•
•
•Di sisi lain, Dhian yang ditarik Darren tadi masih menggerutu. Ayah dan Bunda dari Zhenira itu tengah saling berhadapan di ruang tamu sekarang. Sang Ibunda Zhenira tersebut bahkan masih menatap tajam suaminya yang dengan kurang ajar telah menginjak kakinya tadi.
"Apa maksud kamu menginjak kaki saya tadi, huh?!" tanya Dhian to the point. Dagunya ia angkat dengan angkuh sehingga membuat Darren memijit pelipisnya melihat tingkah sang istri yang tidak pernah berubah meskipun usianya hampir menginjak kepala empat.
Pantesan anak saya yang keluar modelan Zhenira.
"Kamu tadi pasti ingin melarang Zhenira pergi ke sekolah, 'kan? Saya menginjak kaki kamu karena ingin mencegahmu mengatakannya."
Dhian mengerutkan keningnya tidak mengerti. "Apa maksudmu? Dia putriku, dia masih belum sembuh benar. Mana mungkin aku biarkan dia ke sekolah seperti itu."
Darren menghela napas. Ia menatap Dhian dengan tajam hingga membuat wanita itu sedikit gentar. "Dia juga putri saya kalau kamu lupa. Saya hanya tidak ingin merusak wajah cerianya pagi ini. Jadi biarkan saja. Saya yang akan mengantarkannya sendiri ke sekolah dan memastikan dia masuk dengan aman tanpa gangguan."
"Hmm, baiklah."
Mau bagaimana lagi? Dhian tidak bisa membantah perkataan suaminya kalau sudah seperti ini. Darren lebih keras kepala daripada dirinya. Lagi pula, ia yakin kalau keputusan suaminya untuk membiarkan Zhenira langsung pergi ke sekolah setelah baru pulang dari rumah sakit pasti ada alasannya. Yah, meskipun hanya karena tidak ingin merusak suasana hati sang anak. Dhian sangat mengenal baik seorang Darren. Juga rasa sayangnya pada putrinya. Semenyebalkan apapun seorang Darren, dia tipe yang sangat sayang pada keluarga.
"Ayo kembali ke dapur, lanjutkan masakanmu yang belum jadi itu."
Oke, sepertinya Dhian harus menarik ucapannya yang terakhir tadi.
Darren benar-benar menyebalkan!
Dengan langkah kaki yang sengaja dihentak-hentakkan, Dhian kembali ke dapur untuk menyelesaikan masakannya diikuti Darren yang sudah kembali duduk di kursinya untuk menemani Zhenira yang masih asik mencomot roti isi selai kacang itu.
🌌🌌🌌
"Jaga diri kamu ya, Ayah pergi ke kantor dulu. Kalo ada apa-apa langsung telepon Ayah, oke sayang?"
Zhenira mengangguk kecil, mencium pipi sang ayah singkat sebelum benar-benar keluar dari mobil. "Siap Ayah, tenang aja. Aman kok, aku masuk dulu ya? Dadahhh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dream Adventure ✔
Fantasy[𝐌𝐲 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 #𝟏] Genre : Fantasy - Teenfiction Tema : Dream World ⚠ [𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] ⚠ Follow dulu dong! Hargai penulis dengan memberikan vote dan komentarmu. Selamat membaca❤ ˚☂︎࣪⋅ 。\ | /。˚☂︎࣪ 。\ | / 。˚☂︎࣪࣪⋅ . Mimpi itu abs...