⚫AMORA (01)

792 77 11
                                    

🐢 HAPPY READING 💨❀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🐢 HAPPY READING 💨

Sedih dan sunyi itu lah yang menggambarkan suasana hati dan tempat Amora sekarang, mora berjongkok di pinggir makan sang kakak. Dia memandang kosong makam tersebut dengan nisan yang tertulis nama sang kakak, adhyra gladis gracia Smith.
Mora masih bingung, entah apa yg ada di pikiran sang kakak untuk menyiksa diri nya sendiri dan mengakhiri hidup nya.

"Kak... Kenapa kakak ngelakuin hal gila ini kak kenapa!? "
Lirih Amora dengan airmata yang entah dari kapan mengalir .

Mora menatap ke sekeliling nya sunyi itu lah yg dpt ia rasakan mora saat ini. Sendirian di pemakaman karna semua pelayat serta keluarga nya telah pulang.
Ia sengaja menghindari mereka, karna ia paham di posisinya sekarang, menjadi tersangka pembunuh sang kakak, banyak yang membenci nya jadi ia lebih memilih kesini saat sudah tidak ada orng sama sekali baru ia ke makan sang kakak.

"Amora?"...
Panggil seseorang.

Panggilan itu membuyarkan lamunan Amora ,
Mora menolehkan kepala kepada orang yang memanggilnya.
Dapat dirinya lihat satu orang ber jas rapi dan satu orang pemuda berjaket denim.
Mora manatap dua orang itu dengan mata sayu nya.

"Ayahh... bang al"... lirih mora pelan.

"Kamu belum pulang mora? Ini sudah sore"...
tanya althar kakak pertama Amora
Sambil berjalan ke arah nya.

Yang di tanya pun hanya menggelengkan kepala nya.

Sedangakan ayah Amora dia hanya diam sambil melihat ke arah makan anak tengahnya dengan tatapan sendu dan sulit di artikan,Terdapat semburat kesedihan yg terlihat jelas di mata indah pria itu.

Hal itu tak luput dari penglihatan Amora, dia takut ayah dan kakak laki-laki nya ini ikut salah paham dan membenci dia seperti bunda nya.

"Ayah...bang al... kalian pasti juga ngira kalo aku yang sudah bunuh kak dhyra" tanya Amora dengan mata sendu.

namun yang di tanya hanya menoleh dan menatap datar Amora, tetapi di dalam hati mereka merasa iba dengan Amora, karna merka sudah tau Amora di benci oleh bundanya dan pasti juga kerabat mereka.

"Ayah... Bang al ini ngak kayak yang kalian denger, Bunda salah paham sama mora, bunda ngira mora yang dorong kak dhyra , padahal mora mau nolong kak dhyra, waktu mora liat kak dhyra berdiri di pembatas balkon dengan wajah yang acak acakan dan tangannya yang bersimbah darah, tapi bunda salah lihat ayah... Bang al... Ak sama kayak kalian yang syok akan hal ini tapi,
Ini semua bukan aku penyebab nya"...
Jelas Amora dengan lirih dengan kepala menunduk , serta air mata bercucuran.
ia takut ayah dan kakak nya salah paham seperti bundanya.

Mereka yang melihat itu tak bisa membendung air mata nya saat melihat mora menjelaskan dengan lirih dan air mata bercucuran.
Sang kakak berusaha mencari kebohongan di mata Sang adik tapi nihil dia tidak menemukan itu yang ada hanya raut kesedihan di mata Amora.

Al mendekap Sang adik dan mengelus surai hitam nya.

Mora hanya bisa menangis , dia tidak dapat merasakan aura kebencian dari sang kakak.

Lama di dekapan sang kakak mora melepaskan dekapan itu beralih menatap sang ayah yang sedang menatapnya juga dengan tatapan yg sulit di artikan.
Tapi  ada aura dingin yang ia rasakan pada sang ayah, ia paham mungkin sang ayah belum bisa menerima semua ini.

Tak lama willan berdiri dan menjulurkan tangannya kepada mora.

"Ayo pulang sudah sore",,, ajak sang ayah.

Amora menatap sang ayah sambil tersenyum tipis
Lalu membalikan tatapan nya ke arah makan sang kakak.

"Kak dhyra... Mora , ayah sama bang al pulang dulu yaa... Mora janji bakal sering ke sini sambil bawa bungan tulip kesukaan kakak, mora juga bakal selesain kesalah pahaman ini sama bunda dan yang lainnya an mora juga bakal cari tau apa penyebab kak dhyra sampe ngelakuin hal kaya gini." ucap nya dengan tatapan sendu...

Mora bangkit dari duduk nya dan berjalan ke arah sang ayah dan sang kakak yang sedang menunggu nya,  jangan lupakan mereka juga mendengar semua ucapan mora tadi.

Mereka pun berjalan keluar dari area pemakan menuju mobil willian yang terparkir lumayan jauh dari tempat dhyra dimakamkan.
Di dalam mobil tidak ada yg membuka suara.
hingga sampai di rumah mereka.

𓆣𓆣𓆣𓆣𓆣𓆣𓆣𓆣

Saat masuk rumah sudah banyak kerabat yang berkumpul dan jangan lupa ada gracia ( bunda amora )
Mereka memandang william dan althar yang baru pulang dari luar negri , memang setelah sampai di bandara mereka berdua langsung menuju pemakanan dhyra tanpa singgah kerumah mereka dulu, William dengan urusan pekerjaan nya dan althar yang juga kuliah di luar negeri.
Namun tak luput dari itu mereka menatap seseorang dengan penuh kebencian, yaa orang itu Amora
Gadis berusia 16 tahun yang malangnya di tuduh membunuh sang kakak , padahal itu semua hanya ke salah pahaman saja.

"Mengapa kau membawa gadis pembunuh ini pulang wiliam!?" tanya desi kakak dari gracia dengan nada tinggi.

"Karna dia anakku , dan dia pantas berada di rumah ini" ucap wiliaam dengan tatapan tajamnya.

"Apakah kau tidak malu punya anak seorang pembunuh kakaknya sendiri liamm! Bikin malu keluarga". Balas desi tak kalah tajam

"Kalau kau tidak suka dia di sini, alangkah baiknya kau saja yang pergi, masih punya rumah kan?"
Ujar willian dengan sengit.

Desi hanya bungkam mendengar perkataan adik ipar nya ituu.

"Ayahh aku ke kamar dulu" ucap mora memecah ketegangan di antara mereka.
Mora langsung pergi dari situ, dia sudah tak tahan dengan perkataan tante nya itu.

***********************

Jangan lupa tinggalin jejak ok

Mon maap jikalau ada typo ಠಿ_ಠ

Tbc.

LEORA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang