Anger

101 11 3
                                    

Sebuah pukulan keras mendarat di pipi kanan Park Chanyeol hingga ujung bibirnya mengeluarkan darah. Ia menyentuh lukanya dengan ujung jempolnya dan meringis pelan. Cukup perih. Tapi Chanyeol berusaha untuk tetap tenang dan tidak melawan. Mungkin pukulan ini belum seberapa jika dibandingkan dengan apa yang telah terjadi pada Moon Gayoung malam itu. Ia tak tahu siapa Do Kyungsoo bagi gadis itu. Tapi ia yakin, lelaki itu mempunyai perasaan yang berbeda pada Moon Gayoung hingga membuatnya begitu marah.

"Do Kyungsoo!" seru Gayoung sembari memisahkan kedua orang itu. Gadis itu menatap Kyungsoo lelah. "Apa yang kau lakukan?!"

"Aku ingin memberinya pelajaran! Apa aku salah?" Lelaki itu balas bertanya dengan nadanya yang tak kalah meninggi.

Gayoung mendesah keras dan terduduk di sofa. "Pulanglah." ucapnya pelan.

Kyungsoo menatapnya tak percaya.

"Aku mohon pulanglah. Aku akan menjaga diriku sendiri dengan baik." ulangnya sekali lagi, penuh penekanan.

Kyungsoo mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya. Melihat Gayoung yang terlihat begitu kelelahan membuatnya tidak tega. Meskipun amarah tengah berkelebay dalam dirinya, ia tetap berusaha menahannya. Suatu saat nanti ia pasti akan memberi pelajaran pada Chanyeol. "Oke," jawabnya seraya melemparkan tatapan tajam ke arah Chanyeol. "hubungi aku jika kau memerlukan sesuatu." lanjutnya seraya membalikkan tubuhnya dan beranjak pergi.

Kini hanya tersisa dirinya dan Chanyeol di rumahnya. Setelah Kyungsoo pergi, Gayoung mendekati pria itu. "Kau baik-baik saja?" tanyanya.

Chanyeol menganggukkan kepala. "Aku baik-baik saja."

Melihat luka kecil yang ada di ujung bibir Chanyeol membuatnya meringis. Ia pergi ke ruang tengah dan kembali dengan membawa kotak obat. "Aku akan mengobati lukamu. Duduklah." ucapnya.

Chanyeol tertegun sejenak. Entah apa yang membuatnya langsung menuruti keinginan gadis itu. Ia duduk di sofa dan membiarkan Gayoung mengobati luka di sudut bibirnya.

***

Bantingan pintu yang terdengar cukup keras membuat ibu dan neneknya terkejut. Kedua wanita yang sudah cukup berumur itu spontan menoleh ke arah suara itu berasal. Ibunya langsung mengomelinya, tapi ia mengabaikannya. Yang saat ini ingin dilakukannya hanya segera masuk ke kamarnya.

"Kyungsoo-ah," panggil neneknya.

Langkah kakinya langsung berhenti. Ia menoleh ke arah mereka.

"Apa kau baru saja dari rumah Gayoung? Kemarilah. Ceritakan pada kami apa yang sebenarnya terjadi."

Kyungsoo mendengus pelan. "Entahlah. Aku lelah. Selamat malam." sahutnya sembari berlari ke kamarnya yang berada di lantai dua.

Kyungsoo menutup rapat pintu kamarnya. Ia merasa sedikit tenang setelah berada di dalam ruangannya sendiri.

Ia duduk di tepi tempat tidurnya dan termenung. Mengingat sikap Gayoung padanya tadi benar-benar membuat dadanya terasa nyeri. Gadis itu terlihat benar-benar marah padanya. Padahal ia berharap, kehadirannya tadi setidaknya dapat mencairkan sedikit ketegangan di antara mereka setelah perdebatan sore tadi. Tapi ia justru membuat gadis itu semakin marah.

"Aku mohon pulanglah. Aku akan menjaga diriku sendiri dengan baik."

Kyungsoo mengacak rambutnya dengan kedua tangannya. Ia kemudian merebahkan dirinya di atas kasur dan menatap langit-langit kamar. Apa sang bintang terkenal itu sudah pergi dari rumah Gayoung? Atau mungkin ia masih berada di sana? Apa yang sedang mereka lakukan? Ia sungguh tak dapat memikirkannya. Bagaimana bisa Gayoung lebih memilih pria yang baru dikenalnya itu daripada dirinya, sahabatnya sejak kecil? Tak sadarkah gadis itu jika dirinya merasa sangat takut akan kehilangannya?

***

to be continued..

[TAMAT] The First MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang