Who?

10 3 2
                                    

"Aku mengetuk pintu kamarmu berkali-kali tapi kau tidak juga membukakan pintu," kata Manajer Lee keesokan paginya saat mereka sedang sarapan di ruangan Chanyeol.

Sebagai seorang artis kelas atas, Chanyeol mendapatkan fasilitas Royal Suite di hotel itu. Ruangannya berkali lipat lebih luas dan besar dari ruangan Gayoung, maupun Manajer Lee. Menurut Gayoung tempat itu sudah hampir seperti sebuah rumah. Selain kamar tidur, ruangannya juga memiliki ruang tamu, ruang kerja dan bahkan kolam renang pribadi.

"Aku tak ingin makan sendirian." begitu kata Chanyeol saat mengajaknya dan Manajer Lee untuk sarapan bersama di ruangannya.

Hotel berbintang lima memang berbeda, jauh berbeda. Kedua mata Gayoung sampai tak ingin berkedip melihat kemewahan ruangan itu. Pikirannya buyar ketika mendengar suara Manajer Lee yang kembali berbicara pada Chanyeol.

"Ke mana kau semalam?" Manajer Lee menyambung ucapannya.

"Hanya berkeliling sebentar di sekitar sini," sahut Chanyeol santai.

Gayoung tidak berkomentar, walaupun sebenarnya ia tahu bahwa Chanyeol berbohong saat mengucapkan kata 'di sekitar sini'. Kenyataannya, mereka sempat berkeliling kota dengan bus umum. Tapi ia tetap bersikap biasa saja, menikmati sarapannya yang lezat, seperti tidak mendengarkan apa pun.

Manajer Lee melirik Chanyeol sekilas, lalu memasukkan potongan roti ke mulutnya. "Sendirian?"

Chanyeol menggelengkan kepala. "Aku pergi dengannya," jawabnya sambil menggerakkan kepala ke arah Gayoung tanpa melihatnya.

Mendengar jawaban Chanyeol, Manajer Lee langsung meletakkan alat makannya ke atas meja dan menatap mereka berdua bergantian. "Kalian pergi berdua?" ulangnya setelah mengembuskan nafas dengan keras.

Chanyeol tidak menjawab lagi, begitu pula dengan Gayoung. Ia masih diam, tidak berani mengatakan apa-apa sejak tadi. Setelah melihat ekspresi Manajer Lee ia semakin tidak berani berbicara.

"Apa kalian sudah lupa dengan perkara kalian di Korea? Bagaimana kalau ada penggemar lokal yang melihat kalian di sini?" omel Manajer Lee kesal.

"Maaf, ini salahku. Aku yang mengajaknya berkeliling di luar sebentar karena penasaran." sela Gayoung.

Chanyeol yang mendengar ucapannya terkesiap dan langsung melempar tatapan kaget ke arahnya. Tapi Gayoung memberikan isyarat dengan tangannya di bawah meja pada Chanyeol agar pria itu tidak membantah.

Manajer Lee menghela nafas panjang. "Moon Gayoung ssi, sebenarnya sejak awal aku tidak setuju kau ikut dengan kami. Tapi karena Chanyeol terus memaksa, makanya aku setuju." ujarnya sedikit ketus.

Gayoung melihat Chanyeol ingin membantah ucapan manajernya, tapi Gayoung segera menahan dengan isyarat. Ia tidak ingin melihat pertikaian pagi-pagi, apalagi di meja makan.

"Sebaiknya kau memperhatikan sikapmu, Nona Moon. Aku tidak ingin artisku kembali menghadapi masalah. Ini juga demi kebaikanmu."

Gayoung mengangguk sambil menundukkan kepala. "Aku mengerti, Tuan Lee. Maafkan aku." gumamnya.

Chanyeol menuruti isyarat Gayoung, ia tidak melawan. Tapi wajahnya berubah cemberut sepanjang sarapan. Gayoung hanya melirik ke arahnya sambil tersenyum kecil.


***


Mereka sudah tiba di gedung besar tempat konser Park Chanyeol akan diselenggarakan. Para kru yang bertugas sibuk mempersiapkan peralatan. Manajer Lee tampak berbicara dengan seorang pria berkepala botak yang lebih tinggi darinya sambil sesekali menunjuk ke arah panggung. Sedangkan Park Chanyeol, pria itu duduk di belakang panggung setelah beberapa kali melakukan tes suara.

[TAMAT] The First MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang