[7] Tebing Curam

22 3 0
                                    

Mata akan melihat yang terjadi

Tapi bisa saja yang terlihat bukan yang sebenarnya

*******

Dua ratus tahun lalu...

Seorang pria duduk didalam ruangan yang gelap dan dingin, perlahan dia menyalakan tujuh lilin yang ada didepannya.

Dia mengucapkan beberapa kata yang sangat asing sebelum semilir angin bertiup, didepannya berdiri seseorang berjubah hitam panjang. Wajahnya sama sekali tidak terlihat.

"Seorang anak akan lahir dan keberadaannya membawa petaka bagi keturunanmu." Ucap pria berjubah hitam itu datar.

Seorang pria paruh baya didepannya menatapnya sedikit khawatir

"Apa yang harus kulakukan? Apa aku harus membunuhnya?"

"Jangan bunuh dia, dia akan menjadi persembahan terbesarmu. Darah langka yang akan memberikanku banyak kepuasan."

"Baik, tapi bagaimana aku tau jika dia salah satu keturunanku?"

"Bunga akan bermekaran dan lautan akan menggelap. Dia yang tidak akan bisa memaafkan dan melupakan. Dia yang paling berbeda meski diantara ribuan orang. Perhatikan tanda-tandanya, Dave."

Pria bertudung hitam itu tiba-tiba menghilang bersamaan dengan ketujuh lilin yang mati dan ruangan yang kembali menjadi gelap gulita.

*******

Masa kini...

"Nia, luka lu kemana?" tanya Bayu bingung dan horror sendiri.

Dia benar-benar melihat lima luka karena kuku Chelsea tadi siang. Tapi sekarang leher Nia benar-benar bersih dan tidak ada sedikitpun luka disana.

"Yu, beneran. Jangan bercanda, masa ilang sih?" Tanya Nia menyakinkan Bayu juga menyakinkan dirinya sendiri.

Bayu menatap Nia takut "Beneran. Gak ada, Nia. Bentar gue fotoin dulu"

Bayu langsung mengeluarkan ponselnya dan memotret sisi leher Nia agar Nia bisa melihatnya dengan jelas.

Nia mengeceknya dan benar saja. Tidak ada bekas cakaran atau luka lainnya semuanya bersih seolah-olah tidak pernah ada sebelumnya.

Bahkan ketika mengoleskan alkohol tidak ada lagi rasa nyeri seperti tadi siang.

Keduanya saling menatap bingung, benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi saat ini.

Tapi sesuatu langsung muncul dalam kepala Nia yang dia lupakan tadi siang.

"Yu, Chelsea tadi siang beneran cakar gue kan?" tanya Nia.

"Ya, iyalah. Orang dia nyampe lompat ke badan lo, gue sama Mike narik aja gak kuat." balas Bayu cepat.

"Tapi lu liat kuku-kuku Chelsea gak?"

"Liat, orang jelas-jelas panjang hitam-" Bayu menghentikan kalimatnya dan menyadari arah pertanyaan Nia.

Bayu yang pertama kali menyadari orang yang berada diruang musik itu adalah Chelsea, karena plester yang terpasang diseluruh kuku jari tangannya.

Jika dia melihat kuku hitam dan panjang yang mencengkram leher Nia tadi siang, berarti siapa yang menyerang Nia tadi atau tepatnya apa?

Nia melihat wajah Bayu yang menjadi pucat pasi memutuskan untuk menyudahi pembicaraan ini sebelum Bayu sama sekali tidak bisa tidur karena terlalu banyak berpikir.

ReverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang