Dream 17

105 13 0
                                    

Alfian langsung membuka pintu kamar kekasihnya begitu ia tiba di sana. Ia melangkah masuk ke dalam untuk menemui kekasihnya. Tapi ia tidak menemukan siapa pun di dalam sana.

"Sayang, kamu dimana?" Panggil Alfian.

"Di dalem Al." Sahut Naren dari dalam kamar mandi.

Alfian merebahkan dirinya di atas kasur sembari menunggu kekasihnya keliar dari kamar mandi. Ia meletakan ponselnya di atas nakas lalu mengambil novel milik Naren yang ada disana.

Setelah beberapa menit, Naren keluar dari kamar mandi dengan celana hitam selutut dan baju hitam yang kebesaran di tubuh mungilnya. Ia berjalan menghampiri Alfian yang sedang membaca novel di atas kasur.

"Al." Panggilnya membuat fokus Alfian buyar.

"Sayang, sini."

Alfian duduk di tepi kasur lalu merentangkan tangannya membawa kekasihnya ke dalam pelukannya. Dengan sedang hati Naren membalas memeluk kepala Alfian. Alfian mengeratkan pelukannya seakan-akan tidak ada hari esok untuk memeluk kekasihnya.

"Al, kamu kenapa?" Tanya Naren saat merasakan pekukan kekasihnya semakin erat.

"Bau bayi. Aku suka."

Tangan Naren terangkat untuk mengelus pelan rambut Alfian. Sedangkan Alfian memejamkan matanya, merasakan usapan lembut kekasihnya. Nanti apa bisa ia merasakan ini lagi? Entahlah.

Alfian melepas pelukannya, menatap wajah manis kekasihnya dari bawah. Ia membawa tangan kanannya untuk mengelus pelan pipi tembam milik Naren. Sesekali ia cubit pelan ata ia tekan sehingga bibir Naren menjadi sedikit maju karena ulahnya.

"Sakiiittt!"

Naren menyingkirkan tangan besar kekasihnya dari pipinya. Ia menarik Alfian agar berdiri, lalu menyerahkan handuk yang ia gunakan tadi ke Alfian. Bermaksud menyuruh Alfian untuk meletakan handuk kecil itu di keranjang kotor yang ada di kamar mandi, sekaligus menyuruh Alfian untuk membersihkan badannya karena hari sudab sore.

"Sana mandi, kamu bau." Ucap Naren sambil menutup hidungnya.

Alfian menciumi badannya, tidak bau. Namun ia tetap melaksanakan perintah kekasihnya untuk mandi.

Sembari menunggu Alfian selesai mandi, Naren memilih untuk memainkan ponsel kekasihnya yang tergeletak di atas nakas. Ia membuka satu per satu aplikasi yang ada di ponsel Alfian, tidak ada yang mencurigakan.

Bosan melihat isi chat kekasihnya, Naren membuka galeri. Senyum terbit saat ia melihat salah satu folder foto yang dinamai 'love'. Ratusan fotonya bersama sang kekasih tersimpan disana. Naren baru pertama kali melihat folder ini di galeri kekasihnya, mungkin baru di buat.

Asik dengan ponsel kekasihnya, sampai-sampai ia tak menyadari kekasihnya sudah menyelesaikan kegiatan mandinya.

"Sayang, ngapain kamu senyum-senyum sendiri?" Tanya Alfian sambil menghampiri kekasihnya.

Naren menggeleng, "Kamu kapan buat ini, Al?" Tanya Naren sambil memperlihatkan ponsel milik kekasihnya.

Alfian menatap ponsel miliknya lalu tersenyum tipis.

"Dua hari yang lalu. Waktu kita di hotel, aku gak bisa tidur. Jadi aku nyusun foto-foto kita terus aku buatin folder khusus." Jelas Alfian.

Alfian mengangkat tubuh mungil kekasihnya untuk di dudukan di pangkuannya. Tidak susah, karena Naren tidak terlalu berat.

Tenang, Alfian sudah menggunakan pakaian lengkap.

"Mau liat yang lain lagi gak?"

"Yang lain?"

dream - guanren [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang