Love Scenario | 22

62 16 0
                                    


Mengalah boleh, menyerah jangan, berdoa nomor satu, dan bersyukur yang utama.

•••••

Happy reading 💙❤️

Jangan lupa vote 🙆🙆🙆






"Seaaaaa, Kiaaaaan ... sini sebentar, Sayang." Panggil Mami kepada dua anaknya.

"Iya, Mi." sahut Sea.

"Ada apa Mi?" balas Kian.

"Besok kalian kosongin jadwal, ya. Jangan ke mana-mana. Di rumah aja."

"Memangnya kenapa, Mi?" tanya keduanya berbarengan.

"Besok Mami ada tamu, sahabat kecil Mami mau datang. Sudah lama Mami nggak ketemu, jadi kalian juga harus ketemu sama sahabat Mami itu." Mami bercerita dengan mata yang berbinar bahagia.

Sea dan Kian saling tatap dan tersenyum, "Iya, Mi. Kami besok nggak akan ke mana-mana." ucap Sea kemudian.

Padahal tamu Mami baru datang besok, tapi sejak hari ini Mami sudah sibuk bersiap.

Mami bilang, mereka harus menyambut sahabat Mami itu dengan persiapan yang matang. Karena Mami sudah lama tidak bertemu sahabatnya, Mami ingin kunjungan pertama sahabatnya itu berkesan untuk keduanya. Sea juga jadi bersemangat membantu, karena Mami yang terlihat sangat bahagia.

Mami sibuk memikirkan makanan apa yang akan dihidangkan besok. Padahal apapun yang Mami buat, Sea yakin sahabat Mami itu pasti akan menyukainya, mengingat Mami sangat jago dalam hal memasak. Dari makanan tradisional khas Indonesia sampai makanan khas Eropa, semua Mami bisa. Tidak heran Mami punya bisnis restoran hingga ke mancanegara.

"Apa kita harus dekor rumah juga, ya?" Tanya Mami pada Sea, seraya mengedarkan pandang pada setiap sudut rumah.

Sea terkekeh, "Ya ampun Mi, segitunya. Kayak mau ulang tahun aja."

"Mami kan mau rumah kita kelihatan bagus, Sayang."

"Mi. Rumah kita kan sudah bagus." sambung Kian.

"Iya, Mi. Kalau ditambah dekor, nanti kesannya berlebihan. Lebih bagus kan kalau acara makan malam itu nuansanya elegan." tambah Sea.

Mami tampak menimbang-nimbang perkataan kedua anaknya itu, "Iya, deh. Kita fokus sama makanan aja kalau gitu. Kita hidangkan apa ya kira-kira enaknya?" Mami berpikir.

"Apa aja, Mi. Masakan Mami kan semuanya enak." Sea menjawab dengan kedua jempolnya terangkat.

"Tapi kan Mami nggak tau, Sayang. Sahabat Mami itu suka atau nggak."

"Pasti suka lah, Mi." Kian menyakinkan.

Sea melihat raut wajah Mami yang kebingungan, kentara sekali Mami benar-benar ingin menyajikan yang terbaik untuk sahabatnya yang sudah lama tidak ditemui itu. Akhirnya Sea memberikan ide agar Mami punya pilihan, "Gimana kalau menu utamanya itu makanan khas Indonesia aja, Mi? Kayak ayam rica, sayur cap cay, ditambah sate—mungkin, sosis asam manis, cah kangkung, ikan saos tiram." Sea menyebut semua itu dengan semangat.

"Itu sih kesukaan kamu semua, Sea." Kian menggeleng mendengar adiknya yang terdengar antusias sekali saat menyebutkan menu-menu itu.

Sea menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal. Ia meringis, menunjukkan gigi-giginya yang berderet rapi, "Abang tau aja, tapi menurut aku itu pas kalau dijadikan menu utama. Nanti hidangan penutupnya kita bisa bikin salad buah, puding, kue cokelat, sama es krim."

Love Scenario [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang