nyam nyam nyam
sambil baca nikmati juga lagi beatbox dari NCT mimpi')
ayooo happy reading
°•°bulu mata lentik itu bergerak pelan, mata hazel–nya mulai terbuka, belum sepenuhnya ia sadar, namun aroma menyengat dari obat-obatan yang ada berhasil menusuk indra penciumannya. nuansa putih adalah pandangan pertama yang ia lihat, gadis itu, Zeyana, ia yakini ia dirumah sakit, kepalanya terasa amat berat, sungguh, sangat pusing. ia meringis, namun tak disangka ada pergerakan dari ranjangnya di sebelah kirinya, ia menoleh, mencoba memperhatikan siapa itu.
Adit, pasti, dari gaya rambutnya ia sudah tau, bagaimana pria itu bisa tau dirinya disini? aneh, bahkan ia kecelakaan jauh dari area rumah Adit. memang sengaja.
"tuan?" panggilnya lirih, berhasil membangunkan Adit yang sempat terlelap, pria itu terlihat tampak khawatir padanya. ia berdiri dan membungkukkan tubuhnya. "heyy? kamu gapapa? mana yang sakit, hm?"
Zeya tersenyum, ternyata dikeadaan–nya yang seperti ini masih ada saja yang perduli, pria itu terlihat menggemaskan dengan wajah memerahnya. "saya gapapa, tuan ngapain disini?".
pertanyaan yang aneh, sungguh, sudah jelas-jelas pria itu pasti menunggunya, namun tetap saja Zeya tanyakan.
"saya jagain kamu, maaf, saya ngga tau soal..." ucapan Adit terjeda, sebelum ia mengusap lembut perut rata gadis yang masih terbaring didepannya. "dia"
lagi, Zeya meringis, ternyata pria itu sudah tau, sorot matanya menatap sendu pria itu, rasa sedih, takut, marah, kecewa bercampur menjadi satu. ia rasa tak ada gunanya menjadi seorang ibu diusianya yang baru akan 19 tahun, bahkan mungkin calon bayinya itu sudah tidak ada akibat kecelakaan. ia gagal, belum sempat melangkah, ia sudah gagal diawal.
Adit membalas tatapan Zeya dengan sorot bahagianya, ia membawa Zeya kedalam dekapannya. "terimakasih, terimakasih karna kamu saya bisa mewujudkan keinginan Ara memiliki adik, dan maaf atas semuanya, saya akan tanggung jawab Ze"
"t–tuan, b–bukannya saya k–keguguran?" tanyanya seperti orang bodoh, membuat Adit seketika melepas pelukannya dan menatap dalam gadis itu. "kamu berharap gitu?"
Zeya terdiam, apa dirinya salah bicara?. "m–maksud s–saya–"
"dia kuat kaya Ayahnya" sanggah Adit sebelum Zeya menyelesaikan ucapannya.
"gimana?"
gadis itu diam, bingung dengan apa yang terjadi sekarang, jadi dia keguguran atau tidak?, bodoh sungguh.
Adit yang melihat gadisnya seperti orang bodoh yang ngang ngong ngang ngong saja, dia terkekeh, lalu mencubit pelan hidungnya. "kenapa, hm?"
"saya bingung" celetuknya polos pada Adit.
lagi, Adit tersenyum, ia mengecup pipi Zeya gemas. "bingung kenapa, sayang?"
sayang?
Zeya lagi-lagi diam, ini bukan lagi perasaan bingung, tapi sungguh, kupu-kupu diperutnya seakan berterbangan, ia baper, jujur.
sial, pipi dan telinganya memanas, ia yakini wajahnya sudah memerah madam. "tuan, ihh"
"hahaha..., kamu ini, makanya jangan gemesin, ada baby–nya jadi makin gembul tau"
"biarin dong, kan situ yang bikin saya gembul"
"dihh mainnya nyindir"
"ngga banget" sambung Zeya dengan sinisnya.
•🦋•
suasana di kediaman Stevanus terasa ramai sekarang, keluarga dari Adit sudah mengumpul semuanya di ruang keluarga, sepulangnya Zeya dari rumah sakit tadi dan juga undangan makan malam dari Adit membuat mereka antusias.
Ara berlari memeluk Zeya yang sedang duduk di sofa. "bundaaa"
"hey! jangan lagi-lagi, girl" ingat Adit yang baru saja datang dari lantai atas. kali ini penampilannya terlihat santai hanya dengan kaos oblong dan celana kain nya, dan baru kali ini juga Zeya melihat Adit sesanrai itu. terlihat lebih tampan, mungkin.
Adit mendekat dan duduk diantara Zeya dan putrinya, tak lama ia memangku Ara lalu turut bergabung di candaan keluarganya.
"ayah, Oma sama Opa kok ngga dateng?" tanya Ara, pasalnya bocah itu sudah sangat rindu dengan orangtua dari Ayahnya itu.
"Oma sama Opa lagi ada urusan Ra, mungkin nanti agak maleman baru sampai" sahut Lila adik dari Adit. Lila jugalah yang sejak tadi mengajak Zeya berbicara, masalahnya gadis itu sedikit pendiam bagi Lila.
"nanti juga sampe kesini Ra, kamu mandi sama mbak gih" titah Adit, dirinya kemudian memanggil Siti selaku suster yang menjaga Ara dirumah ini.
"Ara mau sama bunda, ayah"
Zeya tersenyum mendengarnya lalu mengusap rambut panjang Ara. "bunda disini aja, ngga kemana-mana, mandi dulu sana"
"yeuu Ara kalo udah sama bundanya nemplok mulu dari tadi, kaya prangko aja" itu digeon yang bicara, dia anak dari Safrizal, kakak Adit.
"biarin, wlee, sekarang kan Ara udah ada bunda"
"geon juga ada bunda, emang Ara doang, wlee"
"dihh, bang geon ngeselin banget, sono pulang aja, inikan rumah Ara" usir bocah itu, sudah malas berdebat dengan Abang sepupunya, mungkin.
"hey, mainnya kok gitu? mending sama aunty Lila, yokk ke balkon atas" ajak Lila sekaligus melerai keduanya, kini kedua bocah berbeda usia sekitar 5 tahun itu mengikutinya.
tinggalan Adit, Zeya, Safrizal dan Nilam istrinya. Safrizal yang duduk di karpet berbulu bawah sofa menoleh menatap Adit dan Zeya yang diam-diaman sejak tadi.
"kalian ngga mau tebar romantis?" tanyanya heran, bahkan Adit sudah mengumumkan soal dirinya yang melamar Zeya tapi kenapa malah seperti orang tidak kenal saja.
Nilam yang tiduran dipangkuan Safrizal itu mendongak. "iyaa tuhh, kaya kita dong, ya ngga mas?"
Safrizal mengusap perut buncit Nilam, wanita itu memang sedang hamil, dan usia kandungannya sudah menginjak 9 bulan. "iyaa bener, usap dong perut calonnya" katanya, Adit memang sudah menceritakan semuanya pada sang kakak dan adiknya tadi sebelum dirinya mandi.
kini Zeya hanya diam mendengarkan obrolan santai mereka, bingung harus menanggapi apa, perkara pernikahannya dengan Adit yang akan dilaksanakan Minggu depan pun pria itu tak membiarkannya ikut serta dalam mengurusnya.
•••
Doble up kiwwgimana nihh udah otw end aja kayaknya
lagi lagi aku ucapin terimakasih buat kalian yang baca cerita ini, makasi bangettt
luvv dehhh♥️♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD YOUNG MOTHER [ End✓ ]
Teen Fiction𝐊𝐀𝐌𝐔 𝐁𝐈𝐉𝐀𝐊 𝐃𝐄𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐓𝐈𝐃𝐀𝐊 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓¡! Zeyana, Gadis berusia 18 tahun yang harus kehilangan masa remajanya demi merawat anak kecil yang dibuang oleh ibu tirinya, dan ayah kandungnya sendiri tidak tau soal itu. Ini berat bagi Ze...