3.Kotak permintaan maaf

17.3K 1K 17
                                    

Syifa pov

Ketika sampai dipesantren ternyata sudah pukul setengah 5 lebih 15 menit setidaknya aku tidak pulang maghrib lagi karna jika sampai itu terjadi maka aku telah melanggar peraturan pondok untuk ke-3x

"Assalam'ualaikum ukhti.afwan tadi saya harus mengurus calon anggota OSIS baru disekolah dan membantu teman saya mencari kamus bahasa arab." Ucapku pada seorang perempuan yg usia lebih tua 5 tahun dariku.dialah ukhti Alifa.pengurus pondok bagian keamanan sekaligus ketua kemanan pondok.

"Hm.......cepat mandi dan menyusul ke aula untuk mengaji bersama ustadzah Afika." Ucap ukhti alifa tanpa senyum.itulah bagian keamanan pondok.mereka dilarang untuk tersenyum kecuali jika perlu karna mereka harus selalu terlihat tegas.

"Baik ukhti syukron." Balasku seraya masuk area pondok dan segera menuju kamarku yg berada didekat aula pondok.

"Assalam'ualaikum" ucapku pada teman teman sekamarku yg sedang bersiap menuju aula.

"Waalaikumsalam." Balas mereka serempak dengan tersenyum ramah.

"Akhirnya kamu datang juga Syif kalau gak aku harus jawab apa nanti sama ukhti Syilla." Ucap Hayati teman sekamarku yg memang punya kedekatan khusus padaku karna sejak awal masuk pondok ini aku dan hayati telah saling kenal sebelumnya.

Dia adalah temanku ketika SD namun ia harus pindah sekolah sejak kelas 4 SD karna ayahnya yg seorang tentara dipindah tugaskan diluar kota dan ia bersama ibunya harus mengikuti ayahnya.

"Maksudnya?" Tanyaku pada Hayati dan menyiapkan baju lengkap dengan sarung pondok penggati rok

"Ukhti Syilla mencarimu tadi dan dia bilang ini penting dan kau disuruh segera menemuinya di perpustakaan pesantren." Jelas hayati

"Eum baiklah tapi bagaimana dengan mengaji di aula bersama ustadzah Afika?" Tanyaku kembali pada Hayati yg kini tengah bersiap menuju aula

"Ukhti Syilla bilang kau bisa menyusul ke aula nanti setelah urusanmu dengam ukhti Syilla selesai.ya sudah aku harus ke aula sekarang Syif aku duluan ya.assalam'ualaikum." Pamit Hayati dan segara menuju aula yg tepat di depan kamar kami.

"Iya waalaikumsalam." Ucapku seraya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan setelah itu akupun segara menuju perpustakaan dengan sedikit mengendap endap takut akan ketahuan oleh bagian keamanan pondok.

Akhirnya akupun sampai di perpustakaan pesantren.perpustakaan ini tak terlalu besar karna ruangan ini hanya sebatas ruangan kecil yg berisikan tumpukan buku kitab dan alquran untuk para santri disini dan ruangan ini terbuka untuk umum.

"Assalam'ualaikum." Ucapku memberi salam dan segara berjalan pelan ke arah ukhti Syilla yg kini tengah duduk menghadap meja dengan satu kursi didepannya.

"Waalaikumsalam." Balas ukhti Syilla tanpa senyuman.
Ukhti Syilla adalah santriwati senior yg menjabat sebagai ketua asrama dipondok dan sekaligus ketua tatabahasa di pondok.

"Afwan ukhti ada apa mencari saya?" Tanyaku dengam gugup karna biasanya ukhti Syilla termasuk orang yg periang.

"Duduk." Ucap ukhti Syilla singkat.

"Iya ukhti."

"Kamu tau ini apa?" Tanya ukhti Syilla dengan menunjukan sebuah kotak coklat dengan hiasan pita berwarna senada.

"Afwan ukhti saya tidak tau." Ucapku masih dengan tertunduk.

"Tadi siang keponakan Ummi datang dan menitipkan ini untukmu." Ucap ukhti Syilla dengan nada lebih bersahabat dan sedikit tersenyum

"Afwan ukhti apakah tidak salah?kenapa untuk saya?" Tanyaku dengan menatap ukhti Syilla bingung.

"Siapa nama ketua OSIS disekolahmu?" Tanya ukhti Syilla dengan tersenyum dan justru membuatku bertambah bingung.

Santriwati vs Ketua OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang