Berjagalah untuk yang terburuk, berharaplah untuk yang terbaik, dan terimalah apa yang datang.
•••••
Happy reading 💙❤️
Jangan lupa vote 🙆🙆🙆
Keenan dan Sea mencoba mengingat kembali kenangan masa kecil mereka. Tidak banyak yang mereka ingat, namun beberapa foto mampu membawa mereka kembali ke masa lalu. Seperti salah satu foto yang dilihat keduanya tadi, di sana Keenan sedang merangkul Sea. Seingat mereka, foto itu diambil ketika sekolah mereka melakukan kunjungan ke Kebun Binatang.
"Jadi ... laki-laki yang sering kasih gue permen di depan pagar itu lo, ya?" Ingat Sea. Memorinya perlahan-lahan hadir kembali.
Sea mulai ingat, dulu ketika dia menangis saat ditinggalkan Kian, ada seorang anak laki-laki yang langsung mendekatinya, dan memberi permen untuk menenangkannya. Keduanya terhalang oleh pagar besi tinggi, tapi masih ada celah untuk Keenan kecil memberikan Sea kecil permen saat itu. Sea benar-benar langsung berhenti menangis setelahnya. Selalu seperti itu jika Sea menangis, Keenan dengan sigap mendekatinya dan memberikannya sebungkus permen.
Kemudian entah kenapa Keenan tidak pernah muncul lagi, bahkan Sea pernah berpura-pura menangis hanya untuk melihat Keenan datang padanya. Namun Keenan tidak pernah datang lagi. Sampai pada akhirnya Sea tahu bahwa Keenan sudah pergi meninggalkannya, Keenan sekeluarga pindah ke Bandung dan menetap di sana. Sea kecil tentu sangat sedih, dia kehilangan teman yang bahkan namanya saja belum ia ketahui.
"Dan lo adalah anak perempuan cengeng yang selalu nangis kalau ditinggal pergi bang Kian. Iya, kan?"
Memori Keenan mundur ke belakang, kembali mengingat ketika ia melihat anak perempuan menangis di depan pagar rumah yang terletak tepat di seberang rumahnya sendiri. Keenan merasa kasian melihatnya, akhirnya dengan berani dirinya mendekati anak perempuan itu.
Keenan kecil bertanya apa yang membuat Sea kecil menangis, namun Sea kecil tidak menjawab, dia masih saja menangis dengan keras. Keenan kecil bingung saat itu, dan seketika teringat dengan permen yang berada di dalam saku celananya. Dengan sigap Keenan kecil memberikan permen itu pada Sea kecil. Dalam sekejap tangisan itu mereda, Keenan kecil lega dibuatnya. Kejadian itu selalu terulang jika Keenan kecil melihat Sea kecil menangis. Sampai pada akhirnya Keenan kecil tidak bisa melakukannya lagi. Karena kepindahannya yang mendadak, bahkan untuk berpamitan pun ia tidak sempat.
"Hebat banget ternyata takdir kita, gue selalu mau tau nama lo saat itu. Tapi gue malu buat nanya. Dan saat gue sudah mulai berani lo nggak pernah muncul lagi. Gue sedih sampai-sampai buat gambar kita yang terhalang pagar gitu. Drama banget nggak sih gue sejak kecil." ucap Sea sambil terkekeh.
"Gue juga, gue selalu kepikiran sama anak perempuan itu sejak gue pindah. Gue mikir apa dia masih sering nangis ya kalau ditinggalin. Terus gue juga mikir siapa yang akan kasih dia permen lagi. Gue juga sedramatis itu waktu kecil." Keenan pun terkekeh saat mengingat kejadian dulu.
"Dan akhirnya kita dipertemukan lagi, gimana perasaan lo?" tanya Sea.
"Ya ... bahagia lah, walaupun gue nggak pernah nyangka akan dipertemukan kembali semudah ini. Gue ngiranya kita nggak akan mungkin ketemu lagi. Sudah belasan tahun kita berpisah, dan nggak ada satu pun petunjuk tentang lo. Gue hampir pesimis bisa ketemu sama lo lagi. Tapi nggak akan ada yang mustahil kan kalau Tuhan sudah ikut campur tangan di sini." jawab Keenan.
"Kita bukan ketemunya cepat, tapi ... memang ini waktu yang tepat."
"Untungnya pas ketemu sama lo, gue jomblo. Coba aja kalau kita ketemu dan gue udah punya pacar. Mungkin takdir ini nggak akan indah bagi lo." ledek Keenan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario [END]
Ficção AdolescenteSeanna Calarenjana Sakhi, gadis berusia 17 tahun itu tidak menyangka bahwa usahanya menyayangi dan mencintai selama dua tahun tanpa status, dibalas dengan sebuah kebohongan. Hingga akhirnya ia dipertemukan kembali dengan seseorang yang berasal dari...