Annyeong!!!!
Santai aja bestiii
Mau ngingetin juga buat kalian jangan lupa baca AMARA
oke
Happy reading
•••Sudah hampir satu bulan Zeya menghindari Adit, selama itu juga Zeya mengurung dirinya didalam kostan, memang semenjak hari itu ia memilih pulang walau dengan alasan tidak mau merepotkan Arlan dan Sirene.
Zeya tau tak seharusnya ia bersikap begini, namun apa yang terjadi padanya membuat rasa takut berkomunikasi itu muncul tiba-tiba. Ia takut salah bicara, takut salah mengartikan maupun memahami ucapan seseorang padanya, itulah sebab Zeya tak mau menemui siapapun kecuali lewat telfon.
Seperti saat ini gadis itu baru saja berbicara dengan Sirene melalui telfon, wanita itu bilang ia ingin bertemu dengan Zeya, Zeya yang mendengar Sirene memohon pun akhirnya terpaksa menuruti kemauan wanita hamil itu.
Ia segera bersiap dan mengambil kunci motornya, tak lupa ia mengunci pintu kostan nya lalu ia segera berlalu menuju rumah sahabatnya, Arlan.
Tak butuh waktu lama, Zeya sudah sampai di pekarangan rumah Arlan. Ia memarkirkan motornya di garasi lalu ia melangkah menuju pintu rumah.
Tanpa basa-basi Zeya langsung masuk, gadis itu mencari keberadaan Sirene di lantai atas.
"Mbaa"
"Mba Sirene"
Panggilnya berulang ulang, namun belum ada sahutan sama sekali. Kini Zeya berjalan menuju kamarnya waktu itu, ia membuka pintu kamar dan benar saja, ada Sirene yang sedang merebahkan dirinya diatas kasur.
Zeya mendekat dan duduk di pinggiran kasur. "Mba ini dipanggil ngga nyaut nyaut"
Sirene yang sempat memejamkan matanya itu terkejut, lalu ia langsung duduk bersandar pada sandaran kasur. "Lohh lohh kamu sampai sini kapan?"
"Baru aja, Zeya cari kesana kesini ngga ada, taunya ada disini"
"Mba lagi nungguin mas Arlan, mau tidur dikamar sendiri ngga nyaman, makanya mba kesini"
Zeya pun mengangguk, lalu ia sedikit memajukan duduknya hingga keduanya duduk berhadapan. Sirene sendiri malah mengamati perubahan Zeya selama satu Minggu, tak lama ia tersenyum. "Kamu makin berisi aja" ujarnya sembari memegang rahang Zeya.
Zeya terdiam sejenak, sungguh pernyataan Sirene barusan membuat otaknya seketika berhenti berjalan. Ia tak tau akan menjawab apa, beruntungnya baru saja Zeya akan membuka suara, Sirene kembali bicara.
"Tuh gembul banget pipinya, mba jadi gemes"
"Engga loh mba, mba Sirene tuh makin gembul" sangkal Zeya, berusaha tak terlalu tegang.
"Dihh, kok mba sii, mba gembul kan wajar orang mba lagi hamil"
"Emang kalau orang hamil makin lebar ya mba?" Tanya Zeya, kini dirinya sedikit penasaran.
Sebelum menjawab, Sirene berfikir sedikit, takut nanti informasi yang ia berikan salah kan itu tidak baik.
"Setau mba si gitu, biasanya hormon orang hamil meningkat makanya kebanyakan orang hamil banyak makan yang bikin orang itu berisi"
Zeya mengangguk angguk paham, ia tak tau ingin berkomentar apa, mungkin ya lebih baik diam saja.
"Kamu kaya orang hamil gembulnya"
Deg.
Lagi, Zeya terdiam, raut wajahnya berubah drastis membuat Sirene merasa ia salah bicara. "Ah mba becanda kok, hahaha" wanita itu tertawa hambar, untuk menanggapi dan menghilangkan kecanggungan Zeya pun hanya ikut tertawa saja hingga keduanya larut dalam candaan itu.
•🦋•
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, itu artinya sudah seharian penuh Zeya bermain dirumah Arlan bersama Sirene, banyak hal yang Sirene ceritakan dan ajarkan, sungguh ia benar-benar merasa seperti mempunyai kakak sungguhan.
Kini, tiga manusia itu duduk santai di ruang tv, Zeya diatas karpet depan tv sedangkan Arlan dan Sirene diatas sofa. Sesekali pun Zeya menimbrung gurauan gurauan pasutri itu, seolah terbesit rasa iri dibenaknya akan perlakuan Arlan pada istrinya. Bukan, bukan Arlan yang ia irikan, melainkan perlakuannya.
"Yana" panggil Arlan, menyadarkan Zeya dari lamunannya. Gadis itu tersentak dan menjawab. "Ah iyaa, kenapa?"
"Kenapa kenapa, Lo bengong kesambet ntar"
"Iyaa kamu bengong Mulu" timpal Sirene.
Zeya hanya menanggapi dengan kekehan, lalu ia kembali melanjutkan acara nonton film nya di tv. Itu biasa, namun bagi Arlan dan Sirene terlihat berbeda, tidak biasanya seorang Zeya sekalem itu, apalagi film yang mereka tonton juga terdapat beberapa idolanya.
Pasutri yang tak mau berfikir tidak tidak pun memilih diam, tak begitu menghiraukan apa yang terjadi pada Zeya. Hingga jam menunjukkan pukul 11 malam, Zeya beranjak dari duduknya, ia menoleh pada Arlan yang sedang memangku Sirene yang tertidur. "Gw mau balik"
Arlan seketika menoleh dan menatap heran Zeya. "gila Lo, udah jam segini mau balik, nggak nggak-! Tidur sini aja"
"Gw mau balik, ngga bakal kenapa kenapa juga"
"Na–"
"Duluan Ar" tanpa menunggu jawaban Arlan, Zeya mengambil tas nya di sofa lalu melangkah keluar meninggalkan Arlan yang menatapnya heran.
Di garasi, Zeya langsung mengambil motornya dan pergi meninggalkan pekarangan rumah Arlan, perjalanan malam ini terasa sangat sepi, tak seperti biasanya. Sungguh ada rasa takut pulang sendirian namun Zeya juga tak mau kembali tidur dirumah Arlan.
Hingga di persimpangan menuju kostan nya terlihat sebuah mobil hitam terparkir di depan jalan, tepat menghalangi jalan Zeya. Membuat gadis itu menggerutu dan terpaksa turun. "Ngga punya ada banget parkir depan gang". Ia pun menghampiri mobil itu lalu mengetuk kaca mobilnya tiga kali.
Tok.
Tok.
Tok.
Tak ada sahutan, menyebalkan memang, lagi. Zeya kembali mengetuk kaca mobilnya.
Tok.
Tok.
Tok.
"Permisi, maaf tuan, nyonya, tolong jangan parkir sembarangan, saya tidak bisa lewat" kini Zeya angkat suara. Memang jika didiami tidak akan menyahut pasti.
Namun, tetap saja, tak ada respon apapun dari dalam mobil, Zeya berfikir positif, mungkin tidak ada orang didalam. Ia pun membalikkan badannya dan
"AKHH–"
•••
HAYOOOOGIMANA YAAA
SO ITU PART 16 NYAAAAA
AYO VOTE NYA AYOOO
SEMANGATTTT
MIAN KALAU PART INI SEDIKIT🙏🏿
SEE YOU NEXT PART, PAPAIIIII
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD YOUNG MOTHER [ End✓ ]
Teen Fiction𝐊𝐀𝐌𝐔 𝐁𝐈𝐉𝐀𝐊 𝐃𝐄𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐓𝐈𝐃𝐀𝐊 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓¡! Zeyana, Gadis berusia 18 tahun yang harus kehilangan masa remajanya demi merawat anak kecil yang dibuang oleh ibu tirinya, dan ayah kandungnya sendiri tidak tau soal itu. Ini berat bagi Ze...