Love Scenario | 41

37 13 0
                                    


Kita bisa menulis seribu kata perpisahan. Tapi yang kita rasakan hanya satu, yaitu kehilangan.

•••••

Happy reading 💙❤️

Jangan lupa vote 🙆🙆🙆








Jam istirahat berbunyi, bertepatan dengan ponsel Aer yang berdering. Caller ID menunjukkan nama Kian di sana.

Tumben sekali Kian menelepon Aer, ada apa ini??

"Halo, Bang Kian?" ucap Aer sesaat setelah menggeser tombol hijau.

"Halo, Aer? Kamu lagi di mana?" tanya Kian dengan nada suara yang terlihat panik.

"Aku lagi di kelas mau ke kantin, kenapa Bang? Kok kedengarannya lagi panik gitu?"

"Kamu lihat Keenan?"

"Belum Bang. Kenapa sih Bang?"

"Gini, tadi Abang telepon Keenan tapi nggak dijawab, kamu bisa tolongin Abang??"

"Tolong apa Bang?"

"Tolong kasih tau Keenan, bawa Sea ke rumah sakit sekarang. Bilang aja Abang yang suruh, oke??"

"Ke rumah sakit? Ada apa Bang? Nggak ada masalah, kan? Abang nggak apa-apa, kan??"

"Abang nggak apa-apa, ini ... Mami sama Papi, Aer."

"Apa?? Mami sama Papi kenapa Bang?" Suara Aer mulai terdengar panik.

"Mami sama Papi kecelakaan."

"Apa???? Bang serius??? Gimana keadaan Mami sama Papi sekarang?" Aer mulai khawatir.

"Iya, Aer. Mami sama Papi masih ditangani sama dokter di dalam, Abang juga belum tau kondisi Mami sama Papi gimana."

"Ya ampun, Bang. Ya udah aku cari Keenan dulu buat anterin Sea ke sana."

"Tapi Aer ... tolong kamu jangan kasih tau sama Sea dulu ya, bawa dia ke sini aja. Biar dia lihat sendiri dan Abang yang cerita sendiri nanti."

"Iya, Bang. Aku nggak akan kasih tau Sea dulu."

"Ya udah, Aer. Abang tutup teleponnya, makasih ya."

"Iya Bang."

Setelah telepon terputus Aer terdiam seketika, tangannya gemetar hebat, tubuhnya mulai lemas, pikirannya kalut, kekhawatirannya pada orang tua Sea membuatnya linglung. Ia tidak mampu berpikir untuk sesaat, apa yang harus dilakukannya, harus dimulai dari mana itulah yang kini memenuhi pikirannya.

Air matanya kini lolos dari matanya, ia menangis dalam diam saat ini. Ditutupnya mata itu—berusaha menjernihkan pikirannya. Lalu setelah tersadar, ia langsung berlari menuju kelas Keenan. Berlari sekuat dan semampunya, ia tidak ingin menunggu lama untuk memberi tahu Keenan apa yang didengarnya tadi.

Namun saat sampai di kelas Keenan, ia tidak menemukan keberadaan laki-laki itu. Galen menyadari kehadiran Aer yang terlihat panik, "Cari siapa Aer?" tanyanya.

"Eh, Kak. Aku cari Keenan, dia ke mana ya?" Aer balas bertanya sambil terus berusaha mencari Keenan.

"Keenan udah keluar dari tadi, sama Clara."

Mendengar ucapan itu, Aer menjadi berang. Ia membayangkan kondisi Sea yang saat ini, pastilah membutuhkan sosok Keenan didekatnya, tapi ternyata yang dibutuhkan sedang asik bersama perempuan lain.

Love Scenario [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang