Reverse

[1] Si Kembar

Bunga yang tidak pernah berbunga
bukan berarti tidak bisa berbunga
Hanya saja belum waktunya

*******

Seorang cowok berusia 20 tahun masuk kedalam rumah kontrakan berukuran 4x5 meter dengan emosi yang sudah sampai diujung. Dia mencari penghuni rumah ini.

"AXEL!!! DIMANA KAU, BRENGSEK?! KELUAR KAU!!!" teriaknya berulang kali sambil membuka paksa setiap pintu yang ada

"Apa?! Teriak-teriak gak jelas, memangnya gak pernah disekolahin ya?" Suara yang baru saja turun dari lantai dua.

Axel melihat pantulan wajahnya pada cowok dihadapannya ini. Alex Situbuana, adik kembarnya yang sama sekali tidak punya sopan santun padanya itu.

"Kurang ajar!"

BUGH!!!

Alex langsung meninju wajah Axel hingga tersungkur dilantai. Tapi sepertinya itu tidak membuatnya puas dan terus memukul Axel.

Axel berusaha membela dirinya dan berhasil menusuk mata Alex dengan pensil yang ada didekat meja tempat mereka berkelahi.

"ARRGKKK!!!" teriak Alex mengerang kesakitan. Tetesan darah turun deras dari mata kanannya tempat pensil itu menancap.

Axel langsung menggunakan kesempatan itu untuk meloloskan dirinya.

"SETAN APA YANG MERASUKIMU, HAH?!" bentak Axel tanpa memperdulikan Alex yang kesakitan.

"KAU HARUS MATI!!!" Alex mengeluarkan pistol yang dibawanya dan langsung mengarahkan kearah Axel.

"Bye"

DOR!!!

DOR!!!

DOR!!!

********

Seminggu kemudian...

"Berita terkini, mayat yang ditemukan disebuah rumah kontrakan daerah Kaliurang. Berhasil diidentifikasi, saudara kembar bernama Axel dan Alex Situbuana. Motif dibalik kematian diperkirakan sementara bahwa keduanya terlibat dalam perkelahian hebat dengan berakhir saling menyerang"

"Sampai saat ini kepolisian masih terus melakukan penyelidikan, tubuh keduanya akan dikembalikan pada pihak keluarga"

"Ihhh! Anak-anak sekarang benar-benar menakutkan!" eluh Nia, gadis yang baru genap 23 tahun dua bulan yang lalu.

"Kasus apa? Yang anak kembar saling bunuh itu?" tanya wanita paruh baya berambut pendek sebahu dihadapannya.

"Iya, mom. Bukankah kematian mereka misterius?"

"Misterius gimana?" timpal Kia, adik Nia yang lebih muda 6 tahun darinya.

"Kukira kau lebih suka sama ponselmu daripada ceritaku."

"Ih! Udah deh, mending kakak cerita aja" sahut Kia maksa.

"Oke, oke. Jadi, jika si adik punya masalah sama si kakak. Katakanlah mereka ngerebutin sesuatu gitu, berarti yang punya si kakak 'kan? Karena kakaknya sempet membela dirinya dengan menusuk mata si adik.

Si adiknya dikatakan membawa senjata api dan menembak 3 kali pada kakaknya. Tapi luka dimatanya gak mungkin bisa bikin si adik mati ditempat kan?"

"Tapi bisa saja, si adiknya terluka ditempat lain makanya dia kehabisan darah. Apalagi setelah berkelahi biasanya tubuh mengalami adrenalin rush dan melupakan rasa sakit" Sanggah mamanya.