Kemarin setelah mengantarkan anak bapak Yudha pulang dengan selamat, Alfian langsung pulang ke rumah nya. Tadinya sih mau nginap, cuma dia baru inget ternyata ada tugas yang harus dikumpul hari ini.
Jarak rumah Adhitama dan Sanjaya bisa dibilang tidak begitu jauh, hanya memakan waktu 10 menit. Sampai di rumahnya Alfian langsung naik ke kamarnya lalu mandi.
15 menit kemudian Alfian baru keluar dari kamar mandi. Tapi bukannya langsung ngerjain tugasnya, si cowok tiang ini malah membuka aplikasi game yang ada di ponselnya. Bersama Jenandra, ia bermain game hingga jam menunjukkan pukul 3 pagi.
Alhasil, Alfian tidak mengerjakan tugasnya. Dan disinilah dia sekarang, di depan pintu kelas dengan kaki kiri yang diangkat dan tangan yang berada di telinga, bareng Jenandra tentu saja. Alfian sama Jenandra dihukum, dilarang masuk kelas sampai jam istirahat berbunyi.
Sebenarnya tadi hukuman mereka berdua bukan cuma berdiri di depan kelas, tapi disuruh bersihin taman belakang sekolah yang luasnya bikin ngelus dada. Cuma ya dengan segala jurus yang dikeluarkan oleh dua cowok itu, akhirnya Pak Zulkidin meringankan hukuman mereka.
"Kaki gue pegel jir. Ini ga boleh ganti kaki pake yang kiri?" tanya Jenandra kearah Alfian.
"Ini juga gara-gara lo ye babi, ngajakin gue nge game sampe subuh." balas Alfian, gak nyambung sama pertanyaan Jenandra.
Jenandra yang gak terima pun ngebalas ucapan Alfian, "Dih kok nyalahin gue? Lo nya nge iya in ajakan gue, berarti bukan salah gue dong."
Pak Zul yang mendengar keributan dari arah luar kelas langsung menghampiri mereka berdua.
"Ribut terus, saya nikahin kalian berdua tau rasa kalian." ucap Pak Zulkidin menghentikan perdebatan mereka.
"Nikahin aja pak." sahut Hyangga, anak kelas sebelah yang juga merupakan teman Alfian dan Jenandra
Alfian dan Jenandra melirik satu sama lain, "Najis." ucap mereka bersamaan.
— DREAM —
Bel yang ditunggu-tunggu oleh Alfian dan Jenandra akhirnya berbunyi. Mereka berdua langsung berlari menuju kantin, mengabaikan Pak Zul yang masih ada di dalam kelas mereka. Pak Zul hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan dua anak muridnya itu.
Sesampainya di kantin mereka langsung mengambil pesanan mereka yang sudah di pesan tadi sebelum jam pelajaran pertama dimulai. Setelah mengambil pesanan, dua cowok itu segera menuju tempat dimana biasa mereka makan.
"Dicariin ke kelas tau nya udah nangkring disini." ucap Naresh setelah mendudukan dirinya di sebelah Jenandra.
"Kamu dihukum kenapa?" tanya Naren ke Alfian. Naren tau pacarnya dihukum karena kelas mereka berseberangan.
Alfian menoleh ke arah Naren, "Lupa buat tugas." jawab Alfian saat makanan yang ada di mulutnya habis.
"Nge game kan lo berdua kemaren?" tanya Naresh. Mereka berdua mengangguk mengiyakan.
Setelah itu tidak ada percakapan lagi diantara mereka. Semuanya fokus pada makanan masing-masing sampai habis.
— DREAM —
Jam istirahat sudah selesai beberapa menit yang lalu. Sekarang si kembar Adhitama beserta pacar mereka sedang berada di taman belakang sekolah.
Tadi sebelum bel masuk berbunyi ada pengumuman bahwa semua guru sedang rapat mengenai study tour yang akan dilaksanakan dua hari lagi. Jadi semua kelas mendapatkan jam kosong.
Keadaan taman belakang sekolah tidak begitu sepi. Ada sekitar 10 orang murid yang sedang mencari angin segar disana, termasuk mereka berempat.
"Yang, nanti pulang sekolah beli perlengkapan buat tour yok." ajak Alfian ke pacar mungilnya yang diangguki oleh si mungil.
"Nitip deh Ren, nanti sebagai gantinya gue yang nyiapin perlengkapan lo." kata Naresh. Naren ngangguk lagi.
Ngangguk mulu Ren, awas copot kepalanya.
"Gue juga-"
Belum sempat Jenandra menyelesaikan ucapannya udah dipotong duluan sama Alfian. "Kaga. Lo beli sendiri sono."
"Dih anjir. Anggap aja ini sebagai tanda perminta-maafan lo ke gue."
"Konteks?"
"Lo udah bikin gue dihukum."
"Lah itu juga salah lo ye babi. Siapa suruh ngajakin gue nge game sampe pagi?"
"Ya lo ngapain nge iya in ajakan gue?"
"Mana gue tau anjir bakal mabar sampe pagi."
"Berarti itu salah lo-"
"RIBUT RIBUT GUE NIKAHIN JUGA LO BERDUA." ucap Naren yang udah muak dengar bacotan dua orang disebelahnya. "Udah gak ada nitip-nitipan. Nanti pulang sekolah kita belanja bareng." final Naren.
Setelah itu Naren menarik tangan kembarannya untuk pergi dari sana. Lebih baik dia diem di kelas daripada dengerin itu dua orang ngebacot.
"Lah kok pada mau nikahin kita?" tanya Jenandra saat mendengar ucapan Naren. "Lo mau nikah sama gue?" lanjut nya.
Alfian natap Jenandra dengan pandangan najis nya, "KAGA ANJIR NAJIS."