57. Sebuah skandal

1.1K 114 6
                                    

Luka dari masa lalu
Luka yang terus terbiarkan terbuka
Terbalut oleh trauma
Terbungkam oleh raga yang terlihat ceria.
Begitu menyedihkan namun itulah kenyataan saat ini.

Author POV on
Pagi menampakan sinarnya dengan anggun walau terselimuti oleh awan mendung.
Senyum mentari pagi pun serasa sulit untuk di temukan dalam gerumulan awan yang saling menyatu tanpa mengizinkan matahari itu terlihat walau begitu sinarnya masih terasa walau samar-samar dalam pandangan dan semesta.

Sepertinya alam semesta sedang berbaik hati kali ini,
Seseorang yang telah berhari-hari terbaring di ranjang pasien itu akhirnya memulai pergerakan kesadarannya.
Walau hanya kecil namun itu membuat pengaruh begitu besar bagj seorang wanita yang hampir memasuki usia 40 tahun itu.
Wanita segera memanggil petugas rumah sakit dengan harap yang begitu besar, dan benar saja jawaban dari dokter pun semakin membuatnya yakin bahwa putranya itu telah membaik keadaanya.

"Kami akan melakukan pengecekan ulang pada kondisi tubuh serta retakan kemarin. Akan kami lakukan setelah pasien sadar secara keseluruhan. " Ucap sang dokter itu pada sang ibu dari putranya yang terbaring lemah pada ranjang ini.

"Terima kasih dokter. " Balas ibu itu dengan menatap ke arah putranya yang perlahan kini mulai membuka kedua matanya.

"Rizky...." Ucap ibu itu dengan menatap putranya yang menatap ke arah sekeliling.

"Mama? Kenapa Rizky disini? Terus kenapa badan Rizky sakit semua?." Tanya Rizky dengan menatap ke arah sekeliling.

"Ky....mama khawatir banget sama kamu..." Balas ibu Rizky dengan perlahan mendekat ke arah putrnya dan hendak memeluk putranya itu.

"Papa mana? Kenapa dia gak ada disini?" Tanya Rizky. Ia masih ingat apa yang di perbuat papanya sebelum kejadian naas terjadi padanya.

"Papa masih di luar kota, lusa dia baru bisa pulang. " Balas ibunya dengan menggenggam tangan anaknya.

"Ohh diluar kota. Besok Rizky mau pulang ma, Rizky udah membaik." Balasnya dengan mengalihkan pandangnya dari ibunya.

"Kata dokter seenggaknya nunggu beberapa luka kamu membaik dulu baru bisa dipertimbangkan boleh atau gak untuk pulang ky." Balas ibunya

"Mama kalau capek mending istirahat dulu dirumah, Rizky bisa disini sendiri gak perlu khawatir kalau ada apa-apa Rizky bakal langsung panggil suster atau dokter disini. " Ungkap Rizky dengan kembali menatap ke arah ibunya yang terlihat begitu lelah walau dari tatapan matanya.

"Tapi Ky kamu kan belum membaik, mama gak papa kog nungguin kamu disini. " Balas ibunya dengan tersenyum.

"Gak perlu ma, mama itu capek Rizky tau ma. Udah mending mama pulang istirahat ya. " Balas Rizky

"Iya Mama bakal pulang tapi nanti bakal minta tolong temenmu biar kesini buat nungguin kamu disini. Ya?" Tanya ibunya

"Iya ma... Iya. " Balasnya dengan tersenyum.

Akhirnya ibu Rizky mengalahkan dan memilih menuruti permintaan dari putranya itu.
Ia berkemas dan hanya membawa sedikit barang lalu berpamitan dan meminta salah satu dari penjaga ruangan untuk tetap memantau putranya setiap 1 jam sekali.

Rizky buru-buru mengambil ponselnya dan segera mengecek keadaan ponselnya apakah data yang ada didalam baik atau pun rusak.
Dan setelah semua pengecekan tak ada satupun yang rusak hanya saja terdapat satu garis retak pada hpnya.

Ia dengan tergesa-gesa segera mengirimkan sebuah berkas yang terlihat begitu penting pada seseorang yang ia namai sebagai paman.

Rizky
Semua berkas ada di pdf itu dan beberapa bukti chat serta bukti foto yang kemarin belum sempat dikirim.

Santriwati vs Ketua OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang