[3] Pemakaman

34 3 0
                                    

Jika ingin mendapatkan sesuatu
Maka ada yang harus dikorbankan

*******

"Kalo gue bilang pulau ini terkutuk, lu percaya?"

Bayu tertawa terbahak-bahak setelah mendengar kalimat Nia.

Dia tidak pernah berpikir Nia adalah tipe orang yang percaya pada hal-hal supernatural seperti itu.

Nia terkenal sebagai orang yang paling logis diseluruh angkatan mereka dan dia percaya dengan hal tidak kasat mata, itu tidak cocok dengan kepribadiannya.

"See? Lu gak percaya 'kan?" kata Nia kesal dan berjalan melewati Bayu.

"Sorry, sorry, Nia." Bayu mengejar Nia dan berhasil menghentikan jalannya. Nia benar-benar terlihat kesal padanya kali ini.

Bayu sadar, Nia serius dengan ucapannya.

"Oke, anggap aja gue percaya sama lu. Pasti lu punya alesan kenapa bisa mikir kaya gitu 'kan?" tanyanya serius.

Nia mengangguk "Lu mau cerita sama gue?"

"Oke, tapi ini bakal jadi cerita yang panjang banget." Putus Nia akhirnya.

"Kalo gitu, mari kita bermain tanya jawab sambil nunggu sunrise"

Bayu mengusulnya karena dia tau pasti Nia juga mengalami kesusahan untuk terbuka secara mendadak seperti ini.

"Lu beneran besar disini?"

"Yup, gue dulu sering berenang ketengah laut untuk menghabiskan waktu." Jawab Nia

"Gak takut tenggelam gitu, ombaknya lumayan tau." Bayu menunjuk ombak yang akan menerpa kaki mereka.

Nia tertawa kecil "Enggak lah, gue besar disini dan hampir semua anak kecil disini pintar berenang. Mungkin karena insting mereka juga sih tapi orang-orang disini selalu saling menjaga jadi tidak mungkin membiarkan siapapun tenggelam."

"Berarti lu kenal semua orang disini?"

"Dulu tapi udah 12 tahun berlalu. Banyak dari mereka yang sudah berubah, mungkin." Jawab Nia ragu.

Itu benar sudah 12 tahun berlalu pasti banyak hal yang berubah 'kan?

Bayu mengangguk. Dia juga tau, itu waktu yang cukup untuk merubah banyak hal

"Jadi, kau tau tentang hal-hal yang dikatakan bang Indra kemarin? Tentang pemilik pulau atau apa itulah."

"Pemilik pulau, bisa juga disebut sebagai tetua disini. Mereka sangat dihormati dan segala yang mereka katakan atau lakukan tidak pernah sekalipun diragukan apalagi dibantah oleh warga disini."

Bayu mengerutkan dahinya mendengar ucapan Nia

"Apapun? Memang sekarang masih jaman ya seperti itu? Mereka bertingkah seolah pemilik pulau yang memberi mereka makan." Sungut Bayu.

"Memang pemilik pulau yang memberi mereka makan kok" Bayu mengangkat alis bingung

"Mayoritas dari penduduk disini bekerja untuk pemilik pulau. Entah itu penginapan, toko, rumah makan, nelayan, penjual sayur, penyewaan, kesenian, kafe hingga bar dan festival. Semuanya." Lanjut Nia santai.

"Wow! Itu besar, benar-benar besar." Bayu benar-benar terkejut mengingat seberapa populer pulau ini.

Itu merupakan uang yang sangat besar untuk dihasilkan seseorang.

Nia menggeleng melihat ekspresi Bayu. Dia bisa melihat Bayu benar-benar tergiur dengan semua uang yang baru mereka bicarakan.

"Lu tertarik?"

ReverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang