Dia memang terbaik, tapi yang terbaik tidak akan pernah menjadi kenangan.
•••••
Happy reading 💙❤️
Jangan lupa vote 🙆🙆🙆
"Seaa!"
Keenan memanggil Sea saat perempuan itu tengah asik bermain dengan kelima sahabatnya. Sea menoleh pada si pemanggil, dan melihat tatapan Keenan seperti sedang terganggu akan suatu hal.
"Iya, kenapa?" Sea menghampiri Keenan sesaat setelah dia menjawab panggilannya.
"Aku baru sadar kalau kamu pake celana pendek," ucap Keenan pada Sea.
Hah? Memangnya kenapa? Keenan seolah terganggu melihat outfit yang Sea gunakan saat ini, yang dia pikir itu adalah pakaian yang paling cocok saat berada di pantai. Sea memakai tank top hitam dan hotpants dipadukan dengan long outer bermotif bunga.
"Ini kan pantai, Keen? Lagian yang lain juga pakai celana pendek." Sea menjawabnya sambil menunjuk ke arah kelima sahabatnya yang juga memakai hotpants.
"Tapi celana kamu yang paling pendek, Sea!"
Sea menghela napas pasrah, Keenan benar-benar tidak terbantahkan. "Terus aku harus gimana?" tanyanya.
Keenan tampak berpikir seakan mencari solusi untuk pertanyaan itu, sesaat kemudian Keenan berlalu dari hadapan Sea, "Tunggu sebentar."
Sea hanya diam tanpa bisa berkata apa-apa, menunggu apa yang akan Keenan lakukan.
Lalu Keenan datang menghampiri Sea setelah sepuluh menit meninggalkannya. "Nih," ucap Keenan seraya memberikan Sea sarung khas Bali yang sudah dibelinya tadi.
Sea kebingungan dengan pemberian itu, "Buat apa?"
Tanpa menjawab Keenan langsung melingkarkan sarung itu di pinggang Sea dan berbisik, "Aku nggak mau ya aurat kamu dilihat banyak orang!"
Sarung itu melingkar dengan sempurna di pinggang Sea, dengan panjangnya yang hampir menyentuh mata kakinya. Sepertinya Keenan benar-benar tidak ingin kaki pacarnya itu terlalu terekspos.
"Aneh nggak sih panjang gini? Aku jadi kelihatan pendek nanti." Sea sedikit terganggu dengan panjang sarungnya, dengan tinggi badannya yang standar itu, jika memakai pakaian sepanjang mata kaki tentu tubuhnya akan terlihat sedikit pendek.
"Udah, nggak apa-apa. Kamu tetap cantik, kok." Keenan berusaha menenangkan Sea.
"Astaga, Keenan. Segitunya!" ucap Aroof yang sedari tadi ternyata memperhatikan mereka berdua.
"Sesuatu yang berharga itu harus dilindungi, Ar." jawaban Keenan membuat pipi Sea merona kembali.
Entah mengapa setiap perkataan Keenan selalu terdengar manis di telinganya Sea, dan selalu berhasil membuat pipinya memunculkan warna merah. Lalu jantung Sea? Ah tidak usah ditanya lagi, karena tentu saja dia akan berdetak lebih cepat dari biasanya.
•••
Malam hari Sea dan kelima sahabatnya memutuskan untuk pergi sendiri tanpa Keenan dan kelima sahabatnya.
Time girls now.
Mereka berencana hangout di caffe yang pernah Sea datangi dengan Keenan pada malam sebelumnya. Karena Sea masih penasaran dengan kopinya. Perempuan itu benar-benar keras kepala jika perihal kopi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario [END]
Fiksi RemajaSeanna Calarenjana Sakhi, gadis berusia 17 tahun itu tidak menyangka bahwa usahanya menyayangi dan mencintai selama dua tahun tanpa status, dibalas dengan sebuah kebohongan. Hingga akhirnya ia dipertemukan kembali dengan seseorang yang berasal dari...