Dream 14

118 12 7
                                    

Setelah drama di tengah pusat perbelanjaan tadi, Naren mengajak kembarannya untuk membeli kopi kesukaannya agar si kelinci bisa kembali tenang. Selain suka dengan makanan manis, si kembar Na juga sangat suka dengan minuman yang bernama kopi.

Sampai disana, Naren menyuruh Jenan serta kembarannya untuk mencari tempat duduk, sementara dirinya dan Alfian akan memesan kopi untuk mereka berempat.

"Ren, 8 ya." Ucap Naresh sembelum mencari tempat duduk.

"Gak!" Tolak Naren.

Naresh cemberut mendengar jawaban kakak kembarnya. "Naren~ sekali aja ya."

"Nggak Naresh! Minggu lalu lo udah beli ya!"

Naresh berdecak kesal lalu melangkahkan kaki nya menuju tempat duduk paling pojok, hanya itu yang tidak terisi pelanggan. Naren hanya bisa menghela nafas melihat tingkah laku saudaranya. Setelah perdebatan kecil itu, Naren segera memesan empat cup kopi dengan ukuran sedang.

"Totalnya jadi 160, Kak." Ucap kasir.

Alfian mengeluarkan 2 lembar uang berwarna merah lalu menyerahkannya kepada kasir tesebut.

"Nanti split bill aja." Ucap Alfian saat melihat tatapan sang kekasih. Naren mengangguk mengiyakan.

"Oke."

Setelah menerima kembalian, mereka berdua pergi ke tempat dimana Jenandra dan Naresh duduk. Disana terlihat Naresh yang sedang merajuk dan Jenandra yang sedang menghibur kekasihnya.

"Mulut lo biasa in aja Na, udah kayak bebek lo gitu." Ucap Naren begitu sampai di depan saudara kembarnya.

Naresh mengangkat kepalanya menatap kembarannya sebentar lalu kembali menunduk untuk bermain game di ponselnya.

Ide jahil terlintas di otak Naren saat melihat Naresh fokus pada game. Ia mengeluarkan ponselnya dan mencari nama Naresh disana.

"NAREN ANJING!" Teriak Naresh saat nama kembarannya muncul di layar ponselnya. Ia membanting ponselnya diatas meja.

Naresh yang dasarnya sudah badmood malah nambah badmood gara-gara Naren yang notabennya saudara kembarnya. Kalau bukan saudara kembar udah Naresh ajak gelud, bener dah.

Beberapa detik setelahnya, seorang pelayan datang dengan membawa nampan yang berisi empat gelas kopi. Pelayan tersebut meletakan nampan itu diatas meja lalu kembali ke tempat nya, tak lupa Naren mengucapkan terima kasih kepada pelayan tersebut.

"Nih minum. Marah-marah mulu, nanti lo cepet tua terus Jenan berpaling sama cewek tadi." Ucap Naren sembari menyerahkan satu kopi untuk Naresh.

Naresh yang mendengar itu langsung melayangkan tatapan tajam untuk saudaranya.

"Bercanda Na.. natap nya biasa aja dong." Jujur Naren takut dengan tatapan Naresh yang seperti itu.

"Udah! Mending kita balik, Pak Cahyo udah nyuruh balik. Katanya sejam lagi kita pulang." Ucap Alfian setelah membalas pesan dari Pak Cahyo.

"Lah kopi nya belum abis."

"Ya di bawa lah Jenaaannnn." Gemas Alfian. Otaknya Jenandra kenapa pendek banget sih? :(

"Oke. Yaudah yuk, nunggu apalagi?"

Setelah itu mereka berempat kembali ke hotel dengan menggunakan kendaraan yang mereka sewa.

- DREAM -

Sesampainya mereka di hotel, ternyata bus yang akan membawa mereka pulang sudah terparkir rapi di halaman hotel. Beberapa siswa sudah berada di lobi menunggu yang lain keluar.

Si kembar beserta kekasih mereka berlari masuk ke dalam, menuju kamar hotel untuk mengambil barang bawaan mereka. Untung saja kemarin malam Naren berinisiatif untuk menyuruh penghuni kamar tersebut berbenah.

"Gak ada yang ketinggalan kan?" Naren bertanya memastikan, yang di balas gelengan oleh Alfian dan Jenandra.

"Naresh?" Tanya Naren.

"Nggak."

Setelah mengatakan itu Naresh keluar tanpa menunggu yang lain. Ia berjalan keluar sambil menyesap kopi miliknya yang masih tersisa.

Jenandra menghela nafas melihat kekasihnya. "Susah ini. Lo sih Ren, udah tau mood adik lo lagi gak bagus, masih ada di jailin."

Naren mendongak menatap Jenandra setelah mendengar suaranya. "Ya maaf."

"Udah yok keluar. Kita pikirin cara ngebujuk Naresh nanti aja." Ucap Alfian sambil mendorong dua orang yang berdiri di depannya.

Saat mereka sampai di lobi hotel, semua siswa sudah naik ke bus masing-masing. Selama apa mereka ngobrol di dalam tadi? Sampai-sampai semua teman mereka sudah tidak ada di lobi.

Dengan langkah yang tergesa, Naren, Alfian, dan Jenandra melangkah menuju bus yang sebelumnya mereka tumpangi.

"Kalian kenapa lama?" Tanya Pak Cahyo saat mereka bertiga masuk ke dalam bus.

"Anu.. Tadi lagi diskusiin cara biar kelinci saya gak ngambek lagi." Sahut Jenandra sambil melihat ke arah Naresh.

"Oh ya sudah."

Setelah itu mereka bertiga berjalan menuju tempat duduk masing-masing. Kali ini Naren tidak duduk bersama Alfian, melainkan bersama kembarannya. Naren punya misi untuk memperbaiki mood saudaranya ini.

Naresh menoleh saat merasa ada yang duduk di sebelahnya. Mengetahui siapa yang duduk, ia kembali menoleh ke arah jendela memperhatikan kendaraan yang berlalu-lalang di jalanan besar sana. Naren yang berada di sebelahnya menarik pelan lengan baju yang ia kenakan.

"Apasih?" Naresh bertanya dengan nada ketus.

"Naaa~ minta maaf. Nanti Naren beliin kopi yang Nana mau deh tapi pake duit Jenan." Bujuk Naren yang diakhiri kekehan kecil dari bibirnya.

Jenandra yang merasa dirinya disebut langsung menoleh kebelakang. "Apa apaan?"

"Oh jadi kamu ga mau?" Naresh angkat suara mendengar protes dari Jenandra.

"Mau sayang mau." Jawab Jenandra pasrah. Tak apa, demi kelinci kesayangannya. Lagian duit papa nya tidak akan habis hanya untuk membelikan kekasihnya kopi.

"Nah gitu dong. Lo udah gak ngambek kan Na?" Tanya Naren yang dibalas gelengan oleh Naresh.

Karena misinya untuk membujuk Naresh berhasil, ia akan kembali duduk bersama kekasihnya.

"Bagus. Jen pindah, gue mau sama Alpi." Ucap Naren sambil bangun menuju tempat Jenandra.

"Gak mau. Gue juga mau sama Aa' Alpi." Sahut Jenandra, tangannya ia bawa untuk melingkar di lengan Alfian.

Alfian yang melihat itu bergidik ngeri, ia langsung mendorong badan Jenandra agar tidak menempel dengannya. "Najis, monyet. Pergi lo jauh jauh."

"Aa Alpi jahat sama Jenan." Jenandra berucap dengan mulut yang dimajukan.

"NAJIS BANGET JENAN. KELUAR LO DARI SINI." Teriak Haekal saat ia menolehkan kepalanya ke belakang.

"MATI DONG GUE KALAU KELUAR SEKARANG." Balas Jenandra berteriak.

"DIEM MONYET. BERISIK BENER!" Hyangga yang sedari tadi mendengarkan musik ikut berteriak. Meskipun ia menggunakan earphone di telinganya, tapi jujur suara teman-temannya masih bisa ia dengar.

- DREAM -

siapa dah liat alin nge react video nya injun???????

ANJIRRRR GA NYANGKA TERNYATA MEREKA DEKET😞😞😞 MANA TADI ALIN BILANG BAKAL NGIRIMIN INJUN PESAN😳😳

hah.....

dream - guanren [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang