50. hujan

1.7K 186 40
                                    

Tak apa merasa kecewa
Tak apa merasa lelah
Kadang itu juga diperlukan
Namun tetaplah bersyukur atas
Apa yang kita punya sekarang

C.B.

Di chapter ini mungkin akan sedikit beda karna di chapter ini akan perpaduan POV. Jadi POV author dan POV dari Syifa ya. Semoga bisa paham ya.

Author POV

Seorang siswi SMA nampak tergesa-gesa dengan membawa koper miliknya.
Ia terseok-seok menarik koper yang entah apa isinya.
Gadis SMA itu nampak memperhatikan seseorang dari jauh lewat kacamata hitam yang ia kenakan.

"Awasi Daniel terus walau harus terus mengikutinya sampai penginapannya." Ucap gadis SMA itu berbicara dengan lawan bicaranya lewat ponselnya.

Gadis itu lalu berjalan menjauh dan mulai masuk ke sebuah mobil Pajero hitam.

Sedangkan sesosok murid laki-laki yang ia awasi tadi kini sudah mulai menghilang bersama beberapa orang lainnya yang terlihat mulai memasuki sebuah bus yang terpampang sebuah tulisan rombongan olimpiade fisika perwakilan kota.

Daniel nampak sedikit gusar dari tempat ia duduk saat ini. Sejak pertama kali ia meninggalkan sekolah raut wajahnya nampak penuh dengan fikiran .
Daniel tetap terlihat Daniel yang baik-baik saja namun fikirannya melayang melintas jauh dan hanya ia yang tahu kemana fikiran itu berakhir.

Namun berbeda pula dengan apa yang gadis SMA yang sejak tadi telah mengikuti Daniel secara diam-diam.
Agnes! Gadis itu tak berhenti untuk mendapatkan pujaan hatinya sekali lagi.

Agnes mengikuti Daniel bahkan sejak Daniel berangkat sekolah tadi.
Ia mempunyai koneksi dengan panitia penyelenggara olimpiade yang cukup erat. Bagaimana tidak sang donatur untuk olimpiade ini saja adalah adik dari ayah Agnes dan tak hanya itu saja salah satu dewan juri yang akan menilai nanti adalah ibu Agnes ! Tentu saja ia bisa bertindak semau dia dan sebebas dia .
Termasuk untuk berpura-pura ingin melihat bagaimana jalannya olimpiade ini padahal niat sebenarnya adalah untuk menarik perhatian Daniel kembali.

Di tempat lain Rizky dan Syifa masih berada di depan pelantaran minimarket dan masih saling mencoba untuk mengendalikan suasana agar tidak terasa begitu canggung.

"Kita lanjut jalan yuk." Ucap Rizky dengan beranjak berdiri dari tempat duduknya dan menatap ke arah Syifa.

"Kita mau kemana?" Tanya Syifa yang mulai bisa mengendalikan dirinya lagi dan mulai bisa membiaskan suasana antara dia dan Rizky.

"Katanya mau nyari jajan kan. Ayok mumpung masih jam segini juga kan." Ucap Rizky dengan tersenyum ke arah Syifa.

"Ya udah iya." Balas Syifa dengan singkat dan hanya menimpakan senyuman sedikit namun masih tetap tertunduk.

Mereka pun berjalan bersampingan namun masih ada jarak yang cukup diantara mereka.

Tak banyak yang mereka bicarakan bahkan lebih banyak hening di antara mereka berdua.

Tak lama berjalan akhirnya mereka menemukan sebuah kedai makan yang hampir tutup.

Rizky langsung mengajak Syifa untuk makan bersama disana.

Syifa hanya mengangguk tanpa menjawab dan mengikuti langkah Rizky yang mulai memasuki kedai makan itu.

Mereka duduk di meja yang cukup strategis.
Berada di dekat jendela yang langsung menghadap ke arah jalanan namun cukup dekat dengan pintu keluar dan tempat kasir berada.

Setelah memesan beberapa menu makanan dan minuman akhirnya kedua sahabat itu kembali sibuk dengan dunia mereka berdua lagi.

Dari membahas beberapa drama Korea yang sedang banyak diperbincangkan hingga masuk ke idola mereka masing-masing. Namun di tengah-tengah perbincangan mereka tiba-tiba Syifa menanyakan pertanyaan yang membuat Rizky cukup terkejut mendengarnya.

Santriwati vs Ketua OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang