"Ngga mau yah, ayah cuma bisa janji tapi ngga bisa nepatin""Ra?" Panggil Zeya. Ia rasa jiwa dewasa Ara sudah keluar, itu tak seharusnya.
"Ara mau sama bunda, Ayah pergi aja"
Bocah itupun berbalik dan menarik tangan Zeya untuk masuk, meninggalkan Adit yang masih setia berdiri seperti patung.
Ia rasa ia telah gagal mendidik dan merawat anaknya hingga Ara tumbuh dewasa sebelum waktunya.
"Maafin ayah nak" batinnya menyesal.
Dengan terpaksa Adit berbalik dan pergi menuju kantornya. Tak disangka Ara dan Zeya melihat kepergiannya dari balik tirai jendela yang membuat hati kecil Ara semakin sesak, ternyata ayahnya tidak berubah sama sekali. Masih saja memprioritaskan pekerjaannya.
"Daripada kamu galau gini, mending main sama bunda yuk" ajak Zeya guna menghibur.
Mendengar itu Ara tersenyum dan mengangguk antusias, "ayok Bun, kita ke Timezone yaa!!"
Zeya membopong tubuh Ara, "mau ke Timezone?"
"Iyaa Bun!! Ara mau ke sana"
"Ayok tapi bunda ganti baju sama ambil tas dulu yaa, kamu tunggu sana sambil nonton TV. Okee?"
"Okeee"
•🦋•
Zeya merebahkan tubuhnya di sofa, hari ini benar-benar melelahkan baginya tapi ada senangnya juga karna ia bisa bermain seharian dengan bocahnya.
Belum lama Zeya berbaring tiba-tiba sirene datang dan membuatnya sontak terbangun dan duduk dengan sopan, lalu ia menyengir.
"Eh mba sirene"
Sirene mengelus perutnya yang sudah agak membuncit, "kenapa kamu? Pake langsung bangun segala lagi"
"Gapapa kok, hehe..."
Zeya mendekati sirene yang masih setia mengelus perutnya dan ia pun ikut mengelus perut sirene.
"Baby nya udah keliatan gender nya belum mba?"
Sirene menggeleng, "belum na, mungkin nanti di USG ke 3"
"Ohh gitu, capek ngga si mba?"
"Capek kenapa?"
"Yaa bawa baby gini, kan pasti berat gitu"
"Engga lahh ada-ada aja kamu" kekeh sirene, apakah Zeya sepolos itu?
"Hehe... Zeya kira berat gitu"
Ditengah perbincangan tiba-tiba Zeya merasa tangannya berdegup.
Dugh.
Zeya pun berteriak antusias, "MBA!!! BABY NYA?!!! INI SERIUS?!!! BABY NYA NENDANG ZEYA!! AAAAAAA"
Sirene tercengang, untuk pertama kalinya anaknya menendang dan itu karna elusan dari Zeya.
"Serius na?!! Mba juga ngga percaya"
"MBAAAA ASTAGA ZEYA SENENG BANGETTT!!!"
Mendengar teriakkan seperti itu Arlan yang sedang dilantai atas pun berlari turun ke bawah dan menghampiri istri dan temannya.
"Apaan apaan?!!" Tanyanya panik.
Zeya sontak memeluk erat Arlan dan berteriak ditelinga nya, "AR ANAK LO!!!"
Arlan mendorong tubuh Zeya saat ia berteriak, "nggak usah teriak teriak Zeyana!!" Kesalnya.
"Hehe... Gw seneng banget soalnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD YOUNG MOTHER [ End✓ ]
Teen Fiction𝐊𝐀𝐌𝐔 𝐁𝐈𝐉𝐀𝐊 𝐃𝐄𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐓𝐈𝐃𝐀𝐊 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓¡! Zeyana, Gadis berusia 18 tahun yang harus kehilangan masa remajanya demi merawat anak kecil yang dibuang oleh ibu tirinya, dan ayah kandungnya sendiri tidak tau soal itu. Ini berat bagi Ze...