Setelah lama berbincang bersama, mereka pun pulang ke kediaman Arlan karna ini memang sudah terlalu pagi.
"Daripada kamu bolak balik gendong Ara dini hari gini mending kamu tinggal disini aja na" ujar sirene saat Zeya sedang memperhatikan bocahnya yang tengah tertidur lelap.
Zeya menoleh dan tersenyum, "ngga usah mba, mba sirene sama Arlan udah baik banget mau ngurusin Ara. Zeya ngga enak kalau selalu ngerepotin mba"
Sirene mendekat ke arah kasur dan duduk dipinggiran nya, "kamu lohh, mba itu udah anggap kamu dan Ara seperti keluarga mba sendiri. Jadi jangan sungkan sungkan, apalagi mas Arlan kerjanya bareng kamu kan pasti ngga keberatan kalau kamu tinggal disini"
"Kita pasti ngerepotin banget mba, Zeya minta maaf kalau Zeya harus titipin Ara ke mba yang lagi hamil muda gini"
"Na, jangan gitu dong. Mba bener bener ngga ngerasa direpotin na, serius deh"
"Ini udah jam 3, mending kamu tidur disini aja. Sebelahnya Ara tuh"
Zeya mengangguk saja toh ini memang sudah sangat pagi jika dirinya pulang ke kost-an, "makasih yaa mba"
"Makasih Mulu loh kamu, iyaa Zeyana sama-samaaaa" jawab sirene dengan gemas, bosan sekali menanggapi ucapan terimakasih dari Zeya ini.
"Hehe... Maaf mba"
Sirene geleng-geleng kepala ada ada saja tingkah bar bar Zeya ini, "yaudah mba ke kamar mba dulu yaa, mas Arlan udah nungguin soalnya"
"Mau enaena jam segini mba?" Tanya Zeya berhasil membuat pipi sirene bersemu merah menahan malu.
"Yana astaghfirulloh, mulut kamu" tegur sirene lalu wanita itu berlari kecil meninggalkan kamar yang sudah biasa dihuni Ara ini.
Zeya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "salah gw apa sampai mba sirene salting gitu?"
"Udah ah tidur aja, ngga jelas banget kalau mikirin kek gitu" monolognya lalu ia rebahkan tubuhnya di kasur dan ia peluk tubuh bocahnya.
•🦋•
Pagi harinya dimulai dengan kebisingan Ara dan sirene yang tengah bercerita di ruang tamu, suara mereka berdua memang tidak bisa lirih. Pasti selalu meninggi.
"Iyaa ma percaya sama Ara deh" kesal Ara, pasalnya sirene yang ia sebut dengan mama itu tidak percaya sekali akan ceritanya.
"Mama ngga percaya deh Ra"
"Mama ihh... Masa ngga percaya siii"
Perdebatan lagi dan lagi, mereka berdua ini memang suka sekali membuat hal yang namanya berdebat. Seperti seorang hakim saja.
Disisi lain, Zeya dan Arlan hanya menyimak pembicaraan Ara dan sirene. Ntah kenapa mereka malah tertarik akan keributan yang selalu Ara buat bersama sirene, seperti hiburan telinga.
"Lucu ngga si kalau nanti sirene debatnya sama anak gw?" Kekeh Arlan.
Zeya menoleh dan menggidikan bahu, "yaa ngga tau Ar, siapa tau aja kalau sama anaknya mba sirene ngga usil"
"Iyaa juga yaa, kayaknya anak gw cocok deh kalau cowok. Nanti gw kawinin aja tuh sama Ara"
Zeya membelakak, apa-apaan ini?! Kenapa sudah membahas perkawinan di usia Ara yang masih kecil dan anaknya itu belum lahir?!!
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD YOUNG MOTHER [ End✓ ]
Teen Fiction𝐊𝐀𝐌𝐔 𝐁𝐈𝐉𝐀𝐊 𝐃𝐄𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐓𝐈𝐃𝐀𝐊 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓¡! Zeyana, Gadis berusia 18 tahun yang harus kehilangan masa remajanya demi merawat anak kecil yang dibuang oleh ibu tirinya, dan ayah kandungnya sendiri tidak tau soal itu. Ini berat bagi Ze...