[20]Makan Malam

11 4 0
                                    


I love to see people

See how hard they try

Try to catch someone's secret

And forget that they are showing theirs


Normal Pov

Mansion Baskara...

Nia melangkah kakinya menuju kearah ruang makan. Jam baru saja menunjukkan pukul 9 malam. Yup, makan malam dikeluarganya sedikit berbeda. Mereka diadakan mulai dari jam 9 dan berakhir jam 12 malam.

Tapi makan malam seperti ini jarang dilakukan oleh keluarganya. Acara ini diadakan ketika ada sesuatu yang serius yang akan dibahas oleh kepala keluarga Baskara dan semua anggota keluarga harus hadir.

Nia mendapatkan undangan kemarin. Bahkan secara Mike secara peribadi menjemputnya agar memastikan kehadirannya dalam makan malam kali ini. 

Daripada penasaran dengan kehadiran anggota keluarga lainnya, Nia lebih penasaran dengan alasan ayahnya mengumpulkan mereka malam ini.

Mike membuka pintu ruang makan dan menampilkan seluruh anggota keluarganya sudah berkumpul disana. 

Meja panjang yang bisa menampung hingga 20 orang itu setengahnya terisi oleh anggota keluarga Baskara. 

Tapi satu hal yang perlu diketahui, tempat duduk mereka disesuaikan dengan status mereka dalam keluarga.

Disisi kanan, dimulai dari Iyana selaku istri pertama dan anak-anaknya dari Adinda, Orischa, Berlian. Lalu Sandra selaku adik pertama Ayahnya dan anak-anaknya, Keith dan Kisara Singgara.

Disisi kiri harusnya berisi Nia dan Kia karena Ibu mereka hanya orang luar tidak boleh ikut makan malam ini. 

Namun, kini Gio duduk tepat disebelahnya menggantikan Kia lalu dilanjutkan oleh Siella selaku adik kedua Ayahnya dan anaknya, Chelsea Situbuana. Paling terakhir ada, Kate dan anak angkatnya, Ardelia.

"Silakan, Nona Nia" ucap Mike menarik kursi agar Nia duduk tepat dikursi pertama barisan kiri. Yang berarti tepat disebelah ayahnya.

"Tidak bisakah aku memilih kursiku sendiri?" tanya Nia datar.

"Mau duduk dimana pun sama saja. Kau tidak berhak berada dimansion ini." Kata Icha menatap Nia remeh.

Seperti biasa, tuan putri itu sama sekali tidak pernah menahan dirinya untuk tidak merendahkan orang lain dibelakang ayahnya.

"Setidaknya posisiku lebih tinggi daripadamu." Balik Nia meremehkan dan duduk dikursinya.

"Kau!"

"Icha!" potong Iyana. Melerai Nia dan Icha sebelum terlibat debat lebih parah lagi.

Nia duduk berhadapan dengan Iyana dan dia bisa tahu jika orang itu sama sekali tidak menyukai kehadirannya saat ini. Bagaimana pun Nia adalah anak dari orang yang merebut suaminya, mana mungkin dia tidak membenci Nia?

"Berhentilah menggoda kakakmu, Nia. Kau tahu, dia sebenarnya menerimamu datang." Kata Iyana manis.

Ya, mungkin ini alasan kenapa ayahnya menikahi Iyana. Istri pertama ayahnya itu, sangat peduli dengan pandangan orang lain, tidak akan bertindak diluar norma, menyembunyikan kebenciannya dan menampilkan senyuman. 

Tapi, juga tidak akan menolong jika orang dia benci sekarat didepannya. Cantik dan berdarah dingin, itu adalah kata yang bisa menggambarkan Iyana.

"Tentu saja, aku tahu itu." Sahut Nia datar.

ReverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang