Dalam cinta sejati, jarak terkecil terlalu jauh dan jarak terjauh bisa dijembatani.•••••
Happy reading 💙❤️
Jangan lupa vote 🙆🙆🙆
Lima tahun kemudian,
Sea berada di caffe bersama sahabat karibnya yang sudah menemaninya selama lima tahun ini di negara asing, jauh dari kampung halaman. Nala, dialah orangnya. Tahun ini adalah tahun terakhirnya di negara ini, minggu depan ia sudah harus kembali ke negara asalnya—Indonesia.
"Sudah lima tahun, ya Cal?" tanya Nala setelah menyesap minumannya.
Sea menautkan keningnya, ia tidak mengerti maksud sebenarnya dari perkataan temannya itu.
Nala tersenyum singkat, "Keenan gimana? Masih sering kirim pesan?"
Di tahun kedua, Sea pernah menceritakan tentang Keenan pada Nala, ia rasa sudah waktunya temannya itu mengetahui alasan kepindahannya ke Singapore. Semua hal Sea ceritakan pada Nala, termasuk masalahnya yang terjadi karena kehadiran Clara.
Sea tertegun sesaat, tangannya yang ingin menyuap makanan terhenti di udara, pertanyaan itu benar-benar tidak pernah diduga akan dilontarkan oleh Nala.
"Hm." Sea hanya menjawab dengan gumaman.
"Waw ... hebat ya Keenan. Bisa bertahan selama ini." Nala akui kegigihan Keenan yang menginginkan Sea kembali. "Terus, gimana sama kamu sendiri?"
"Aku?" tanya Sea menunjuk dirinya sendiri.
"Ya, kamu."
"Jangan setengah-setengah deh Mas ngomongnya. Kebiasaan banget."
Nala terkekeh, ia memang sengaja mengatakannya seperti itu, ia ingin Sea yang mulai bercerita sendiri. Karena pada dasarnya perempuan itu tidak pernah bercerita jika tidak dimulai.
"Kamu nggak ada niatan gitu buat bales pesannya? Sudah lima tahun lho, Cal. Nggak kasian sama Keenan. Hm?"
"Mas—"
"Gini deh, aku tanya sama kamu. Perasaan kamu sama Keenan gimana? Masih sama? Atau jangan-jangan sudah berubah?" Nala menaik-turunkan kedua alisnya.
"Bukannya aku sudah cerita ya, perasaan aku sama dia itu masih sama, nggak pernah berubah." Dengan lantang Sea mengatakan semua itu.
"Terus? Masih kecewa?"
"Kecewa itu kan nggak bisa disembuhkan dalam waktu singkat, Mas."
"Lima tahun itu lama lho, Cal."
Sea terdiam, ia ingin menjawab perkataan Nala, namun berakhir hanya menghembuskan napas berat, ia tidak menyangka membicarakan tentang rasa kecewanya pada Keenan masih sangat sulit.
"Apa yang kamu risaukan sekarang?" tanya Nala.
"Aku cuma takut, kalau aku balas pesannya nanti aku jadi terikat lagi sama Keenan, Mas."
Nala mengeryit heran, "Kalau gitu bagus, kan? Bukannya kamu masih punya perasaan ya sama Keenan?"
"Tapi ... aku takut masih ada Clara di antara kami."
Nala melipat kedua tangannya di atas meja, menatap lekat mata Sea, "Jadi itu masalahnya? Memangnya kamu tau dari mana kalau Clara masih ada di antara kalian? Kamu sudah lihat sendiri?"
Sea menggeleng ragu. Memang selama ini dirinya hanya menduga-duga, tanpa pernah menanyakan sendiri kebenarannya.
"Masalahnya berarti ada di kamu sekarang." Nala mengangguk-angguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario [END]
Fiksi RemajaSeanna Calarenjana Sakhi, gadis berusia 17 tahun itu tidak menyangka bahwa usahanya menyayangi dan mencintai selama dua tahun tanpa status, dibalas dengan sebuah kebohongan. Hingga akhirnya ia dipertemukan kembali dengan seseorang yang berasal dari...