Dream 3

350 25 0
                                        

Saat ini, dua pasang kekasih itu tengah berada di kamar milik Naren. Rencananya mereka akan menonton film horor yang direkomendasikan oleh sahabat mereka; Haekal.

Padahal besok hari Senin, bukannya tidur malah nonton film. Telat mampus!

Filmnya udah mulai 2 menit yang lalu. Dan selama 2 menit itu mereka masih menonton dengan tenang.

Memasuki menit ke 30, Alfian mengabsen semua binatang yang ada di kebun binatang karena dikagetkan oleh sosok yang muncul secara tiba-tiba. Sementara tiga orang lainnya masih menonton dengan tenang. Alfian kemudian mengubah posisinya yang tadinya tidur menjadi duduk dibelakang Naren, lalu menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher kekasihnya.

"Woi udahan napa, udah malem ini besok sekolah." ucap Alfian gemetar, dia takut.

Diantara mereka berempat, Alfian salah satu orang yang paling penakut jika diajak menonton film horor.

"Nanggung Al, bentar lagi selesai." sahut Naren. Tangannya terangkat guna menepuk pelan kepala Alfian yang berada dibahunya. "Kalau kamu ga kuat, tidur aja." lanjutnya.

Alfian menggeleng, ia semakin mengeratkan pelukannya. "Gabisaaa... kebayang terus pas nutup mata." rengek Alfian.

Jenandra yang melihat temannya ketakutan langsung mem-pause film tersebut. "Udah kita lanjut besok aja. Kasian si Alpi sampe keringet dingin gitu."

Jenandra menggigit pipi bagian dalamnya; manahan tawanya yang hampir meledak saat bersitatap dengan Alfian. Seneng banget Jenandra ngeliat Alfian kayak gini. Tapi karena sudah tidak kuat menahan tawanya, akhirnya Jenandra melepaskannya begitu saja.

Si kembar menatap heran cowok kelahiran april itu. "Kerasukan lo Jen?" tanya Naresh.

Yang ditanya menggeleng. Ia menunjuk ke arah Alfian yang sedari tadi menatapnya tajam. "Muka Alpi lawak banget anjir." ucapnya masih dengan tawa yang belum mereda.

Naren menoleh ke arah kekasihnya, ia melihat wajah kekasihnya yang berkeringat dan matanya yang sedikit berair. "Heh kamu nangis Al?"

Alfian menggeleng pelan sambil mengusap matanya.

"Kalian balik sana. Tidur dah malem, besok sekolah." ucap Naren mengusir dua orang itu.

Naresh segera mematikan laptopnya dan beranjak keluar meninggalkan kamar Naren, lalu disusul oleh Jenandra.

— DREAM —

Paginya, Naren bangun terlebih dahulu. Ia berdiam diri sebentar sembari mengumpulkan kesadarannya selama beberapa detik. Kemudian ia beranjak menuju kamar mandi untuk bersiap-siap ke sekolah.

Selang beberapa menit, akhirnya Naren selesai dengan acara membersihkan badannya. Ia melirik ke arah ranjang dimana terdapat kekasihnya yang masih tidur dengan tenang.

"Al bangun. Udah pagi." ucap Naren sambil menggoyangkan lengan Alfian. Alfian yang dasarnya sensitif saat sedang tertidur langsung terbangun dengan gampangnya.

Alfian mendudukkan dirinya di pinggir ranjang. Tangannya ia angkat untuk memeluk pinggang ramping Naren. Tenang, Naren udah menggunakan seragam lengkap. Naren memainkan tangannya di rambut Alfian.

"Sana mandi. Aku tunggu dibawah." ucap Naren sambil menarik tangan Alfian agar berdiri lalu mendorong tubuh tinggi pacarnya ke dalam kamar mandi. Setelah itu Naren keluar dari kamarnya menuju dapur untuk sarapan.

"Pagi Yah, Pi" sapanya saat dirinya tiba di meja makan. Tidak lupa ia mengecup pipi Papi Win sekilas. Kebiasaan si kembar di pagi hari.

Ia pun menarik kursi di sebelah Ayahnya yang sedang membaca koran pagi. "Serius banget Yah bacanya." ucapnya saat sudah mengambil posisi duduk disebelah Yudha.

"Alpi mana Ren?" tanya Winata yang masih sibuk menyiapkan sarapan.

"Masih siap-siap pi, paling bentar lagi turun."

Tepat saat Naren menyelesaikan perkataannya, Alfian turun bersamaan dengan Naresh dan Jenandra. Lalu mereka bertiga bergabung di meja makan untuk sarapan bersama.

Mereka sarapan dengan tenang. Yudha mengajarkan kepada anak-anaknya agar tidak berbicara saat makan.

Selang beberapa menit, mereka telah menyelesaikan sarapannya. Naresh beranjak dari kursinya untuk mencuci piring yang mereka semua gunakan. Kebetulan hari ini Naresh mendapat giliran untuk mencuci piring.

"Ayo berangkat." ajak Naresh saat dia sudah menyelesaikan pekerjaannya. "Jen kita berangkat pake motor ku aja ya." lanjutnya.

"Iya. Ayah Papi, kita berangkat dulu ya." pamit Jenandra.

"Iya, hati-hati. Jangan ngebut." pesan Winata.

"Kalau gitu Naren sama Alpi juga berangkat ya Yah, Pi." ucap Naren ketika ia sudah selesai meminum susunya.

"Iya, hati-hati ya." kata Winata sambil mengusap pinggiran bibir Naren yang terdapat sisa susu yang ia minum tadi.

Mereka berempat mengangguk, lalu berangkat menggunakan kendaraan masing-masing. Jenandra Naresh berangkat menggunakan motor hitam milik Naresh, sedangkan Alfian Naren menggunakan mobil hitam Alfian.

dream - guanren [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang