyaa pak"

"Ikut saya ke ruang BK, dan bawa anak.kamu."

"B-baik pak"

Mau tak mau, Zeya menuntun tangan Ara dan membawanya ikut ke ruang BK. Untung saja pak Setya memilih jalan yang sepi dan tidak ada siswa siswi sama sekali, jadi dia masih aman dan tidak di bully sementara.

"Masuk" titah pak Setya saat mereka sudah berada di depan ruang BK.

Zeya dan Ara pun masuk dan mereka duduk setelah dipersilahkan.

"Jelaskan pada saya. Siapa yang menghamili kamu sampai kamu punya anak sebesar ini?!"

Zeya menelan salivanya susah payah, benar-benar bingung harus menjawab apa. Ara pun sama bingungnya, tapi yang bocah itu bingungkan jauh berbeda dengan Zeya.

Mendengar pertanyaan pak Setya tadi, Ara berinisiatif untuk menjawab "Ara anaknya ayah Stev, pak"

"Aduh! Bego" maki Zeya dalam hati, benar-benar kesialan jika sifat polos Ara sudah keluar.

"Stev? Siapa stev?"

"E-ee i-itu pak, emm-" belum selesai Zeya menjelaskan, Ara sudah terburu menyahut "Stev yaa ayahnya Ara, pak. Bapak guru ngga paham yaa?"

Pak Setya sendiri memilih mendengarkan jawaban dari bocah disamping Zeya.

"Stev itu suami bunda kamu ini?" Tanya pak Setya menunjuk Zeya dengan dagunya.

Ara menggeleng, "bukan, istri ayah itu Bunda Cilla"

Pak Setya dibuat bingung kembali, bagaimana maksudnya ini?

"Lahh bunda yang ini siapa?"

"Saya Zeya pak"

"Diam! Saya ga nyuruh kamu ngomong!"

GOOD YOUNG MOTHER [ End✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang