part 3

2.5K 181 2
                                    

Gw harap kalian hargai karya gw dengan vote, pliss bangett setiap part nya mohon di vote

Ini seperti maksa tapi gw bener bener mau kalian hargai karya gw

Setelah Ara dan Zeya berbincang di kamar mandi tadi, mereka dipanggil menuju ruang kepala sekolah.

Dimana didalam ruangan itu sudah banyak guru-guru duduk berjajar menatap kedatangan keduanya.

Zeya jelas takut, sekolahnya terancam sekarang. Tidak mungkin kan ia harus senang saat dirinya keluar sekolah.

"Duduk Zeyana"

Mendengar perintah kepala sekolah, Zeya mengangguk sopan dan duduk di sofa yang sudah disediakan. Tak lupa Ara di sampingnya.

"Kamu tau kesalahan kamu?" Tanya kepala sekolah to the point.

Zeya mengangguk, "tau pak" jawabnya.

"Siapa ayahnya?" Lagi-lagi pertanyaan itu membuat Zeya mengelus dada.

"Ngga kenal pak"

"Bisa serius zey?! Kami sedang tidak main-main!!" Gertak pak Agus disebrang sana.

Zeya menghembuskan nafasnya panjang, lelah sekali pagi ini.

"Saya serius pak, saya ngga kenal ayahnya Ara" jawabnya jujur, namun seperangkat guru-guru itu tetap saja tidak ada yang percaya.

"Jangan tutupi identitas anak kamu sendiri zey. Saya sudah liat bagaimana kamu memperlakukan anak kamu dikantin tadi"

"Bapak dan ibu guru yang terhormat, saya sudah jujur dan tidak menutupi identitas anak ini sama sekali. Saya memang tidak kenal dengan keluarga anak ini, karna dia dibuang oleh orangtua tirinya" jelas Zeya, walau percuma saja ia menjelaskan. Toh akan berakhir dirinya diusir dari sekolah.

"Ambil surat di ruang BK, mulai besok kamu tidak usah berangkat sekolah" kata kepala sekolah.

Zeya mengangguk pasrah dan menggandeng tangan mungil Ara lalu pamit, "saya permisi pak, Bu"

Mereka pun keluar ruangan itu dan menuju ruang BK, dimana ada pak Setya nantinya.

Seperti biasa, dipertengahan jalan Ara akan memulai percakapan "bunda ngga boleh sekolah lagi ya?"

"Iyaa Ra, gw dikeluarin karna gw bawa Lo. Mereka ngiranya Lo anak gw"

"Ara kan anaknya bunda Cilla sama ayah Stev Bun"

"Yaa emang, tapikan mereka ngga percaya Ra"

"Jahat banget, maafin ara juga yaa Bun. Karna Ara bunda jadi ngga bisa sekolah"

"Gapapa Ra, gw bisa kerja dengan ijazah SMP kok" sahutnya santai, kini impiannya menjadi seorang CEO dengan bermodal pendidikan sudah tidak bisa digapai lagi.

"Selamat tinggal gelar CEO" batinnya sedih melihat kegelapan yang mungkin sebentar lagi datang kearah Zeya.

Tidak ada lagi semangat belajar yang harus Zeya lakukan supaya mendapat peringkat pertama, tidak ada lagi pemakaian seragam setiap harinya. Benar-benar nasib buruk, tapi ia harus semangat demi menghidupi Ara yang sudah mulai ia anggap kehadirannya.

GOOD YOUNG MOTHER [ End✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang