2.Kak Alvin

21.4K 1.2K 17
                                    

Syifa pov

"Ekhrem nama saya Asyifa kak bukan makmum." Ucapku dengan nada menahan kesal.

"Hah akhirnya kau datang juga. Ini ada undangan untuk datang pada seminar pada hari rabu besok dan pengurus inti OSIS wajib ikut." Jelasnya masih memandang laptopnya tanpa melihatku.

"Iya kak.Lantas kenapa kakak memanggil saya kesini?" Tanyaku dengan mulai menatapnya kesal.

"Berikan surat ini pada Alisa dan satu lagi ini flashdiskmu yg kemarin tertinggal dilaptopku." Ucapnya dengan menutup laptopnya dan memberikan sebuah flashdisk biru dengan sebuah pita senada.

"Hmm iya kak." Ucapku lalu berjalan perlahan meninggalkannya

"Ternyata seorang santriwati sepertimu juga seorang pecinta drama korea." Ucap kak Daniel tiba tiba dan membuat langkahku terhenti.

"What?!" Ucapku dengan terkejut dan menatapnya tajam.

"Aku tadi penasaran dengan isi flashdiskmu dan kulihat banyak sekali drakor dan foto foto member exo dan sj." Jelas kak Daniel dengan berjalan ke arahku.

"YYYAAKKK!!KAK DANIEL GAK BOLEH ASAL BUKA FILE ORANG TANPA SEIZINNYA!
ucapku dengan keras dan menatapnya tajam.
BERHENTI UNTUK IKUT CAMPUR TENTANGKU DAN JANGAN PERNAH MEMBUKA PRIVASI ORANG LAIN TANPA SEIZINNYA!"
Protesku lagi dengan menunjuk ke arah wajahnya. Aku tau aku telah terbawa emosi karena aku tak suka jika ada seseorang yg membuka privasiku.
Namun perlahan kak Daniel mulai mendekat dan menatapku penuh arti.

"Maaf Syifa.afwan." ucap kak Daniel dengan tertunduk lalu beranjak pergi meninggalkanku sendirian.
Apakah aku terlalu keras?! Tapi aku tak suka dengan sikapmya yg asal membuka file pribadiku tanpa seizinku.

Akhirnya kuputuskan untuk beranjak pergi menemui Alisa dan memberikan surat yg tadi diberikan kak Daniel kepadaku.
Setelah kuserahkan surat itu aku ingin menenangkan diriku akupun segera menuju mushola sekolah dan mengambil air wudhu.

Kulihat seorang cowok tinggi berjalan menghampiriku yg kini duduk pada sebuah kursi kayu panjang yg biasa digunakan untuk memakai sepatu.

"Assalam'ualaikum Fa." Ucap kak Alvin dengan tersenyum manis sekali hampir saja aku baper oleh senyumannya.

"Waalaikumsalam kak." Balasku dengan menundukan pandangan takut takut jika ia melihat pipiku yg telah merah padam .

"Keliatannya kamu tadi habis marahan ama daniel?" Tanya kak Alvin secara tiba tiba.

"Ah enggak kog kak." Jawabku dengan lirih.ya aku takut jika kak Alvin akan salah paham dan juga sebenarnya aku ingin tahu kenapa kak Alvin tau jika aku tadi sempat meneriaki kak Daniel.

"Gak usah disembunyiin Fa.aku tau kog tadi Daniel bilang kalau kamu marah ama dia karna dia udah lancang buka file drakor kamu." Jelaas kak Alvin dengan memandangku.

"Eum afwan kak." Balaasku dengan semakin menunduk.

"Tak apa kog Fa.kamu berhak marah tapi kamu juga harus bisa kontrol emosi kamu.bukankah nabi muhammad mengajarkan kita untuk senantiasa mengontrol emosi kita dan belajar meredakan emosi karena emosi datangnya dari setan." Jelas kak Alvin dengan tersenyum penuh ketenangan.

"Hmm iya kak aku tau.hanya saja aku tidak suka dengan orang yg mengusik tentang privasiku tanpa seizinku." Balasku dengan menatap ke bawah.

"Iya aku paham kog Fa setiap orang punya privasinya masing masing.baiklah aku harus kembali mengecek keadaan aula kau mau ikut atau masih ingin menenangkan fikiranmu?" Tanya kak Alvin dengan beranjak berdiri.

"Aku ingin disini dulu kak." Balasku

"Baiklah.ini usaplah air matamu itu karena aku tak ingin jika melihat calon bidadari surga menangis." Ucap kak Alvin dengan memberikan sapu tangan hitam dan akupun mengambilnya.

Benar sekali aku telah menahan air mata sejak kak Alvin mulai membahas tentang pertengkaranku dengan kak Daniel.

"Syukron akhi." Ucapku lirih dan saat itu kak Alvin telah berjalan menjauh.
Aku tak tau apa yg akan kulakukan setelah ini tapi aku merasa sangat bersalaah pada kak daniel.

Namun dibalik itu ada rasa bahagia ketika kak Alvin menyebutku calon bidadari surga.

Alvino Davin Alexandro.cowok tinggi dengan tampang yg tampan dan ibadah yg selalu tak peenah ia lupakan. Kak Alvin juga seorang ketua ROHIS di sekolahku selain itu ia juga seorang yg ramah pada semua orang.
Sejak awal aku melihatnya adalah ketika ada sebuah kajian fikih disebuah masjid besar dikotaku dan saat itu ia sedang membacakan surat al kahfi dengan merdunya dan sejak saat itu aku mulai mengaguminya dalam diam dan ketika MOS pertama aku melihatnya begitu gagah dengan jas dan tampangnya yg begitu tampan.sontak saja aku merasa terkejut dengan kehadirannya disekolah ini dan setelah itu aku mulai dekat dengannya hanya sebatas hubungan kakak dengan adek kelas.
Sejak awal mengenalnya aku banyak mendenngar tentang hubungan dia bersama beberapa cewek populer di sekolah tapi itu hanyalah sebuah kabar bohong karena nyatanya kak alvin hanya sebataas menganggap mereka teman.

Akhirnya akupun kembali ke aula namun ketika sampai disana aula terlihat kosong dan sepi.
"Nyari siapa Fa?" Tanya kak Alvin dari belakangku.

"Kak Alvin.itu kak dimana anggota OSIS dan anak kelas X?" Tanyaku padanya yg kini berdiri disampingku

"Mereka sudah pulang.apa kau tidak pulang Fa?" Tanya kak Alvin lagi.

"Masya allah ini sudah jam 4 ya kak.ah aku sampai lupa liat jam."

"Hahahaha iya.apa kau mau pulang sekarang?"

"Iya kak.ya udah kak aku duluan ya ada janji ama Devi di perpus soalnya."

"Iya Fa hati hati."

Akupun segera pergi menuju perpus untuk menemui Devi dan ternyata benar ia sudah menungguku disana.

"Assalam'ualaikum." Ucapku padanya yg nampak kesal.

"Waalaikumsalam.Syifa lu tuh gimana si.....

"Eits jan protes dulu mending kita langsung ke toko buku udah sore soalnya." Potongku karna ku tau dia akan prottes soal keterlambatanku.

"Hah iya ayo cepat." Balas Devi seraya menarik tanganku dan segera membawaku keluar dari sekolah akhirnya setelah berjalan sekitar 10 menit kamipun sampai di sebuah toko buku yg memang dekat dengan sekolahku.

Kamipun mulai sibuk sendiri oleh buku buku dan aku tertarik pada deretan novel novel yg baru terbit.

"Syif yg mana nih kamusnya?" Tanya devi yg kini menghampiriku.

"Buat pemula si mendingan yg sampulnya biru itu karna itu cocok buat pemula yg baru belajar mendalami b.arab." jelasku pada Devi dan hanya membalas dengan anggukan kecil.

Akhirnya Devipun membeli beberapa kamus bahasa asing seperti jepang,korea,dan arab. Selain menjadi ketua organisasi bahasa disekolah ia memang bermimpi menjadi seorang menteri luar negri di masa depan nanti.ah Devi...

Kamipun berpisah dipersimpangan jalan dan saat itu hujan mulai terasa akupun segera mempercepat langkahku namun tiba tiba ada sebuah mobil sport hitam berhenti tepat didepanku dan sontak saja aku terkejut dengan itu.

"Cepat masuk." Ucap seorang laki laki dari balik jendela mobil yg terbuka

"Hah?!" Ucapku terkejut karna laki laki itu adalah KAK DANIEL!

"Ini udah sore lu mau ntar sampe pesantren maghrib dan kena marah ama Alifa karna pulang telat?!" Tanya kak daniel yg kini berdiri disamping mobilnya.

"Hah?tapi kak....

"Gua gak akan turunin lu didepan pesantren lu.gua turunin lu didepan gang." Potong kak daniel seraya masuk ke mobilnya.

Akhirnya akupun menuruti kemauannya namun aku merasa lucu dengan gaya bicara kak daniel yg memakai kata "gua-lu" karna biasanya dia sangat formal bahkan terlalu formal.

"Udah sampe didepan gang.dan satu lagi jan ketawa karna gua gak pakek bahasa formal.Assalam'ualaikum." Ucapnya sebelum pergi meninggalkanku dan sontak saja aku tertawa terbahak bahak karna ulahnya.

Terkadang aku tak mengerti dengannya kenapa dia bisa bersikap mengesalkan namun juga mampu membuatku tertawa karna sikapnya?

Santriwati vs Ketua OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang