Not every 'sorry'
Deserve 'it's okay' in return
*******
"Kalo gitu, jangan percaya pada Ivan" ucapnya serius.
Aku menatapnya penuh kebingungan. Apa hubungannya dokter Ivan dan pertanyaannya barusan?
Lagipula kenapa tiba-tiba Ivan terbawa dalam percakapan ini?
"Yu, lu benar-benar aneh tau sekarang dan gue gak bercanda."
"Gue juga gak bercanda. Ivan bukanlah orang yang bisa lu percaya."
"Tau darimana lu dia bisa dipercaya atau gak?" tanyaku sedikit kesal
"Dia terkenal playboy dan semua orang tau itu." jawabnya ragu.
Well, memang banyak rumor yang beredar jika Ivan seorang playboy yang terobsesi dengan semua mantannya. Tapi dari yang kulihat dia bukan orang seperti itu.
Dia cukup normal dan baik. Aku juga tidak ingin asal berasumsi bahwa rumor itu semuanya benar. Mungkin ada yang benar tapi belum tentu semuanya.
"Gue tau kok. Kalo lu khawatir gue jalan sama orang yang salah maka lu gak perlu cemas. Gue nggak ingin terlibat hubungan dengan siapapun untuk sementara waktu." Sahutku.
Bayu menatapku tapi bukan tatapan tajam atau jahil seperti biasanya.
Aku bisa melihat kesedihan dimatanya tapi aku tidak tau kenapa dia melihatku seperti itu.
Bayu menoleh kearah lain sebelum akhirnya berdiri.
"Oke, gue pegang ucapan lu." Katanya sebelum kembali ke kamarnya.
Aku melihat kearah layar ponselku yang menunjukkan hampir pukul lima pagi.
Sebaiknya aku bersiap ke pasar, hari ini aku berniat membawakan bekal untuk Bayu karena perjalanan yang jauh itu.
"Bayu, gue ke pasar ya. Lu mau titip apa?" tanyaku dari dalam kamar.
Untung rumah ini cukup mungil jadi aku tidak perlu mengeluarkan banyak suara untuk memanggilnya.
Bayu tidak merespon, aku langsung berinisiatif mengeceknya dan benar saja. Dia sudah tertidur pulas.
Lebih baik aku jalan sendiri saja tapi sebelum pergi aku menaruh cacatan kecil, yang mengatakan kemana aku pergi. Jaga-jaga, jika dia panik dan berpikir aku diculik.
Perjalanan ke pasar tidaklah jauh dari rumah yang kutempati atau bisa kubilang rumah mama dulu.
Ya, alasan aku bisa dengan mudah menempati rumah itu adalah rumah itu milik mamah.
Rumah itu bangun khusus oleh Ayah untuk ditinggali mamah selama berada dipulau ini.
Mamah sama sekali tidak pernah tinggal di mansion besar ditengah pulau.
Alasannya karena seluruh anggota keluarga Baskara menganggap mamah sebagai orang luar.
Mama juga yang tidak ingin membuat masalah setuju untuk tinggal dirumah itu dan membesarkanku disana.
Dulu, aku selalu berpikir alasan mamah tidak ingin kesana karena mamah seorang introvert yang tidak menyukai keramaian. Namun, setelah aku mulai besar aku tau alasan yang sebenarnya.
Dan aku membuat banyak kekacauan di mansion itu. Kurasa aku memang seorang pemberontak bahkan dari aku masih kecil.
Kakiku terus melangkah melewati jalan biasa yang lumayan ramai itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reverse
Mystery / ThrillerKeluarga Baskara adalah keluarga yang cukup berkuasa di Pulau Biru. Tapi berkat kematian misterius dari Alex dan Axel Situbuana, ketenangan dalam keluarga besar itu mulai memasuki babak kelam dalam masanya. Nirinia Baskara, gadis yang baru menamatk...