part 5

2.4K 147 0
                                    


•🦋•

"Kita mau kemana Bun?" Tanya Ara saat ia dan Zeya sedang dalam perjalanan menuju rumah Arlan.

Zeya dan Arlan memang membuat kesepakatan tadi pagi di telfon, dimana kesepakatan itu berisi Ara yang tinggal bersama sirene istri Arlan selama Zeya bekerja dan Zeya harus membayarnya dengan bekerja sungguh-sungguh supaya bisa menyekolahkan Ara di sekolah dasar nantinya.

Mungkin mudah saja selagi Ara tidak membuatnya was was, namun tetap lah biaya sekolah itu tidak murah.

"Kita ke rumah temen gw, nanti kalau gw kerja Lo sama istrinya temen gw. Jangan bandel bandel Lo, dia lagi hamil soalnya" jelas Zeya mengingatkan.

"Iyaa Bun, asyiappp"

"Pinterrr" puji Zeya, mengelus rambut berponi Ara.

Sesampainya mereka ditempat tujuan, Zeya memperhatikan sekeliling rumah sederhana nan elegan di hadapannya ini. Arlan sepertinya bukan orang miskin, tapi kenapa dirinya bekerja sebagai pelayan club malam?

Sebelum masuk, sebagai tanda orang sopan Zeya memencet bel rumah ini. Dan tak lama sepasang pasutri keluar bersamaan menyambut keduanya.

"Hallo Yana dan Yara, silahkan masukkk"

Mendapat sambutan seperti itu, membuat Ara dan Zeya senang. Apalagi saat sirene sangat antusias menyambut kehadiran Ara, ini lebih baik.

"Duduk na, duduk Ra" ujar Arlan mempersilahkan.

Mereka pun duduk dan sirene menyiapkan beberapa camilan, sebenarnya sudah disiapkan hanya saja sirene membukakan tutup toplesnya.

"Naik apa na?" Tanya Arlan menatap keduanya.

"Ngesot Ar, lumayan hemat duit"

Gurauannya mampu mengundang tawa mereka, padahal Zeya pikir itu hanya ucapan garing yang tidak bermakna.

"Hahaha... Ngaco Lo, yakali ngesot. Apa ngga sobek sobek tu kulit?"

"Ngga sobek ayy, cuma lecet dikit mlengos ke jait" sahut sirene, ternyata wanita itu bisa bergaul dengan orang baru juga.

"Bunda kita kan naik angkot tadi, bukan ngesot" Ara membenarkan.

"Tauk tuh bunda kamu emang gesrek otaknya Ra"

"Astaghfirulloh Arlan, mulut Lo mencerminkan kejujuran sekali"

"Udah ah, capek ketawa. Mending kenalan" saran sirene.

Arlan mengangguk, "nahh iya tuh, my wife emang paling the best"

"Helehh helehh, yang bucin mah bedaaa" sindir Zeya dengan mengibaskan tangannya seakan kepanasan.

Ara sendiri memilih diam menyimak percandaan orang orang dewasa dihadapannya ini, walau sedikit membagongkan tapi menarik lah.

Bocah itu tidak henti-hentinya mengelus boneka Bobanya, astaga.

"Kenalin mba, saya Zeyana kembarannya Irene red Velvet pacarnya mas Suho" ucap Zeya ramah, menyalami sirene.

"Gw the real kembarannya si, namanya mirip soalnya" kekeh sirene, membalas salaman Zeya.

"Yang mirip belum tentu jodoh mba, kaya gw sama Suho"

"Halu Lo ketinggian na, nabrak satelit sakit" ingat Arlan, membangunkan Zeya dari dunia halunya.

"Tuh Yara diem aja lagi"

Zeya menoleh, menatap bocahnya "sini Ra, ngapain ngelamun sendirian gitu"

Ara pun lebih mendekat pada Zeya dan duduk di pangkuannya, "iya Bun"

GOOD YOUNG MOTHER [ End✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang