part 9

1.9K 132 0
                                    

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi seluruh umat muslim, semoga lancar puasanya dan lancar ibadah nya juga🙏🏻

•🦋•

"hayy bocah" sapa Zeya, kala gadis itu menghampiri bocahnya di kamarnya.

Terlihat Ara sedang terlelap dengan memeluk boneka Bobanya.

"Ara tau ngga? Bunda sayanggg bangettt sama Ara, janji sama bunda yaa? Jangan pernah tinggalin bunda" ujarnya parau, rasanya sesak sekali mengucapkan kalimat itu.

Zeya merebahkan tubuhnya di samping Ara, lalu ia rengkuh tubuh mungil itu.

Tangan Zeya bergerak mengelus surai hitam bocahnya, "jangan pergi yaa Ra, hiks..."

Pertahanannya runtuh, air matanya luruh begitu saja. Dadanya semakin sesak dan pelukannya kembali ia eratkan. Fisik maupun batinnya belum bisa menerima jika Ara benar-benar akan pergi.

"Selamat tidur, Ayara putri bunda" -ucap Zeya dalam hati.

•🦋•

Ara terbangun dari tidurnya, mata hazel itu mengerjap beberapa kali lalu ia tatap sosok bunda yang masih setia memejamkan matanya.

Bocah itu melepaskan pelukan Zeya, lalu ia berganti posisi menjadi duduk menghadap Zeya.

Tangan mungilnya ia gunakan untuk menyelipkan anak rambut Zeya lalu ia elus juga pipinya, "bunda cantik" gumamnya.

Dengan Zeya yang masih terlelap, Ara kembali berbicara.

"Bunda tau ngga? Semalem Ara mimpi ketemu ayah, Ara seneng banget Bun. Tapi itu cuma mimpi" bocah itu mengerucutkan bibirnya, mengapa semalam itu sekedar mimpi? Padahal yang ia harapkan adalah kenyataan.

Ara benar-benar merindukan ayahnya, tapi ia juga tidak ingin meninggalkan Bundanya ini. Harus bagaimana? Tolong bantu Ara.

Kenapa bocah sekecil dirinya harus berfikir seperti itu? Ini belum saatnya.

"Ara sayang bunda, semoga bunda juga sayang Ara" katanya, lalu ia beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi.

Tak lama setelah Ara memasuki kamar mandi, Zeya membuka matanya dan tersenyum.

"Gw tau Lo kangen sama bokap Lo, nanti gw bakal cari bokap Lo Ra. Tenang aja" monolognya dalam hati, sebenarnya tadi ia sudah bangun. Namun ia biarkan Ara mengeluarkan unek-uneknya terlebih dahulu.

Rasa sesak itu kembali lagi, air matanya hampir luruh namun sebisanya ia tahan. Ia takut Ara mengetahui jika Bundanya ini lemah.

Tak lama Zeya melamun, Ara keluar dari kamar mandi dengan handuk yang ia lilitkan pada tubuhnya.

Dengan senang Ara menghampiri Bundanya dan memeluknya, bocah itu rindu pelukan Zeya. Sangat rindu.

"Bundaaaa"

Zeya membalas pelukannya dan mengusap rambut Ara yang masih sedikit basah, "pagi bocahh"

"Ara kangen tau Bun" adu bocah itu dengan bibir yang mengerucut.

"Utututu... Kangen yaa? Sama kok bunda juga kangen Ara"

Mendengar penuturan Zeya, Ara segera melepaskan pelukannya dan ia tatap Bundanya lekat lekat.

Zeya sendiri menatap bingung bocahnya, "kenapa?"

"Bunda ngga pake Lo gw lagi?"

"Engga, bunda mau akrab sama Ara" jawab Zeya.

Ara kembali tersenyum lalu ia peluk lagi tubuh Bundanya, "makasihh bundaaa"

"Buat apa?"

"Buat semuanyaaa"

GOOD YOUNG MOTHER [ End✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang